Hormon Menyusui Yang Membantumu dan Bayi Rileks Selama Menyusui

Tahukah kamu, ternyata hormon yang diperlukan pada sesi menyusui ternyata memiliki berbagai manfaat tidak hanya untuk memproduksi ASI saja, namun juga membantu ibu dan bayi. Kedua hormon yaitu Oksitosin dan Prolaktin saling bekerjasama untuk memberikan sentuhan rasa nyaman dan rileksasi tubuh. Keduanya berperan sebagai salah satu upaya tubuh membantu Ibu dan bayi.

 

Oksitosin si Hormon Cinta

Oksitosin sebagai hormon cinta memberikan keterikatan dan hubungan bonding antara Ibu dan bayi sejak awal kelahiran. Hormon ini yang membangunkan secara biologis, intuisi Ibu merawat dan melindungi buah hati. Dengan bonding yang diciptakan hormone oksitosin, menyusui akan menjadi perjalanan menyenangkan untuk dinikmati bersama.

Oksitosin membuat sel-sel mioepitel di sekitar alveoli berkontraksi. Hal ini membuat susu, yang terkumpul di alveoli, mengalir dan mengisi saluran ASI. Refleks oksitosin juga terkadang disebut “letdown reflek (LDR)” atau “refleks ejeksi susu“.

Oksitosin mulai bekerja saat Ibu mengharapkan untuk menyusui serta saat bayi menyusu. Refleks tersebut menjadi terbiasa dengan sensasi dan perasaan kita, seperti menyentuh, mencium atau melihat bayinya, atau mendengar bayi menangis, atau memikirkan dengan penuh kasih sayang.

Jika seorang ibu merasakan sakit yang parah atau kesal secara emosional, refleks oksitosin dapat terhambat, dan ASI-nya dapat tiba-tiba berhenti mengalir dengan baik. Jika ia menerima dukungan, dibantu untuk merasa nyaman dan membiarkan bayi terus menyusu, ASI akan mengalir lagi. Inilah sebab mengapa, stress dan perasaan mood yang nyaman tentunya mempengaruhi produksi ASI.

Penting untuk kita ingat adalah refleks oksitosin, reflek inilah yang membuat Ibu enggan jauh dari bayi. Sehingga merasa selalu ingin menempel, tetap bersama dan menyukai kegiatan skin to skin.

Oksitosin membuat rahim ibu berkontraksi setelah melahirkan dan membantu mengurangi pendarahan. Kontraksi tersebut dapat menyebabkan nyeri rahim yang parah saat bayi menyusu selama beberapa hari pertama.

Saat mempersiapkan proses kelahiran, hormon ini akan meningkat. Sehingga kelenjar yang ada pada payudara dan saluran ASI berkontraksi dan mengeluarkan ASI pertama pada putting payudara, kolostrum.

 

Oksitosin memberikan manfaat besar, terutama memperkuat ikatan Ibu dan bayi. Maka inilah alasan mengapa oksitosin sering dikaitkan dengan hormon cinta atau mother hormone (hormon keibuan).

Selain itu, ikatan emosional dibangun oleh Oksitosin selama proses melahirkan dan menyusui. Sehingga membantu berkurangnya stress, meningkatkan kualitas hubungan dan menurunkan risiko depresi paska melahirkan pada Ibu.

Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada prolaktin. Oksitosin membuat ASI yang sudah ada di payudara mengalir untuk menyusui saat ini, dan membantu bayi mendapatkan ASI dengan mudah. ​​Oksitosin mulai bekerja saat kita mengharapkan untuk menyusui dan juga saat bayi menyusu.

 

Tanda-tanda refleks oksitosin aktif yaitu:

  1. Adanya sensasi kesemutan di payudara sebelum atau selama menyusui
  2. ASI mengalir dari payudaranya saat memikirkan bayi atau mendengar tangisannya
  3. ASI mengalir dari payudara yang lain saat bayi menyusu
  4. ASI mengalir dari payudara yang lain jika menyusu terputus. Yatu ketika bayi melakukan hisapan dan menelan yang lambat dan dalam. Hal ini artinya menunjukan terjadinya proses LDR
  5. Nyeri rahim atau keluar darah dari Rahim
  6. Sering merasa haus atau setiap kali menyusui atau memompa ASI

Hormon Prolaktin

Bila kamu merasa kebingungan apakah manfaat hormon prolaktin bagi diri kita dan bayi, maka ketahuilah bahwa inilah hormon yang memberikan dirimu rasa nyaman dan rileksasi.

ASI mengandung hormon prolaktin yang memberikan dukungan rasa kantuk pada Ibu dan bayi. Saat Ibu menyusui melepaskan hormon ini pada aliran darah sendiri saat menyusui, tubuh berangsur-angsur merasa adanya rilekasasi. Sehingga timbul rasa kantuk yang membuat ingin tidur lebih cepat dan mudah, baik malam maupun siang hari.

Prolaktin diperlukan untuk sekresi ASI oleh sel-sel alveoli. Kadar prolaktin dalam darah meningkat tajam selama kehamilan, dan merangsang pertumbuhan dan perkembangan jaringan payudara, sebagai persiapan untuk produksi ASI.

Namun, dikarenakan adanya hormone kehamilan yaitu progesteron dan estrogen, aksi prolaktin ditekan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Setelah melahirkan, progesteron dan estrogen turun dengan cepat, sehingg prolaktin mulai mengambil alih dan sekresi ASI dimulai.

Kadar prolaktin tertinggi sekitar 30 menit setelah dimulainya menyusui, jadi efek terpentingnya adalah menghasilkan ASI untuk menyusui berikutnya. Selama beberapa minggu pertama, semakin banyak bayi menyusu dan merangsang puting susu, semakin banyak prolaktin yang diproduksi, dan semakin banyak susu yang diproduksi.

Efek ini sangat penting pada saat laktasi mulai terbentuk. Meskipun prolaktin masih diperlukan untuk produksi ASI, setelah beberapa minggu tidak ada hubungan yang erat antara jumlah prolaktin dan jumlah ASI yang diproduksi. Namun, jika ibu berhenti menyusui, sekresi ASI juga akan berhenti, dan lama kelamaan ASI akan mengering.

Prolaktin juga membantu menenangkan dan menyejukkan sistem saraf selama menyusui. Hal inilah yang memungkinkan periode pascapersalinan yang lebih damai dan semakin rileks tubuh kita, semakin mudah bagi kita untuk tertidur dan tetap tertidur.

Dengan dukungan dan bantuan hormon ini, membantu kita mengatasi waktu istirahat yang sulit terutama di awal kelahiran dimana pla tidur bayi masih belum sempurna. Dengan tidur yang cukup, kita mampu mengatasi stres sebagai ibu baru, tetapi ibu yang menyusui cenderung lebih mampu mengatasinya karena mereka dituntut untuk duduk dan menjalin ikatan, kontak kulit dengan bayi 8-12 kali sehari.

Menyusui adalah kegiatan yang melelahkan. Rasa kelelahan yang kita rasakan adalah valid. Dikarenakan, setiap kali menyusui kita membakar 1000 kalori per hari, ditambah mengerahkan 25 persen energi tubuh untuk memproduksi ASI.

Saat terjadinya pelepasan prolaktin, hormon utama yang terlibat dalam produksi ASI, tubuh meningkatkan kadar dopamin dan oksitosin dalam tubuh, sehingga membuat merasa lebih rileks dan lelah.

 

Tips untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan mendukung pemulihan

Buatlah support system yang baik. Dengan support system yang mendukung, Ibu akan memiliki waktu lebih banyak untuk fokus pada merawat dan memulihkan diri.

  1. Buatlah perencanaan matang untuk paska melahirkan yang membutuhkan waktu pemulihan. Rencanakan dengan pasangan atau keluarga terdekat mengenai pekerjaan rumah, seseorang yang bisa membantu bergantian menjaga bayi, dan hal lainnya.
  2. Meskipun kita memiliki tanggungjawab pengasuhan yang besar, jangan melupakan kebutuhan dasar tubuh. Seperti makan, minum dan waktu istirahat yang cukup.
  3. Cari posisi nyaman agar memudahkan kita menyusui sambal beristirahat. Pastikan untuk melakukannya tidak di tempat duduk atau sofa atau dekat dengan benda-benda yang dapat membahayakan seperti selimut dan bantal besar.
  4. Diskusikan dengan konselor laktasi untuk tata cara dan bantuan lainnya bila mengalami kendala, tantangan atau membutuhkan informasi mengenai posisi menyusui
  5. Jangan ragu untuk membatasi kunjungan pada awal melahirkan. Berikan pengertian bahwa kita membutuhkan waktu untuk memulihkan diri dan istirahat.
  6. Meskipun sulit, perlahan coba lawan jadwal tidur bayi dengan memperkenalkan cahaya matahari sebagai tanda pagi hari. Lalu gelapkan ruang tidur pada saat malam untuk membantunya memahami waktu malam hari. Cara ini dapat membantunya mengenal waktu dan merubah jadwal tidur yang belum sempurna serta beradaptasi lebih cepat

Semangat Mom!

Teks : Stefanie

Mengenal Kolostrum : Likuid Emas Di Awal Kehidupan Bayi

Kolostrum merupakan ASI yang diproduksi pertama kali oleh kelenjar susu. Dikarenakan cairan ini terlihat tidak seperti ASI matang, masyarakat seringkali salah kaprah meragukan kandungannya. Sehingga praktik membuang kolostrum masih sering dijumpai di kalangan masyarakat.

Padahal, kolostrum merupakan nutrisi yang mengandung antibodi, anti oksidan dan nutrisi lainnya yang diperlukan pada bayi terutama di awal kelahiran. Nutrisi yang terkandung pada kolostrum membangun kekebalan tubuh bayi, sehingga melindunginya dari risiko-risiko berbahaya.

Kolostrum merupakan ASI pertama yang diproduksi tubuh sejak kehamilan.  Kolostrum terbentuk di kelenjar susu (payudara) dan berperan penting dalam membangun sistem kekebalan bayi. Kolostrum mengandung nutrisi tinggi seperti protein, vitamin, mineral, dan imunoglobulin (antibodi) yang membantu membangun sistem kekebalan bayi. Inilah sebabnya, kolostrum sering disebut “emas cair” atau “golden liquid,” karena warnanya yang keemasan dan kaya serta manfaatnya yang luar biasa.

Kolostrum dikeluarkan oleh kelenjar susu menjelang akhir kehamilan atau setelah melahirkan. Tampilannya sedikit berbeda dari ASI biasa dalam hal penampilan dan susunan nutrisinya. Kolostrum biasanya berwarna kuning tua atau oranye. Kolostrum juga dapat tampak putih, bening, atau lembut. Kolostrum biasanya memiliki konsistensi yang lebih kental dan bahkan mungkin mengandung sedikit darah. Produksi kolostrum dimulai sejak usia kehamilan 12 minggu.

Manfaat Utama Kolostrum

Kolostrum terdiri dari semua nutrisi penting pada awal kehidupan bayi. Manfaatnya antara lain adalah:

  1. Membentuk sistem pencernaan yang sehat
  2. Memberikan nutrisi yang ideal untuk bayi baru lahir
  3. Membantu belajar mengisap, menelan, dan bernapas selama menyusu
  4. Mudah dicerna
  5. Membantu membangun usus yang sehat dengan melapisi usus. Ini membantu mencegah bakteri berbahaya diserap.
  6. Membantu mencegah kadar gula darah rendah
  7. Memiliki efek pencahar, membantu pengeluaran meconium
  8. Mengurangi risiko penyakit kuning
  9. Memperkuat sistem kekebalan tubuh
  10. Transisi ke ASI

 

Secara biologis, tubuh kita di design selaras dengan kebutuhan bayi. Sehingga kita bisa melihat volume dan kebutuhan yang berubah-ubah selama menyusui. Kolostrum sendiri seringkali keluar dalam jumlah sedikit, meskipun demikian sangatlah bergizi dan mencukupi kebutuhan dasar bayi baru lahir. Perlu kita ketahui, bayi baru lahir tidak dapat mengonsumsi ASI dalam jumlah banyak segera setelah melahirkan, sesuai dengan ukuran lambungnya yang sangat kecil.

Akan tetapi masih membutuhkan vitamin, mineral, dan antibodi. Setelah perut bayi mengembang dan mereka dapat mengonsumsi lebih banyak ASI, tubuh akan mulai memproduksi lebih banyak susu dengan konsentrasi yang lebih rendah, sehingga aliran ASI pun meningkat.

Kolostrum diproduksi oleh tubuh selama kehamilan dan beberapa hari setelah melahirkan. Sekitar empat hari setelah melahirkan, kolostrum akan beralih ke ASI transisi, yang pada akhirnya akan menjadi ASI matang sekitar dua minggu setelah melahirkan. Peralihan dari kolostrum ke ASI transisi terkadang dikenal sebagai ASI yang “masuk”.

Payudara akan terasa lebih kencang, lembut, dan penuh. Ini adalah tanda pertama bahwa pasokan ASI seseorang telah meningkat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang baru lahir. Meskipun ASI matang akan mulai keluar setelah sekitar dua minggu, jejak kolostrum sering kali masih ada dalam ASI hingga enam minggu.

 

Bagaimana Kolostrum Terbentuk?

Kolostrum mengandung banyak protein dan rendah lemak serta gula. Kandungan ini mengandung sel darah putih yang menghasilkan antibodi. Antibodi ini memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi, dan bertugas melindunginya dari infeksi. Kolostrum sangat terkonsentrasi dan padat nutrisi bahkan dalam dosis kecil, sehingga perut bayi tidak membutuhkan banyak nutrisi untuk mendapatkan manfaatnya.

Kandungan nutrisi kolostrum antara lain:

  1. Imunoglobulin A (antibodi).
  2. Laktoferin (protein yang membantu mencegah infeksi).
  3. Leukosit (sel darah putih).
  4. Faktor pertumbuhan epidermal (protein yang merangsang pertumbuhan sel).
  5. Vitamin A. Warnanya berasal dari karotenoid (antioksidan) dan vitamin A. Vitamin A berperan penting dalam penglihatan, kulit, dan sistem kekebalan tubuh bayi.
  6. Magnesium, yang mendukung jantung dan tulang bayi, serta tembaga dan seng, yang juga mendukung kekebalan tubuh.

Bedanya Kolostrum dan ASI (Transisi dan Matang)

Meskipun sama-sama dikeluarkan tubuh kita, keduanya memiliki perbedaan yang perlu kita ketahui. Yaitu:

  1. Kolostrum mengandung imunoglobulin untuk meningkatkan sistem kekebalan bayidan melindunginya dari penyakit.
  2. Kolostrum mengandung protein dua kali lebih banyak.
  3. Kolostrum mengandung seng empat kali lebih banyak.
  4. Kolostrum lebih rendah lemak dan gula sehingga lebih mudah dicerna.
  5. Kolostrum lebih kental dan lebih kuning.

 

Mengenal Tahapan ASI

Terdapat tiga tahapan ASI yang akan kita lalui selama menyusui. Tahapan ini sebenarnya disesuaikan tubuh oleh kebutuhan bayi dimana semakin besar kebutuhan yang disalurkan tentunya akan berbeda dengan usia-usia sebelumnya. Tiga tahapan itu adalah kolostrum, ASI transisi dan ASI matang.

Kolostrum terjadi pada dua sampai empat hari awal kelahiran, sedangkan ASI transisi dimulai setelah empat hari kelahiran sampai dengan sekitar dua minggu. Yang terakhir, ASI matang terjadi setelah 14 hari menyusui hingga selesai menyusui.

Setelah sekitar tiga atau empat hari, kolostrum akan berubah menjadi ASI transisi. Ini sering disebut sebagai ASI yang “keluar”. Pada proses ini, payudara akan terasa kencang, lembut dan penuh. Kita juga merasa ASI mudah mengalir tanpa sebab atau setiap kali bayi menangis. Pada masa ini pencernaan bayi berkembang sehingga dapat menampung ASI lebih banyak. Saat ASI dan tubuh kita stabil, ASI transisi berubah menjadi ASI matang.

Yang merubah kolostrum menjadi ASI transisi adalah adanya hormon kehamilan yang dihasilkan oleh plasenta membantu memproduksi kolostrum. Hormon progesteron turun secara signifikan saat plasenta terpisah dari rahim (setelah bayi lahir). Penurunan progesteron ini

Aliran kolostrum dari puting lambat sehingga bayi belajar menyusu dengan seksama. Mempelajari cara menyusui membutuhkan latihan dan mengharuskan bayi untuk tidak hanya belajar mengisap dan menelan tetapi juga bernapas pada saat yang bersamaan.

 

Kehamilan dan Kolostrum

Tubuh memproduksi kolostrum antara 12 dan 18 minggu kehamilan. Kebanyakan perempuan akan mungkin mulai memproduksinya mulai dari satu sendok makan hingga satu ons dalam 24 jam pertama melahirkan.

Jumlah ini akan meningkat secara perlahan hingga ASI transisi keluar sekitar hari ketiga atau keempat. Dalam kebanyakan kasus, kita tidak akan tahu apakah memproduksi kolostrum, namun, sangat jarang terjadi jika tidak dapat memproduksi kolostrum.

Bila saat hamil kolostrum keluar, tidak selalu berarti persalinan akan segera terjadi. Keluarnya kolostrum merupakan hal yang normal dan beberapa orang merasakannya sejak trimester kedua. Beberapa orang tidak merasakan tanda-tanda kolostrum sementara yang lain akan melihat kolostrum yang mengering di puting susu mereka.

 

Bolehkah Memompa Kolostrum Saat Hamil?

Sebelum memutuskannya ada baiknya melakukan konsultasi dengan dokter kandungan. Meskipun diperbolehkan, kita harus mengetahui bahwa mengeluarkan kolostrum dapat mungkin menstimulasi kontraksi kelahiran pada bayi.

Untuk penyimpanan, petugas kesehatan akan membantu mengarahkan penyimpanan sesuai dengan prosedur yang direkomendasikan. Pertama, disimpan dalam wadah atau alat suntik steril. Kolostrum dapat disimpan di lemari es selama sekitar dua atau tiga hari. Kolostrum harus dipindahkan ke freezer setelah tiga hari. Kolostrum dapat disimpan dalam freezer setidaknya selama tiga bulan.

Meskipun kolostrum dijuluki sebagai “emas cair” karena semua kandungan nutrisinya yang penting, ini tidak berarti bahwa ASI yang matang tidak penting atau kurang bergizi. Banyak organisasi kesehatan masyarakat, termasuk The American Academy of Pediatrics (AAP) dan World Health Organization (WHO), sangat menganjurkan agar orang tua berusaha untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan, dan terus memberikan ASI bersama dengan makanan tambahan setidaknya selama dua tahun atau lebih setelah melahirkan.

Tips Awal Menyusui

  1. Jangan panik atau terburu-buru menyimpulkan ASI tidak keluar setelah melahirkan. Kolostrum dapat terlihat seperti cairan bening atau dalam jumlah yang sangat sedikit. Sehingga banyak orangtua merasa salah paham dan terburu-buru memberikan susu formula
  2. Selalu berdiskusi dengan perawat, bidan atau dokter yang membantu. Agar memahami keadaan bayi dan Ibu setelah melahirkan. Terutama angka kecukupan ASI pada bayi dan kendala menyusui yang dihadapi oleh Ibu
  3. Upayakan untuk tidak membuang kolostrum, dikarenakan inilah cairan yang paling dibutuhkan oleh bayi pada awal kehidupan. Tanpanya, bayi akan mungkin kehilangan perlindungan awal, yang belum tentu didapatkan dari susu pengganti ASI.
  4. Pastikan untuk melakukan konsultasi dengan dokter kandungan apabila ingin memerah kolostrum sebelum melahirkan.
  5. Pada proses melahirkan dengan operasi Caesar akan mungkin adanya keterlambatan atau tantangan menyusui pada awal setelah melahirkan. Namun, tidak berarti Ibu akan kehilangan kesempatan menyusui
  6. Jangan ragu minta bantuan konselor laktasi bila mengalami kendala menyusui

 

Teks : Stefanie

Foto : Istimewa

Manfaat Tidak Memisahkan Bayi dan Ibu Pada Awal Menyusui

Secara naluriah, perempuan membutuhkan dan menginginkan untuk selalu dekat dengan bayi mereka. Perempuan di design untuk mendapatkan kedekatan dengan bayi, bahkan segera setelah melahirkan, saat istirahat atau tidur, atau melakukan aktivitas Bersama atau berdekatan satu sama lain.

Perempuan secara naluriah berupaya melindungi bayi agar tetap merasakan kehangatan, rasa aman bahkan memenuhi nutrisinya. Bila diri kita merakan kerinduan mendalam, bahkan bila berjauhan dalam waktu yang singat merupakan hal normal sebagai tanda kebutuhan fisik dan emosional yang sejatinya dimiliki ibu dan bayi.

Setelah berbagai praktik fasilitas medis memisahkan bayi setelah melahirkan, pada akhirnya ahli kesehatan menyetujui bahwa hal ini tidak baik dilakukan. Penelitian demi penelitian terus menunjukan bahwa ibu dan bayi sebaiknya tetap berdekatan dengan bayi setelah melahirkan.

Selain itu, para ahli sepakat bahwa, kecuali ada alasan medis, ibu dan bayi yang sehat tidak boleh dipisahkan setelah melahirkan dan selama beberapa hari pertama setelah melahirkan (Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee, 2003; American Academy of Pediatrics [AAP] Expert Workgroup on Breastfeeding, 2005; American College of Obstetrics and Gynecology [ACOG] Committee on Health Care for Underserved Women & Committee on Obstetric Practice, 2007; International Lactation Consultant Association, 1999; UNICEF/WHO, 2004; WHO, 1998).

 

Kemudian riset yang dilakukan oleh Enkin dan rekan tahun 2000, menjelaskan bahwa mengganggu, menunda, atau membatasi waktu yang dihabiskan ibu dan bayinya bersama dapat berdampak buruk pada hubungan mereka dan keberhasilan menyusui.

Lalu apakah dengan memberikan ruang bayi dan ibu bersama dapat memberikan manfaat lebih terutama pada tumbuh kembang bayi?

Dalam tulisannya, World Health Organization (WHO), menilai bahwa memberikan kesempatan pada Ibu dengan bayi newborn, dapat meningkatkan pemberian ASI esklusif, memudahkan pemberian dan menyesuaikan permintaan atau kebutuhan bayi dibandingkan dengan perawatan sebagian yang tidak 24 jam bersama dengan ibunya. Salah satu alasannya adalah ketika ibu dan bayi menghabiskan seluruh waktu mereka bersama, mereka memiliki banyak kesempatan untuk “berlatih” menyusui.

Dibandingkan dengan ibu yang terpisah dari bayinya yang baru lahir, wanita yang menjalani perawatan di rumah sakit menghasilkan lebih banyak ASI, menghasilkan pasokan ASI yang banyak lebih cepat, menyusui dalam jangka waktu yang lebih lama, dan lebih mungkin untuk menyusui secara eksklusif.

Dalam hal ini, ibu yang baru pertama kali menjalani perawatan di rumah sakit secara penuh selama dirawat di rumah sakit lebih mungkin untuk memberikan ASI eksklusif saat keluar rumah sakit dibandingkan dengan ibu yang menjalani perawatan di rumah sakit sebagian. Maka kesimpulannya, penerapan dengan menggabungkan ibu dan bayi di awal kelahiran terutama di Rumah Sakit merupakan kunci keberhasilan ASI.

Saat Ibu dan Bayi memiliki kesempatan bersama, Ibu dapat mempelajari mengenal, belajar menanggapi isyarat pemberian ASI. Dari situlah Ibu memahami dimulainya dan cara melanjutkan ASI.

Mengapa Rooming-In Direkomendasikan.

  1. Bayi yang Lebih Sehat: Bayi lebih jarang menangis dan cenderung menyusu dengan baik. Bayi yang rooming menyusu dengan lebih baik dan cenderung tidak mengalami masalah seperti penyakit kuning.
  2. Pemulihan yang Lebih Cepat: Orang tua kandung dapat pulih lebih cepat saat dekat dengan bayinya.
  3. Bonding : Membantu membangun ikatan yang kuat antara orang tua dan bayi.
  4. Membantu dan memberikan ruang dukungan kepada Ibu dan bayi belajar menyusui
  5. Meningkatkan kepercayaan diri Ibu saat merawat bayi. Terutama bila tidak mendapatkan penghakiman atau interupsi, sehingga ibu memahami lebih dalam apa yang ia dan bayinya butuhkan dengan baik.
  6. Membantu Ibu tidur lebih nyaman. Dikarenakan bayi yang cenderung lebih jarang menangis berada di dekat Ibu. Sehingga Ibu memiliki waktu lebih lama untuk istirahat. Berada dekat Ibu, bayi secara natural akan mempelajari pola tidur dengan mudah.

 

Tips untuk Pengalaman Rooming-In yang Baik.

  1. Pastikan fasilitas kesehatan memiliki fasilitas rooming-in
  2. Bawa perlengkapan dan pakaian yang nyaman untuk Ibu dan bayi. Persiapkan apa yang dibutuhkan dengan baik seperti popok, selimut, bantal tambahan, berapa banyak perlengkapan bayi, tisu basah atau kapas bulat untuk membersihkan kotoran bayi, charger handphone, cemilan, air minum yang cukup, micellar water, perlengkapan mandi ibu dan bayi, dan lainnya yang disesuaikan. Umumnya, bayi akan tetap dimandikan oleh perawat, sehingga kita dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan aktivitas lain seperti membersihkan diri dan lainnya.
  3. Jangan ragu minta bantuan fasilitas perawat atau konselor laktasi bila diperlukan.
  4. Dukungan dari keluarga terdekat tidak hanya mampu membantu pemulihan saja, namun juga keberhasilan ASI. Terutama setelah pulang dari Rumah Sakit. Untuk itu, minta dukungan pada keluarga dan pasangan kita.
  5. Perhatikan suhu ruangan, sehingga Ibu dan bayi merasa nyaman saat beraktivitas dan istirahat di ruangan.
  6. Belajar untuk fleksibel dan memahami bahwa tidak ada hal yang mudah dilakukan. Akan mungkin kita merasakan tantangan tersendiri saat merawat bayi bersama. Namun ketahuilah, momen ini adalah waktu yang penting untuk saling mempelajari satu sama lain. Tidak perlu khawatir bila melakukan kesalahan atau sering menanyakan kepada perawat.
  7. Nikmati momen bersama dengan bayi. Kebersamaan dengan bayi dapat meningkatkan hormone-hormon yang membantu kelancaran ASI. Untuk itu, jangan ragu memanfaatkan momen kebersamaan.

 

Teks: Stefanie

Tips BAB Nyaman Setelah Melahirkan Dengan Jahitan

 

Melahirkan vaginam dapat menjadi pengalaman luar biasa bagi seorang Mom. Selain proses melahirkan, hal ini juga membawa perubahan besar pada tubuh kita sebagai perempuan. Namun, terkadang pemulihan setelah melahirkan membutuhkan perhatian khusus, terutama bila Mom mendapatkan robekan perineum atau episotomi.

Pada momentum tertentu seperti BAB atau buang air besar, rasa kekhawatiran seorang Mom akan mungkin memuncak. Rasa khawatir ini umumnya dikarenakan takut dengan rusaknya jahitan atau memperburuk robekan yang ada. Banyak dari kita merasa takut dengan apa yang mungkin terjadi, terutama pada BAB pertama. Namun, tahukah kamu bahwa rasa khawatir ini dapat kita minimalisir agar dapat melakukannya dengan nyaman dan aman? Bagaimana ya caranya?

 

Kapan BAB pertama setelah melahirkan?

Secara biologis, tubuh akan melakukan proses pencernaan dan mendorong pengeluaran kotoran sebagai tanda kesehatan yang baik. Maka dari itu sangat normal bila kita BAB terjadi beberapa hari setelah melahirkan, ataupun setiap hari melakukannya. Hal ini dikarenakan proses pencernaan memerlukan waktu, terutama setelah melahirkan.

Sembelit pascapersalinan sering kali disebabkan oleh obat atau anastesi penghilang rasa sakit yang dikonsumsi atau diberikan saat dan atau setelah melahirkan. Berkurangnya aktivitas terutama gerakan panggul dan perubahan pola makan juga dapat mempengaruhi proses pencernaan dalam tubuh.

Salah satu alternatif yang dapat membantu ketidaknyamanan adalah memastikan tubuh kita menerima asupan cairan yang cukup. Terutama tubuh Mom yang menyusui membutuhkan cairan lebih banyak dari biasanya. Bila kekurangan cairan, sembelit akan mudah terjadi. Ingatlah, menyusui dapat mengambil cairan tubuh sebagai bahan baku utamanya.

Makan makanan kaya akan serat dan nutrisi, dan berupaya melakukan gerakan sederhana dan aman misalnya berjalan perlahan di dalam rumah, sekitar rumah atau mungkin di dalam kamar. Pastikan mengkonsultasi dengan dokter atau bidan, agar mendapatkan solusi dan panduan gerakan yang tepat dan sesuai.

Hal terpenting yang perlu diketahui adalah bahwa BAB seharusnya tidak membuat robekan semakin besar, atau membuat jahitan terlepas. Namun, cek keadaan bila Mom merasa adanya perubahan yang berbeda dan tidak wajar, misalnya kotoran tinja keluar atau masuk dalam vagina. Sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan dan pencegahan infeksi.

Mom yang mengalami robekan parah atau episotomi saat melahirkan, bidan atau dokter umumnya akan merekomendasikan untuk menggunakan obat pencahar atau pelunak tinja. Hal ini umumnya diresepkan agar BAB lebih mudah dan nyaman.

Mom juga dapat mempertimbangkan untuk konsultasikan dengan dokter atau bidan untuk mendapatkan rekomendasi obat yang aman untuk Mom menyusui, bila sembeli berlanjut atau membuat rasa nyeri dan tidak nyaman karenanya.

 

Nyeri setiap kali BAB

Mom mungkin tidak BAB satu hari setelah melahirkan, meskipun biasanya rutinitas BAB setiap hari. Kemudian, rasa tidak nyaman atau nyeri saat BAB seharunya tidak terjadi. Dikarenakan area antara vagina dan anus (perineum) mungkin terasa cukup mati rasa pada awalnya. Ini karena saraf di dalam dan sekitar vagina meregang sejak bayi lahir. Mom akan Kembali normal merasakannya setelah beberapa hari, atau mungkin memakan waktu lebih lama.

Menyangga area antara vagina dan anus (perineum) selama BAB dan menggunakan posisi yang tepat juga dapat membantu meredakan rasa sakit dan mencegah ketegangan. Hal terpenting yang perlu kita ingat adalah bahwa BAB seharusnya tidak membuat robekan semakin besar, atau membuat jahitan terlepas. Dengan demikian, ketika fakta tersebut dapat menjadi sugesti positif, rasa takut dan khawatir tentunya akan berkurang.

 

Wasir

Ketakutan umum tentang buang air besar pertama setelah melahirkan adalah risiko merusak jahitan perineum. Mom tidak perlu merasa cemas berlebihan, dan dapat melakukan BAB dengan nyaman sama seperti sebelum melahirkan. Jahitan tidak akan putus, terbuka atau rusak, meskipun Mom berusaha lebih kuat saat BAB.

Sangat kecil kemungkinan jahitan akan robek saat BAB. Karena, jahitan yang dilakukan dirancang agar tahan lama dan menahan tekanan pemulihan pascapersalinan.

Ada baiknya untuk tidak mengejan berlebihan saat BAB, Lebih baik tidak mengejan terlalu kuat untuk menghindari masalah kesehatan seperti wasir atau ambeien.

Jika Mom mengalami ambeien sebelum melahirkan atau dikarenakan proses persalinan, maka rasa tidak nyaman saat BAB mungkin terjadi. Sebenarnya, banyak yang mengalami ambeien paska melahirkan. Dan kita bisa mengobatinya dengan bantuan resep dokter yang ramah bagi Mom menyusui. Seperti krim ambeien yang dijual bebas, untuk meredakan nyeri dan iritasi

Ambeien umumnya akan sembuh sendirinya selama periode paska persalinan, perhatikan asupan nutrisi dan serat untuk membantu pemulihan dengan cepat. Jangan lupa untuk melakukan konsultasi pada dokter bila keadaan lebih buruk, berlangsung lama dan membuat nyeri yang mempengaruhi kenyamanan melakukan aktivitas sehari-hari.

 

Tips mempersiapkan dan memperlancar BAB pertama setelah melahirkan:

  1. Hidrasi yang tepat

Pastikan mengkonsumsi cairan yang banyak bila menyusui yang akan mungkin sampai 3 liter perhari atau sesuai permintaan tubuh kita bila merasa haus.

  1. Nutrisi baik dan tinggi serat

Mengelola asupan dengan bijaksana dan baik, dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan mempercepat pemulihan. Selain itu juga membantu menghindari sembelit, memperburuk ambeien serta kenyamanan saat BAB.

Mom bisa mengkonsumsi buah-buahan kaya akan serat seperti apel, pisang, papaya dan lainnya. Mom bisa juga memilih salad sayur atau buah yang segar dan kaya akan nutrisi penting. Kacang-kacangan, selain kaya akan nutrisi dan meningkatkan produksi ASI, juga ternyata bisa melancarkan BAB. Dengan menambah serat pada BAB, maka dapat memperlancar pembuangannya melalui usus.

  1. Obat Pencahar

Pada kondisi tertentu, Dokter atau Bidan akan mungkin meresepkan atau merekomendasikan obat pencahar atau pelunak tinja. Obat pencahar ringan seperti yang mengandung laktulosa efektif dan tersedia tanpa resep dokter.

Jika perlu mengonsumsi suplemen zat besi pascapersalinan, jangan lupa meminta solusi agar BAB lancer, dikarenakan zat besi dapat mempengaruhi BAB yang mengakibatkan sembelit.

  1. Bantuan Praktis

Coba atur posisi nyaman saat melakukan BAB, misalnya menggunakan toilet duduk atau menggunakan dudukan tambahan yang dapat diaplikasikan pada toilet jongkok.

Mom juga dapat meninggikan kaki missal dengan injakan seperti kursi kecil sehingga membuat BAB lebih nyaman dan mudah.

  1. Perawatan Perineum

Berikan kompres dengan air bersih dan dingin pada perineum saat atau sebelum BAB. Ternyata, tips ini berguna untuk menenangkan area perineum sehingga dapat meminimalisir nyeri dan peregangan berlebihan yang membuat rasa tidak nyaman.

Kompres es selama 10 menit setiap 4 jam jika area tersebut terasa nyeri. Gunakan handuk bersih setiap kali melakukannya, atau menggunakan kompres gel beku yang dibalut dengan handuk kering dan bersih. Jangan terlalu lama menggunakannya untuk menghindari luka bakar es atau ice burn bila dilakukan lebih dari 10 menit.

 

Meskipun terlihat menakutkan, Mom tidak perlu khawatir berlebihan setiap kali BAB setelah melahirkan. Kompak dan bentuk support system di rumah agar dapat memaksimalkan pemulihan juga mengurangi rasa tidak nyaman yang diakibatkan perubahan tubuh paska melahirkan. Jangan ragu untuk selalu konsultasi dengan dokter atau bidan bila alami kekhawatiran atau hal yang tidak seperti biasanya. Jangan lupa konsultasi dengan konselor laktasi bila mengalami hambatan atau tantangan menyusui.

Semangat Mom!

 

(Stefanie Buyung)

 

 

 

 

 

 

Hal Yang Perlu Kamu Ketahui Saat Pemulihan Paska Melahirkan Vaginam dengan Jahitan dan Tips Menyusui dengan Nyaman

 

Melahirkan adalah pengalaman luar biasa yang membawa perubahan besar pada tubuh wanita. Proses pemulihan setelah melahirkan membutuhkan perhatian khusus, terutama jika terdapat jahitan akibat robekan perineum atau episiotomi. Pada hal ini, Sebagian Mom akan mungkin menerima jahitan pada Vagina yang membuat rasa tidak nyaman atau pemulihan lebih lama dan menantang.

Hamil dan melahirkan, tubuh kita melalukan hal paling luar biasa yang pernah dilakukannya. Keadaan ini tentunya juga perlu fokus perhatian tidak hanya saat hamil saja, namun juga paska melahirkan. Tubuh kita juga akan mungkin mengalami trauma melahirkan, sehingga perlu waktu untuk pulih.

Pemulihan paska melahirkan tidak bisa berlangsung dengan cepat. Butuh waktu berbulan-bulan bahkan 24 bulan untuk mencapai pemulihan total baik dari biologis, hormonal serta psikologis seorang perempuan. Selama pemulihan kita akan mungkin merasa seolah-olah tubuh melawan balik diri kita sendiri. Kita mungkin merasa hal-hal yang berubah dapat mempengaruhi tidak hanya secara biologis, namun juga memberikan perubahan secara mental.

Robekan/memar pada perineum (area antara vagina dan rektum) saat melahirkan adalah hal yang umum terjadi. Robekan bervariasi dalam ukuran dan kedalamannya. Robekan dapat terjadi di dalam vagina, di labia, atau di perineum. Robekan dinilai dengan melihat perineum, menilai seberapa banyak kehilangan darah yang terjadi, dan melakukan pemeriksaan vagina secara hati-hati.

Pemeriksaan ini akan dilakukan oleh bidan atau dokter kandungan setelah bayi lahir dan plasenta telah keluar. Dokter atau bidan juga akan melakukan pemeriksaan rektal pada kondisi tertentu. Karena dugaan atau kekhawatiran adanya kerusakan pada usus paska melahirkan. Pemeriksaan ini terkadang direkomendasikan meskipun Mom tidak mengalami robekan, karena kerusakan akan mungkin kasat mata. Beberapa bentuk robekan yang mungkin terjadi :

 

  1. Derajat pertama: robekan superfisial pada kulit perineum
  2. Derajat kedua: robekan yang melibatkan kulit dan otot
  3. Derajat ketiga: robekan yang melibatkan otot-otot di sekitar rectum
  4. Derajat keempat: robekan yang melibatkan rektum itu sendiri

 

Luka lecet, robekan labia, jahitan dan episiotomi

Proses melahirkan akan mungkin membuat Mom mengalami luka lecet atau robekan labia (vulva). Tidak perlu khawatir, karena sebenarnya tubuh sudah mempersiapkan dengan matang dan membantu proses penyembuhan secara alamiah, tergantung pada ukuran, posisi dan adanya pendarahan atau tidak. Keadaan ini umumnya akan diberikan pengetahuan dan solusi penanganan dari medis agar Mom dapat merawatnya dengan tepat.

Proses melahirkan tidak selalu membutuhkan jahitan dan episiotomi. Jahitan dapat dilakukan bila terjadi robekan, episiotomy (tindakan medis untuk memberikan robekan sebagai upaya memperlancar persalinan), robekan yang melibatkan lapisan otot, robekan yang menyebabkan pendarahan atau posisi robekan perlu disesuaikan.

Pemulihannya akan mungkin terjadi selama enam minggu, mungkin lebih cepat atau lebih lama tergantung dari perawatan dan proses pemulihan yang melibatkan metabolisme tubuh.

Pada robekan derajat 3 dan 4, umumnya diperbaiki oleh dokter kandungan atau spesialis senior di ruang operasi dengan anestesi spinal. Bila mengalami gejala nyeri hebat, rasa tidak wajar atau permasalahan lain, ada baiknya segera konsultasikan kepada dokter untuk penanganan yang tepat.

Tips Merawat Jahitan:

  • Jaga area tersebut tetap bersih dan kering. Mom tidak perlu khawatir untuk mandi, karena mandi setiap hari dapat menjaga higienis tubuh serta mencegah penyakit atau infeksi yang diakibatkan kurangnya kebersihan tubuh. Sediakan handuk terpisah pada tubuh dan perineum. Upayakan handuk baru dan bersih untuk mencegah adanya pertumbuhan kuman dan bakteri berbahaya.
  • Jaga kebersihan area luka jahitan dengan membersihkannya menggunakan air hangat dan sabun lembut setiap kali setelah buang air kecil atau besar. Keringkan area tersebut dengan lembut menggunakan handuk bersih atau kain kasa. Hindari penggunaan sabun yang mengandung parfum atau bahan kimia keras lainnya.
  • Ganti pembalut secara teratur, sekitar setiap 4 jam. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut.
  • Jika terasa perih saat BAK (buang air kecil), Mom dapat mengalirkan air hangat bersamaan saat BAK untuk mengurangi rasa nyeri atau tidak nyaman.
  • Mom mungkin mencoba pilihan alternatif dengan duduk di toilet dengan posisi terbalik, atau posisi wajah menghadap ke toilet dapat mengurangi rasa perih yang disebabkan oleh urine yang melewati luka.
  • Toilet duduk akan mungkin membuat rasa nyaman saat ke toilet dibandingkan toilet jongkok. Mom dapat mempertimbangkan hal ini atau mempersiapkan dudukan portable untuk toilet jongkok. Mom bisa menggunakan alternatif lain seperti memeluk bantal.
  • Menempatkan kaki di bangku kaki kecil sehingga posisi dengkul lebih tinggi untuk mengubah sudut rektum dapat membantu melindungi dasar panggul saat mengosongkan usus. Hal ini akan membuat BAB lebih nyaman dan mudah.
  • Kompres es selama 10 menit setiap 4 jam jika area tersebut terasa nyeri. Gunakan handuk bersih setiap kali melakukannya, atau menggunakan kompres gel beku yang dibalut dengan handuk kering dan bersih. Jangan terlalu lama menggunakannya untuk menghindari luka bakar es atau ice burn bila dilakukan lebih dari 10 menit.
  • Mom juga dapat menggunakan kompres air hangat, bila kompres es membuat rasa nyeri atau tidak nyaman dibandingkan es. Pastikan tidak terlalu panas dan ganti berkala air hangat untuk menghindari pertumbuhan bakteri dan kuman berbahaya.
  • Saat mengganti popok bayi, lakukan di permukaan yang tinggi akan mencegah membungkuk dan meregangkan tubuh terlalu banyak, sehingga mengurangi tekanan pada jahitan.
  • Jahitan dapat terasa sakit dan nyeri selama minggu pertama atau lebih. Parasetamol dapat bermanfaat (pastikan memeriksa kemasannya karena dosisnya dapat bervariasi).
  • Jahitan atau benang akan mungkin dapat terlepas meskipun sangat jarang terjadi. Bila melihat atau menemukan simpul atau benang pada celana dalam, segera konsultasikan pada dokter atau bidan.
  • Segera larikan pada Unit Gawat Darurat bila Mom mengalami pendarahan hebat atau nyeri yang lebih buruk setelah menemukan benang atau simpul dengan dugaan jahitan lepas.
  • Hindari sembelit dengan menambah asupan serat dalam makanan dan minum banyak air.
  • Mulailah melakukan latihan dasar panggul segera setelah merasa nyaman. Ini akan membantu otot-otot di perineum pulih dan tubuh kembali normal. Sebaiknya biasakan melakukannya pada waktu-waktu tertentu agar tidak.

Mom dapat melakukan gerakan sederhana yang tidak memaksakan kemampuan dan tubuh seperti tayangan video di bawah ini : 

https://youtu.be/ue4wcRcRGik?si=Q7vgalLZ1YgGs1zK

 

  • Gunakan pakaian nyaman dan longgar dengan bahan katun yang lembut untuk menghindari gesekan luka jahitan. Hindari penggunaan celana ketat menekan terlalu kuat. Ganti lebih sering celana dalam agar lebih segar, nyaman dan menghindari pertumbuhan bakteri dan kuman yang berbahaya.
  • Pastikan tetap memberikan waktu untuk Istirahat yang cukup, jangan ragu minta bantuan pengasuhan bila perlu.
  • Tunda hubungan seksual sampai pendarahan maternal selesai, luka jahitan sembuh sepenuhnya dan tubuh merasa nyaman. Jangan ragu konsultasikan pada dokter kapan bisa melakukannya.

 

Tips Menyusui lebih nyaman setelah melahirkan

  • Pilih posisi yang Tepat

Jangan ragu untuk mencoba berbagai posisi untuk mencari keberhasilan pelekatan dan kenyamanan Mom. Mom dapat mencoba beberapa posisi yang umum. Seperti posisi berbaring, posisi menggendong bayi seperti football hold, atau posisi koala. Pastikan kepala dan tubuh bayi berada dalam garis lurus dan menghadap payudara.

  • Perhatikan pelekatan

Bila melekat dengan baik, Mom dapat menghindari lecet dan nyeri selama menyusui. Lepaskan dan coba lagi bila merasa pelekatan belum sempurna. Pastikan bayi menghisap pada sebagian besar aerola (lingkaran gelap sekitar puting). Perhatikan juga suara bayi yang seharusnya terdengar seperti tersegel tanpa adanya udara yang masuk.

  • Perhatikan Tanda-tanda Lapar Bayi

Susui bayi setiap kali dia menunjukkan tanda-tanda lapar, seperti memasukkan tangan ke mulut atau mencari-cari puting. Jangan menunggu sampai bayi menangis karena menangis adalah tanda bahwa bayi sudah sangat lapar dan mungkin sulit untuk menyusu dengan tenang.

  • Jaga Kesehatan Diri Sendiri

Makan makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan minum banyak air untuk memastikan produksi ASI yang cukup dan berkualitas. Jangan ragu untuk mencari bantuan dari konselor laktasi jika mengalami masalah menyusui.

 

Kapan Harus Menghubungi Dokter

  • Nyeri yang parah dan tidak membaik setelah beberapa hari.
  • Tanda-tanda infeksi seperti demam, kemerahan, bengkak, atau keluarnya cairan dari luka jahitan.
  • Kesulitan buang air kecil atau besar.
  • Perubahan suasana hati yang drastis atau depresi.
  • Pendarahan hebat atau tidak wajar dari vagina atau jahitan.

 

Proses pemulihan setiap Mom akan mungkin berbeda, maka jangan ragu bila mengalami kendala untuk segera mencari bantuan atau melakukan konsultasi ke dokter atau bidan. Cari dukungan dari keluarga, teman, atau profesional Kesehatan, dan mencari bantuan bila membutuhkan bantuan selama masa pemulihan dan menyusui.

Selamat menikmati masa-masa indah bersama buah hati!

 

(Stefanie Buyung)

 

Hormon Pada ASI dan Ketidakseimbangan Hormon Paska Melahirkan

 

Pasca persalinan akan mungkin membuat perubahan tubuh bagi perempuan, terutama hormon tubuh kita. Hormon ini digunakan sebagai peralihan tubuh ketika hamil kemudian melahirkan. Tuntutan tinggi dengan rutinitas baru, namun tubuh belum pemulihan total dapat membuat ketidakseimbangan hormon paska persalinan.

Ketika menyusui, perubahan peningkatan hormon yang dibutuhkan untuk menyusui umumnya dapat memberikan efek tidak nyaman di awal melahirkan. Contohnya perubahan suasana hati, berkeringat di malam hari, sering merasa gerah dan nyeri payudara.

Saat menyusui, tubuh akan membutuhkan lebih banyak energi. Hal ini juga ikut mempengaruhi nutrisi tubuh kita. Bila saat memproduksi ASI kekurangan nutrisi yang dibutuhkan, maka akan mengambilnya dari tubuh kita. Selain itu, perubahan hormon pascapersalinan sangat dramatis, yang memengaruhi perasaan. Mendukung tubuh dengan vitamin prenatal berkualitas tinggi dapat membantu.

Hormon merupakan pembawa pesan kimiawi yang mengirimkan informasi pada seluruh tubuh. Hormon dibutuhkan untuk dilepaskan oleh kelenjar-kelenjar tubuh, organ dan jaringan serta memiliki peran penting dalam tubuh Perempuan sejak hamil.

Hormon kehamilan menurun drastis pascapersalinan, sehingga menyebabkan berbagai gejala fisik dan emosional. Yang kemudian digantikan oleh hormon menyusui. Masing-masing memiliki peran yang berbeda dan sangat penting. Selama kehamilan, tubuh memproduksi hormon estrogen dan progesteron dalam kadar tinggi. Hormon-hormon ini mendukung perkembangan bayi dan kadarnya menurun drastis setelah melahirkan. Ketidakseimbangan hormon inilah yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan kelelahan sementara.

Tepat setelah melahirkan, estrogen dan progesteron turun dengan cepat. Kedua hormon tersebut mencapai kadar sebelum kehamilan secara drastic hanya dalam hitungan hari. Keadaan ini juga dapat mempengaruhi keadaan mental perempuan, yaitu baby blues.

Kedua hormon yang turun, diganti dengan peningkatan hormone oksitosin dan oksitosin. Oksitosin Dijuluki sebagai “hormon cinta”, kadar oksitosin meningkat selama persalinan dan menyusui. Hormon ini merangsang kontraksi rahim untuk membantu persalinan dan juga membantu meningkatkan produksi ASI. Kadar oksitosin menurun hingga delapan minggu pascapersalinan. Selain itu, oksitosin setelah melahirkan berfungsi untuk membangun bonding Mom dan bayi agar lebih dekat dan merasakan luapan cinta dan kasih sayang.

Prolaktin peran hormon ini adalah produksi ASI. Kadar prolaktin dalam tubuh meningkat selama kehamilan dan mencapai puncaknya saat melahirkan. Saat menyusui, kadar prolaktin meningkat setiap kali menyusui bayi. Dan untuk ibu yang tidak menyusui, kadar prolaktin kembali ke kadar sebelum hamil dalam waktu 3 minggu setelah melahirkan. Keadaan ini akan Kembali normal seiring waktu, namun ada beberapa Mom yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama dari Mom lain.

 

Berikut tanda-tanda adanya ketidakseimbangan hormone dalam tubuh kita :

  1. Perubahan suasana hati yang buruk

Suasana hati yang berfluktuasi pada masa pascapersalinan adalah hal yang wajar karena kurang tidur, kewalahan, dan tanggung jawab besar dalam membesarkan anak. Naik turunnya emosi adalah hal yang wajar dalam menjadi orang tua.

Namun, jika merasa terus-menerus mengalami perubahan suasana hati yang tidak seperti biasanya, khususnya menjelang akhir tahun pertama masa pascapersalinan, ada baiknya kita turut memperhatikan dengan bijak. Perubahan suasana hati yang drastis ini dapat mengindikasikan adanya ketidakteraturan hormon yang perlu diselidiki. Kondisi ini dapat memicu masalah mental Mom seperti depresi paska persalinan atau keadaan mental lainnya.

  1. Kelelahan Kronis

Setiap orangtua akan mungkin mengalami perubahan aktivitas terutama pada tahun pertama setelah melahirkan. Hal ini akan mungkin membuat Mom merasa kelelahan kronis, atau perasaan lelah yang luar biasa dan mendominasi hidup kita.

Kelelahan tidak hanya memicu produksi ASI, namun juga mempengaruhi keadaan mental kita. Seperti perubahan suasana hati, mempengaruhi hubungan atau burnout.

  1. Dorongan Seks Rendah atau Tidak Ada

Hormon yang dibutuhkan untuk menyusui dapat menyebabkan penekanan libido pada Mom. Khusunya hormon prolaktin yang berutugas untuk menekan progresteron dan estrogen. Beban mental, fisik, over stimulasi saat menyusui juga dapat menyebabkan libido yang rendah.

Ketika bayi di usia MPASI, libido yang rendah dapat menandakan ada sesuatu yang terjadi.

  1. Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur

Siklus menstruasi dapat berubah, belum kunjung datang atau membutukan waktu agar siklus menstruasi Kembali normal seperti sebelum kehamilan. Tubuh kita mungkin tidak mengalami menstruasi satu tahun atau lebih setelah melahirkan saat menyusui bayi. Hal ini normal terjadi, karena ketidakseimbangan hormon yang terjadi saat menyusui.

Namun, ada baiknya tetap melakukan konsultasi pada dokter bila merasa khawatir atau ada perubahan tertentu yang dirasa tidak wajar.

  1. Kenaikan atau Penurunan Berat Badan yang Tidak Biasa

Bagi Sebagian Mom akan mungkin mengalami perubahan bentuk tubuh setelah melahirkan. Faktor seperti kelelahan, stres, dan kewalahan juga dapat mempersulit diri kita untuk menurunkan berat badan yang mungkin bertambah selama kehamilan. Bagi perempuan lain, faktor-faktor ini dapat menyebabkan penurunan berat badan yang cepat dan kelelahan.

Namun, jika mengalami kenaikan atau penurunan berat badan yang cepat, meskipun pola makan tidak banyak berubah, hal ini dapat mengindikasikan adanya ketidakseimbangan hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid.

  1. Perubahan Kesehatan Mental

Kecemasan, depresi, dan psikosis pascapersalinan merupakan kenyataan umum yang dialami banyak wanita di bulan-bulan setelah melahirkan. Kuncinya adalah mengenali gejala-gejalanya sejak dini dan mendapatkan bantuan yang di butuhkan. Beberapa gejala utamanya meliputi perubahan suasana hati yang sangat drastis, kecemasan yang meningkat atau tidak rasional, kesulitan tidur atau merasa mengantuk terus menerus, kurangnya minat dalam merawat diri sendiri atau anak, dan lainnya.

Sering kali, perubahan kesehatan mental ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menjadi parah dan memengaruhi kesehatan, hubungan, dan bahkan keselamatan anak kita.

 

Bagaimana Hormon Membentuk ASI

Laktasi adalah proses kompleks yang terjadi dalam dua fase utama: kontrol endokrin atau hormonal dan kontrol autokrin atau lokal. Awal melahirkan, laktasi didorong oleh hormone terutama estrogen, progesteron, dan prolaktin. Hormon-hormon inilah yang memulai produksi kolostrum sekitar dua puluh minggu kehamilan, dan terus mengendalikannya hingga beberapa hari setelah melahirkan.

Kemudian, hormon secara bertahap mulai tidak lagi berperan dalam mengatur pasokan ASI, karena laktasi yang sedang berlangsung diatur oleh pasokan dan permintaan. Namun, bahkan setelah kontrol autokrin produksi ASI dimulai, hormon terus memainkan peran penting dalam kesehatan mental dan fisik orang tua dan bayi yang menyusui.

Estrogen dan progesteron adalah hormon yang menopang kehamilan dan mencegah persalinan prematur atau keguguran. Hormon-hormon ini juga diperlukan laktasi, menyebabkan jaringan kelenjar yang memproduksi di payudara berkembang selama masa kehamilan.

Selama kehamilan, kadar estrogen, progesteron, dan prolaktin meningkat, yang mengawali tahap pertama laktasi. Penting untuk dicatat bahwa bahkan orang tua yang tidak mengandung (seperti orang tua angkat) dapat menginduksi laktasi dengan merangsang produksi ASI dengan terapi hormon.

Sedangkan prolaktin adalah hormon utama yang terlibat dalam produksi dan suplai ASI, namun hormone ini tidak terlibat secara penuh pada proses laktasi saat kehamilan terjadi. Alasannya, kadar estrogen dan progesterone lebih tinggi saat kita hamil untuk mencegah prolaktin mengikat reseptor yang merangsang payudara memproduksi ASI. Tepat saat melahirkan, prolaktin mengambil alih tubuh untuk memproduksi ASI.

Karena inilah, ketidakseimbangan hormone terjadi. Ada banyak hormone yang terlibat dan secara tiba-tiba mengambil alih tubuh selama persalinan dan memproduksi ASI.

Faktor-faktor yang memicu persalinan beragam dan kompleks, tetapi salah satu faktor utamanya adalah meningkatnya kadar hormon oksitosin. Contoh sederhananya adalah kontraksi saat melahirkan. Nyeri yang kita rasakan adalah oksitosin. Selama persalinan, oksitosin meningkat, menyebabkan rahim berkontraksi dan akhirnya melebarkan serviks untuk mempersiapkan persalinan. Setelah melahirkan, kadar oksitosin tetap tinggi terlebih bila Mom menggendong bayi atau melakukan IMD. Fakta unik lainnya dari oksitosin adalah, hormon ini tetap meningkat meskipun seseorang yang tidak hamil atau melahirkan menggendong bayi baru lahir.

Puncak kadar oksitosin setelah melahirkan penting, alasannya adalah :

  • Oksitosin merangsang kontraksi yang berlanjut, untuk memastikan keluarnya plasenta
  • Kontraksi yang disebabkan oleh oksitosin mencegah pendarahan yang terlalu banyak setelah melahirkan
  • Oksitosin adalah hormone cinta, yang bertugas meningkatkan perasaan dekat dan keintiman antara orang tua dan bayi
  • Kadar oksitosin yang tinggi membantu memulai hubungan menyusui
  • Oksitosin mengendalikan aliran, atau pengeluaran, ASI Anda

 

Karena penurutan kadar progesteron yang drastis setelah melahirkan memungkinkan prolaktin terlibat dalam proses laktasi. Skin to skin dengan bayi juga membuat lonjakan oksitosin dan meningkatkan prolaktin. Dengan menurunnya kadar progesteron dan memuncaknya prolaktin, tubuh menerima pesan bahwa sudah waktunya untuk memproduksi ASI.

Saat inilah, kolostrum diproduksi. Meskipun volumenya rendah, berwarna kuning dan teksturnya kental, namun kaya akan nutrisi dan antibody bagi bayi. Kadar prolaktin yang tinggi dan stimulasi hisapan bayi yang rutin, intensif atau terus menerus membantu keluarnya ASI matang.

 

(Stefanie Buyung)

Benarkah Sering USG Berbahaya?

 

Apakah benar sering USG saat hamil berbahaya bagi janin?

 

Banyak sekali moms‎ yang bertanya-tanya apakah USG berbahaya dilakukan saat hamil. Namun, apakah benar USG bisa berbahaya bahkan menyebabkan keguguran saat hamil?

Kita pelajari bareng yuk moms!.

 

Sebenarnya, apa sih USG itu?

Cleaveland Medical Center, dalam situsnya menyebutkan USG merupakan ultrasonografi, atau ultrasound, gelombang suara frekuensi tinggi dikirim melalui perut oleh alat yang disebut transduser.

Gelombang suara ini melalui proses rekam dan diubah menjadi sebuah tampilan video atau gambar fotografi bayi.

Situs ini menambahkan manfaat USG lainnya yaitu untuk menunjukkan gambar kantung ketuban, plasenta, dan ovarium.

Idenya berasal dari teknologi sonar, yang memanfaatkan gelombang suara untuk mendeteksi objek bawah air.

Dengan demikian, moms tidak perlu khawatir. Karena sampai saat ini belum ditemukan korelasi penggunaan USG pada tuli pada bayi ketika lahir.

Menurut American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), gangguan pendengaran adalah cacat lahir yang paling umum pada bayi baru lahir.

Keadaan ini diakibatkan oleh tabrakan Genetik, komplikasi pada masa kehamilan salah satunya infeksi virus
cytomegalovirus (CMV), dan kelahiran prematur.

verywellfamilly dalam tulisannya berpendapat bahwa USG dapat memberikan informasi penting kepada dokter tentang usia kehamilan dan kehidupan janin selama kehamilan.

Menurut situs tersebut, ultrasonografi merupakan cara yang sangat akurat untuk menentukan usia kehamilan.

Pada kehamilan normal, ultrasound dapat memberikan perkiraan usia kehamilan hingga akurasi lima hingga tujuh hari.

Dengan USG ketika seorang wanita mengalami gejala keguguran, dokter bisa menentukan apakah kehamilan itu masih dapat dipertahankan atau tidak.

Pendapat yang mengemukakan USG mengandung radiasi yang membahayakan bagi janin adalah tidak benar. Karena bersifat gelombang suara, bukan radiasi seperti X-ray USG direkomendasikan sebagai alat deteksi aman untuk ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.

 

Jenis dan Perbedaan USG

Ada beberapa jenis USG yang dapat digunakan selama kehamilan yang disesuaikan kebutuhan masing-masing ibu hamil. Yaitu:

1. USG 2D

USG standar atau USG 2 dimensi merupakan yang paling umum dilakukan pada tes kehamilan.

USG ini berbentuk transduser yang diletakan pada perut untuk hasilkan gambar 2 dimensi kandungan moms, untuk mengukur usia, ukuran janin dan kondisi ketuban.

Walau sering disepelekan dan dianggap tidak sebaik 3D dan 4D, USG 2 dimensi dapat mendeteksi kelainan fisik bayi, dengan tingkat akurasi mencapai 80%.

2. USG Transvaginal

USG jenis ini merupakan teknologi ultrasound yang dapat mendeteksi kehamilan atau janin yang sangat kecil atau letaknya sulit agar terlihat lebih baik. Biasanya digunakan pada awal-awal kehamilan.

USG jenis ini sangat membantu untuk ibu obesitas untuk mengetahui dengan jelas detak jantung bayi dalam rahim.

Transvaginal juga dinilai mampu menilai adanya masalah pada rahim. Khususnya perubahan leher rahim yang berpotensi komplikasi kehamilan yang memicu keguguran atau prematur.

Situs Halodoc menambahkan, USG transvaginal lebih ditujukan untuk memeriksa organ reproduksi wanita, baik sebelum atau selama masa kehamilan.

Pemeriksaan dengan USG ini di luar masa kehamilan berguna untuk mendeteksi adanya pertumbuhan kista atau tumor pada ovarium, perdarahan pada Miss V, atau nyeri panggul yang tidak normal.

Namun, jenis USG ini hanya bersifat pelengkap bukan USG utama.

3. Advance Ultrasound

Pemeriksaan USG lanjutan / diagnosis Janin.

Ultrasonografi Anatomi Terperinci adalah jenis ultrasound khusus untuk menilai kelainan struktural/anatomi janin dan perkembangannya. Pemeriksaan ini dilakukan pada pusat perinatal oleh spesialis pemindaian ultrasound.

USG ini dikenal juga sebagai fetomaternal, karena dilakukan oleh spesialis fetomaternal. Sub spesialisasi yang berfokus pada deteksi dan mendignosis kelainan pada fetal (janin) dan maternal (ibu).

Pemeriksaan fetomaternal disarankankan untuk dilakukan pada kehamilan yang memiliki risiko tinggi seperti adanya kelainan jantung, diabetes, keguguran berulang yang tidak diketahui sebabnya, penyakit asma, paru, lupus, atau thalasemia.

4. USG 3D

USG 3D mampu mendeteksi pertumbuhan janin lebih baik dari 2D hingga bagian organ dalam. Karna gambarnya yang lebih jelas dan terlihat utuh dalam bentuk 3D.

Jenis USG ini bisa mengetahui terjadinya lilitan tali pusar hingga mendeteksi kondisi tulang janin yang bengkok.

USG ini dipercaya sebagai salah satu upaya yang dilakukan sebagai pencegahan dini masalah pada kehamilan baik ibu hamil maupun janin yang dikandung.

5. USG 4D

USG 4D atau real time merupakan teknologi canggih dimana gambar yang ditampilkan berupa 3 dimensi dan bergerak.

Moms bisa memperoleh video gerakan janin, ekspresi wajah janin dan keadaan janin. Oh ya, agar hasil maksimal disarankan pemeriksaan USG 4D dilakukan ketika struktur organ janin sudah terbentuk atau setelah usia kehamilan mencapai 26 minggu.

Dengan begitu, hasil yang didapatkan akan sesuai dengan harapan karena bagian tubuh janin moms bisa lebih terlihat dengan baik.

6. Doppler Imaging

Berbeda dengan doppler yang digunakan oleh bidan, Jenis USG ini bertujuan untuk mengukur seberapa baik darah yang mengalir di dalam tubuh bayi Moms.

USG ini disarankan bagi Moms yang memiliki tekanan darah tinggi atau pertumbuhan bayi dalam janin menjadi lebih lambat dari biasanya.

Dengan melakukan doppler image, dokter dapat memperkirakan kondisi aliran darah melalui tali pusat dan area tubuh janin lainnya, seperti otak dan jantung.

USG doppler dapat membantu memastikan apakah janin mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup melalui plasenta atau tidak.

 

Apakah USG benar-benar aman untuk janin?

Pakar dan ahli sepakat untuk saat ini tidak ditemukan masalah pada kandungan maupun bayi setelah dilahirkan akibat multiple USG atau USG yang dilakukan berkali-kali.

Hal ini didukung oleh beberapa hasil penelitian antara lain:

Situs Webmd menjelaskan melakukan beberapa pemeriksaan ultrasound selama kehamilan tidak mungkin menyebabkan kerusakan jangka panjang pada janin yang sedang berkembang.

Situs ini menyimpulkan, menurut sebuah studi baru menegaskan keamanan jangka panjang dari prosedur yang umum digunakan. Studi lanjutan ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan jangka panjang dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang terlibat dalam studi awal (selama 10 tahun studi berjalan).

Peneliti mengatakan hasil ini harus memberikan jaminan bahwa beberapa USG prenatal tidak memiliki efek negatif pada pertumbuhan atau perkembangan janin.

Ultrasonografi aman untuk ibu dan bayi jika dilakukan oleh dokter. Karena ultrasound menggunakan gelombang suara daripada radiasi, ini lebih aman daripada sinar-X. Medis telah menggunakan USG selama lebih dari 30 tahun, dan mereka belum menemukan risiko berbahaya. Jelas situs March of Dime.

“Keamanan ultrasound telah ditetapkan dengan baik,” kata Dr. Allison Hill, OB-GYN and author of Your Pregnancy, Your Way, kepada Romper dalam sebuah wawancara email.

“Sebuah tinjauan terhadap lebih dari 50 penelitian medis menunjukkan bahwa ultrasound tidak menimbulkan bahaya bagi ibu atau janin. Mereka tidak menyebabkan cacat lahir, masalah perkembangan atau intelektual masa kanak-kanak, atau kanker,” ungkap situs Ccrmivf.

Dokter Hills menambahkan memang benar adanya USG dapat meningkatkan resiko panas 1,5 derajat dari sebelumnya. Namun, bila USG tersebut dilakukan nonstop selama 4 jam. Sehingga melakukan berkali-kali dengan durasi singkat saat konsultasi dengan dokter tidak ada pengaruh resiko panas sama sekali dikarenakan durasinya pendek.

WHO menguatkan argumen para ahli dengan pengumpulan data pada pencarian elektronik yang dilakukan telah berhasil mengidentifikasi 6716 kutipan, dan 19 diidentifikasi dari sumber sekunder. Sebanyak 61 publikasi melaporkan data dari 41 studi yang berbeda dimasukkan: 16 uji coba terkontrol, 13 kohort dan 12 studi kasus-kontrol.

Ultrasonografi pada kehamilan tidak terkait dengan hasil ibu atau perinatal yang merugikan, gangguan perkembangan fisik atau neurologis, peningkatan risiko keganasan pada masa kanak-kanak, kinerja intelektual di bawah normal atau penyakit mental.

Menurut uji klinis yang tersedia, ada hubungan yang lemah antara paparan ultrasonografi dan tidak kidal pada anak laki-laki (rasio odds 1,26; 95% CI, 1,03-1,54).

Pada penelitian dan pencarian yang dilakukan WHO seluruhnya diatas, kesimpulannya,
menurut bukti yang ada, paparan ultrasonografi diagnostik selama kehamilan aman sesuai yang tertulis pada situs WHO tahun 2009.

Baby center UK menegaskan, studi tidak menemukan hubungan antara USG dan berat lahir, kanker masa kanak-kanak, disleksia, atau masalah dengan penglihatan atau pendengaran.

Dikarenakan efek buruk USG tidak ditemukan kebenarannya, Moms tidak perlu khawatir lagi untuk melakukan USG saat memeriksa kandungan ya.

 

(Nyanya)

 

Sumber : berbagai sumber

Foto : berbagai sumber