Supplemental Nursing System (SNS)

 

Supplemental Nursing System (SNS) adalah media susu yang umumnya digunakan untuk proses relaktasi.

 

Terdiri dari wadah berisi susu tambahan yang dijepit atau digantung, dan dengan selang tambahan yang dilekatkan menuju samping puting Mom. Aliran ASI yang terkontrol dan konsisten akan dikeluarkan saat bayi menghisap payudara.

 

What to Expect menjelaskan, metode ini digunakan untuk menstimulasi payudara melalui hisapan bayi sehingga proses menyusui berhasil.

 

Wadah SNS umumnya dapat diisi oleh ASI perah maupun susu formula, tergantung dari rekomendasi yang diberikan atas kondisi dan situasi Mom dan bayi yang melalui proses relaktasi.

 

Beberapa Mom, membutuhkan bantuan untuk memulai atau membangun kembali hubungan saat menyusui.

 

SNS merupakan media tambahan yang dapat membantu mewujudkannya. Dengan mengisap payudara dan minum dari selang pada saat yang bersamaan, bayi memperoleh nutrisi yang dibutuhkannya sambil merangsang payudara dan melatih keterampilan mengisap.

 

Siapa yang membutuhkan SNS? 

 

SNS dapat digunakan ketika dibutuhkan pada suatu kondisi pada Mom dan bayi, atau ketika bayi kesulitan melakukan pelemahan dengan baik pada payudara atau membutuhkan suplementasi.

 

Alasan penggunaannya bisa karena faktor yang berhubungan dengan Mom atau faktor yang berhubungan dengan bayi atau mungkin dapat dikarenakan keduanya.

 

Faktor Terkait Mom Meliputi:

 

– Pernah menjalani operasi payudara, dan produksi ASI rendah

– Perlu melengkapi dengan susu formula karena suplai ASI rendah atau alasan lainnya

– Mom adopsi yang ingin menyusui dan perlu membangun atau relaktasi merangsang produksi ASI

 

Faktor Terkait Bayi Meliputi:

 

– Kelahiran prematur

– Berat badan bayi tidak bertambah dengan baik atau sangat mengantuk saat menyusu

– Mengalami masalah saat menghisap

– Memiliki masalah medis seperti, down sindrom, bibir atau langit-langit sumbing, atau gangguan neurologis

– Mengalami bingung puting karena pemberian botol, namun orangtua ingin agar bayi kembali menyusui ke payudara

 

 

Finger Feeding 

 

Tidak hanya pada payudara, SNS juga dapat digunakan sebagai media finger feeding. Cara ini merupakan alternatif untuk memperkuat teknik menyusui.

 

Finger feeding merupakan cara memberikan ASI perah kepada bayi tanpa menggunakan dot botol.

 

Cara ini dianggap alternatif media ASIP selain dot, karena beberapa bayi mungkin lebih suka dot dan menolak payudara. Pemberian makan jari menggunakan botol dengan tabung tipis daripada dot.

 

Bayi harus menjaga lidahnya ke bawah dan ke depan di dalam mulutnya untuk menutupi gusinya. Bayi menggunakan mulut yang terbuka lebar di jari untuk membuat kait yang dalam, menggunakan jari terbesar.

 

Namun, ahli mengingatkan bahwa fokus utama menyusui adalah stimulasi payudara dan hisapan bayi. Finger feeding dapat menghambatnya.

 

Tipe SNS 

 

Laman WebMD menjelaskan adanya beberapa tipe SNS yang dapat digunakan oleh Mom. Yaitu:

 

– Homemade SNS

Yaitu SNS buatan sendiri, dengane menggunakan botol bayi biasa dengan dot karet dan selang makanan nasogastrik bayi.

 

– SNS kantong sekali pakai

SNS ini menggunakan kantong sekali pakai steril yang menampung ASI atau suplemen.

 

Kantongnya kecil dan digantung dengan tali di leher Mom. Tabung kecil dan tipis mengalir dari bagian atas tas ke mulut bayi. ASI hanya mengalir saat bayi dilekatkan ke selang dan payudara, untuk membantu mengatasi masalah menyusui.

 

Kantong suplemen berukuran kecil, sehingga mudah dibawa saat bepergian dan Mom perlu menyusui di luar rumah.

 

– SNS botol

 

Menggunakan dua botol, yang masing-masing dengan tabung terpasang. Biasanya ada lebar tabung yang berbeda untuk dipilih.

 

Baik botol maupun tabung dapat dibersihkan, menjadikannya pilihan yang lebih ramah lingkungan. Terdapat fitur klem untuk menghentikan ASI mengalir atau membuka klem untuk menyusui bayi.

 

Sehingga Mom dengan mudah dapat menyesuaikan lebar tabung untuk menyesuaikan suplai dengan kebutuhan bayi.

 

Manfaat SNS 

SNS memiliki banyak manfaat. Salah satunya yaitu membantu meningkatkan suplai ASI, membantu Mom mendapatkan rangsangan ASI pada bayi, mempererat bonding, meningkatkan kesempatan menyusu pada payudara, SNS memfasilitasi ikatan dan kontak skin to skin untuk menenangkan serta menghibur bayi.

 

Juga meningkatkan pasokan ASI, merangsang payudara melalui pengisapan yang berkelanjutan. Dan mendukung perkembangan mulut, keterampilan mengisap, serta perkembangan orofacial pada bayi.

 

 

Cara menggunakannya: 

 

– Pastikan Mom telah mencuci tangan dengan sabun dan air sampai bersih.

– Tuang susu formula atau ASI yang sudah dipompa ke dalam wadah dan tutup rapat.

– Pastikan tabung diulirkan melalui klem dan benar-benar tertutup.

– Balikkan sistem perawatan tambahan dan tekan sekali. Ini membantu untuk mempersiapkan sehingga susu akan mulai mengalir begitu membuka tabung.

– Letakkan botol di leher atau kaitkan di pakaian dekat leher.

– Gunakan selotip kertas untuk menempelkan selang (atau selang, jika alat bantu menyusui ada dua) ke payudara.

– Tabung harus mencapai ujung puting dan mungkin perlu sedikit melewatinya tergantung pada SNS yang di gunakan.

– Ambil posisi menyusui yang nyaman,  dan bantu bayi melakukan pelekatan pada payudara.

– Keluarkan aliran susu yang dipompa atau susu formula dari botol dengan mengangkat selang keluar dari klem agar bayi dapat menyusui.

 

Selamat mencoba.

 

Nyanya :

Foto : WebMD, Breastfeeding Support, Medela

 

 

Manfaat Suara Ibu Pada Bayi

 

Tahukah Mom, suara Mom memiliki kekuatan yang sangat besar dalam mengembangkan otak bayi pada awal kehidupannya?

 

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan tidak hanya memenangkan bayi saja, namun suara Mom memiliki sinyal unik yang membantu sel otak bayi berkembang pesat.

 

Hebatnya lagi, perkembangan tersebut terjadi setiap komunikasi Mom pada bayi sejak dalam kandungan!

 

Menurut situs Early Years, sebuah studi tahun 2014 terhadap bayi prematur menunjukkan bahwa memutar rekaman suara Mom, saat bayi mengisap dot sudah cukup untuk meningkatkan perkembangan keterampilan makan oral dan mempersingkat masa tinggal mereka di rumah sakit.

 

Psychology Today, memperkuat dukungan penelitian tersebut, dengan menuliskan dalam artikelnya adanya perkembangan positif pada bayi yang dirawat pada NICU serta kemajuan perkembangan lingkungan yang didapat dari suara tersebut. Dampak ini membantu pemulihan dan tumbuh kembang lebih cepat dari bayi lainnya.

 

 

Suara Mom, mampu menenangkan bayi dalam situasi stres, mengurangi kadar kortisol, hormon stres, meningkatkan kadar oksitosin serta hormon ikatan sosial.

 

Para ilmuwan bahkan telah melacak kekuatan suara ke otak bayi: hasilnya dapat mengaktifkan korteks prefrontal anterior dan wilayah temporal posterior kiri lebih kuat daripada suara asing, mempersiapkan bayi untuk tugas khusus pemrosesan bicara.

 

Carvalho dan rekan dalam jurnalnya menjelaskan, bayi mampu membedakan suara Mom dan orang asing. Mereka bahkan bisa membedakan antara bahasa Mom dan bahasa asing.

 

Psychology Today merilis adanya penelitian lain mengenai suara Mom dan bayi. Pada penelitian tersebut terbukti bahwa anak-anak dapat secara akurat mengidentifikasi suara Mom mereka lebih dari 97 persen dalam waktu kurang dari satu detik.

 

Menurut keterangan para ahli yang dilansir oleh situs Britannica, suara Mom mengaktifkan berbagai struktur otak termasuk amigdala.

 

Parenting Science mengungkap, penelitian yang dilakukan oleh Leslie Seltzer pada anak, menemukan anak yang sering menghabiskan waktu bersama Mom mereka, baik secara langsung atau melalui telepon, mengalami pemulihan tercepat.

 

Tingkat level stress mereka atau hormon kortisol, kembali ke garis dasar dalam waktu 30 menit.

 

Dan tingkat oksitosin atau hormon cinta mereka mendapat dorongan yang berlangsung setidaknya selama satu jam. Sedangkan yang tidak berinteraksi dengan Mom mereka, hormon kortisol terus meningkat.

 

Yaitu yang mengatur emosi, nukleus accumbens dan korteks prefrontal medial, yang merupakan bagian dari sirkuit penghargaan utama, dan area wajah fusiform, yang memproses informasi wajah visual.

 

 

Pola aktivitas otak ini dapat disamakan dengan sidik jari saraf, di mana suara seorang Mom memicu aktivitas tertentu di otak anaknya.

 

Peneliti juga menemukan semakin banyak koneksi saraf antara daerah otak pada selektif suara dan yang terkait dengan suasana hati, penghargaan, dan pemrosesan wajah, maka semakin banyak kemampuan komunikasi sosial yang dimiliki seorang anak.

 

Dengan kata lain, sidik jari saraf suara Mom di dalam otak anak dapat memprediksi kemampuan anak tersebut untuk berkomunikasi di ranah sosial.

 

Sebuah penelitian popular yang dilakukan oleh DeCasper AJ dan Fifer tahun 1980, menyimpulkan bayi newborn menyukai suara Mom.

 

Ketika mendengarkan suara yang diputar melalui pengeras suara, dan minat mereka meningkat dan berkurang tergantung pada siapa yang mereka dengar.

 

Bayi lebih tertarik ketika mendengar suara Mom. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk menoleh ke arah pengeras suara.

 

Dua penelitian lain menyebutkan bayi menunjukkan respons lebih tenang saat mendengar suara Mom ketika melalui proses tertekan (misalnya, saat disuntik).

 

Lalu bagaimana dengan pengaruh suara Dad pada bayi? Sebuah jurnal yang dilakukan oleh Barbara S Kisilevsky dalam Research Gate menulis, bayi Newborn mengenali suara Dad sejak kandungan.

 

Namun, bayi lebih mengenali suara Mom dibandingkan Dad ketika lahir. Tidak berarti keberadaan Dad, tidak memberikan dampak positif pada anak lho.

 

Menurut All4kids, Dad yang sering terlibat dengan anak mempengaruhi tingkat sosialisasi, kepercayaan diri, dan pengendalian diri yang lebih tinggi pada anak. Anak-anak ini cenderung tidak bertindak negatif di sekolah atau terlibat dalam perilaku berisiko di masa remaja.

 

(Nyanya)

Foto : Dreamstime, NDTV, UCSF

 

 

Peran Ayah Bantu Menyukseskan ASI Pada Ibu

 

 

Tahukah Dad, saat mendampingi Mom menyusui dapat meningkatkan kesuksesan ASI lebih lama? Dad mendampingi Mom menyusui dengan kasih sayang, merupakan faktor terpenting Mom menyusui lebih percaya diri.

 

Tidak hanya pada Mom, Dad yang sering menemani Mom menyusui ternyata memiliki dampak positif pada bayi. Terutama perkembangan emosi, keterikatan, kenyamanan, sosial dan lainnya.

 

Penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang Mom mendapat dukungan dan dorongan dari pasangannya, kemungkinan besar dia akan berhasil dalam menyusui dan menyusui untuk jangka waktu yang lebih lama.

 

Memiliki dukungan membuatnya lebih mudah untuk bertahan bahkan ketika dia kelelahan. Plus, dukungan sangat berharga untuk melewati masalah menyusui yang sulit atau menyakitkan.

 

Shahla Meedya, Kathleen Fahy dan AshleyKable, menulis dalam jurnal mereka, “Niat menyusui, efikasi diri dan dukungan telah dilaporkan sebagai faktor penting yang dapat dimodifikasi yang mempengaruhi durasi menyusui.”

 

Mereka juga menambahkan, perempuan memiliki pengalaman menyusui yang positif dan berkepanjangan ketika mereka memiliki keinginan yang kuat, untuk menyusui dalam jangka waktu yang lebih lama. Ketika mereka percaya diri dengan kemampuannya untuk menyusui dan didukung dengan baik oleh keluarga mereka, proses keberhasilan menyusui akan meningkat.

 

Lembaga WIC Breastfeeding, menulis “Menyusui adalah masalah keluarga, dan Dad merupakan bagian tim paling penting di dalamnya”. Saat memutuskan untuk melakukan menyusui, diperlukan pembelajaran, kesabaran dan kerjasama yang baik.

 

Masalah Yang Dihadapi Dad Pada Proses Menyusui 

 

Family Education menjelaskan, banyak Dad khawatir ASI menjauhkan keintiman Dad dengan bayi. Padahal, tidak. Karena bayi tetap membutuhkan dan dekat dengan figur Dad untuk perkembangan milestone yang lebih baik.

 

Para Dad keliru memahami menyusui hanya pada Mom dan bayi saja. Mereka hanya sebagai pendamping yang pasif dan netral. Umumnya merasakan pengaruh dan eksistensi diri terhadap ini kecil, sehingga pada Dad lebih sering terlihat cuek walau sebenarnya ingin terlibat jauh.

 

Keluhan umum dari Dad dari bayi yang disusui adalah mereka cenderung merasa dikucilkan dari keintiman pasangan menyusui. Tetapi Dad sebenarnya memiliki potensi luar biasa untuk memfasilitasi atau melemahkan keberhasilan menyusui. Memahami pentingnya peran mereka adalah langkah pertama dalam membekali Dad untuk membantu pasangan menyusui mereka.

 

Beberapa penelitian menemukan, dukungan Dad telah dibuktikan secara empiris memiliki pengaruh yang kuat pada keputusan Mom untuk memulai dan melanjutkan menyusui.

 

 

Pendampingan Dad, juga membantu meningkatkan suplai ASI, serta membantu Mom ketika melewati masa baby blues atau depresi setelah melahirkan terutama saat menyusui. Memberikan rasa nyaman, dapat mempercepat proses Let Down Reflex saat menyusui.

 

Inklusi Dad dalam program pendidikan menyusui telah terbukti menghasilkan hasil yang beragam dalam kaitannya dengan peningkatan durasi dan tingkat menyusui.  

 

Namun demikian, bukti yang berkembang jelas mengidentifikasi bahwa dukungan Dad memang memainkan peran penting dalam perasaan Mom didukung untuk menyusui

 

Penelitian lain menemukan, banyak Dad baru yang ikut kesulitan ketika mendampingi Mom menyusui. Para Dad merasa kurang informasi dan edukasi, sehingga kebingungan ketika terlibat.

 

Padahal Sherriff dan rekan, 2009, dalam jurnalnya kesigapan dan bantuan Dad sangat krusial. Seperti bergantian merawat saat Mom tidur, membuatkan makanan atau minuman, pujian dan kata-kata sayang, memberikan dampak positif bagi Mom

 

Penelitian menunjukkan bahwa Dad tertarik untuk menyusui dan ingin terlibat dan mendukung Mom.

 

Namun, Dad sering merasa tidak siap menghadapi tantangan yang dapat ditimbulkan oleh menyusui. Penelitian lain juga menjelaskan, mereka tidak yakin bagaimana membantu Mom.

 

Secara keseluruhan, para Dad melaporkan menginginkan lebih banyak informasi, dan dukungan sehingga mereka dapat terlibat secara proaktif dan efektif saat ini.

 

Tips Mendukung Mom Menyusui Yang Dapat Dad Lakukan

 

Dad, dapat melakukan berbagai cara untuk mendukung Mom menyusui. Seperti:

 

1. Ikut mempelajari ASI, misalnya ikut kelas parenting, kelas ASI, mengunjungi konselor laktasi sejak kehamilan terjadi.

2. Mensupport keputusaan Mom menyusui. Dengan memberikan dukungan penuh dan melindungi pilihan Mom.

3. Menemani saat Mommenyusui

4. Menyediakan waktu luang

5. Melindungi proses menyusui Mom dan bayi

6. Memberikan pertolongan saat dibutuhkan, menemani Mom ke konselor ASI

7. Mencurahkan kasih sayang dan memahami kebutuhan emosi Mom

8. Membantu posisi menyusui lebih nyaman, dan lainnya.

 

Tips Agar Lebih Dekat Dengan Bayi

 

Agar lebih dekat dengan bayi, Dads bisa melakukan berbagai aktivitas menyenangkan. Seperti membantu menggendong bayi, skin to skin, membantu merawat bayi, bermain dengan bayi, menggendong bayi saat di luar rumah dan lainnya. Dekat dengan bayi dapat meningkatkan hormon oksitosin. Hormon ini menciptakan rasa cinta, kasih sayang dan ikatan yang kuat.

 

(Nyanya)

Foto : The Indian Express, Istock

 

 

 

HP Lebih Kotor Dari Dudukan Toilet

 

 

Bermain ponsel memang terkadang menyenangkan bukan? Riset terbaru mengemukakan HP lebih kotor dari dudukan toilet. Tidak hanya permukaan HP saja, ternyata casing yang digunakan untuk melindungi HP lebih kotor dari HP sendiri!

 

Situs Daily Mail menulis, sebuah studi menemukan HP dengan casing plastik lebih kotor tujuh kali dibanding dudukan toilet. Selain itu, casing kulit ternyata lebih buruk dengan tujuh belas kali lebih kotor dari dudukan toilet.

 

Pada tahun 2011 para ilmuwan di London School of Hygiene & Tropical Medicine menemukan satu dari enam ponsel terkontaminasi dengan kotoran, termasuk bakteri E. coli yang dapat menyebabkan keracunan makanan dan penyakit perut.

 

Studi terbaru mengamati 50 ponsel, mencatat pembacaan bakteri tertinggi untuk smartphone dalam kotak kulit, yang juga merupakan dompet, dan menunjukkan hampir 17 kali jumlah bakteri di dudukan toilet.

 

Initial Washroom Hygiene mengambil swab menggunakan perangkat genggam atau HP yang menyoroti mikroba hidup di permukaan.

 

Usapan dari toilet menunjukkan bakteri di sekitar 220 area di sekitar dudukan toilet. Sedangkan rata-rata ponsel menunjukkan 1.479 spot bakteri yang lebih banyak.

 

Situs Time menjelaskan, adanya patogen serius yang berhasil ditemukan. Termasuk Streptococcus, MRSA dan bahkan E. coli. Virus juga dapat menyebar di HP, jika seseorang sakit radang tenggorokan atau influenza dan batuk di dekat Hp, sebelum memberikannya kepada teman.

 

Menurut survey Deloitte, warga Amerika Serikat, memeriksa ponsel mereka 47 kali per hari. Sehingga memberikan banyak peluang bagi mikroorganisme untuk pindah dari jari ke ponsel.

 

Hasil riset terbaru yang dilakukan para ilmuwan di University of Arizona, menemukan HP sepuluh kali lebih kotor dari dudukan toilet. Studi lain juga menemukan bahwa smartphone yang digunakan anak sekolah, dapat memiliki sebanyak 17.000 salinan gen bakteri di dalamnya.

 

Situs Insurance2Go, melakukan riset terhadap penggunaan beberapa merk ponsel ternama. Dan menemukan bahwa dudukan toilet dan gagangnya memiliki bakteri lebih sedikit dari ponsel. Bakteri tertinggi ditemukan pada layar dan keyboard.

 

Selain itu, situs ini juga menemukan bukti bahwa 35% penduduk di Inggris tidak membersihkan ponselnya!

 

Kuman-kuman ini dapat membuat anak sakit dan siapa pun yang bersentuhan dengan orangtua sakit. Faktanya, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan 80 persen dari semua infeksi ditularkan melalui tangan. HP menjadi salah satu media yang paling berperan untuk itu.

 

 

Tips Agar Lebih HP Bersih

Agar anak terjaga kebersihan dan terhindar dari resiko penyakit yang disebabkan oleh paparan infeksi kuman berbahaya, Mom dapat lakukan tips berikut yaitu:

 

1. Biasakan mencuci tangan, termasuk saat keluar dari toilet.

2. Jangan lupa membersihkan HP dengan tisu basah antiseptik sesering mungkin.

3. Jangan pernah memberikan bayi dan anak HP sebagai mainan, terutama bayi pada usia oral.

4. Pastikan hidup sehat dengan diet menu gizi seimbang yang adekuat pada usia MPASI agar bayi mendapatkan proteksi daya tahan tubuh dengan baik.

5. Persering menyusui bayi terutama saat bayi sedang sakit. ASI memiliki antibodi, yang tidak hanya dapat melindungi tubuh bayi. Namun, membantu mempercepat proses penyembuhan saat bayi sakit.

6. Berikan proteksi pada bayi berupa imunisasi. Dengan demikian bayi dapat terlindungi lebih baik dan memiliki kekebalan spesifik melawan penyakit.

 

(Nyanya)

Foto ; Baby Center, Istock

 

 

Masalah Kuku Pada Bayi

Kuku bayi dan anak dapat bermasalah apabila perawatan tidak baik sehingga terinfeksi virus dan bakteri.

Tipe dan masalah kuku pada bayi dan anak

1. Beau line, atau garis beau.
Beau line merupakan harus lengkungan yang terlihat pada kuku.

Garis ini umumnya berwarna putih yang melintang di tengah kuku. Pada bayi, biasanya terlihat saat lahir. Pada anak yang lebih besar dapat terlihat setelah demam tinggi. Garis ini merupakan tanda kekurangan seng.

2. Koilonychia (kuku sendok)

Kuku ini memiliki tekstur yang lembut dan tampak terkelupas, karena kuku anak kecil yang tipis dan lembut. Mereka sering terjadi pada ibu jari dan jempol kaki. Jarang, koilonychias telah dikaitkan dengan kekurangan zat besi.

3. Onikolisis

Dalam kondisi ini, kuku menjadi terpisah dari dasar kuku. Pada anak-anak, ini biasanya karena trauma tetapi kadang-kadang dapat dilihat dengan penyakit autoimun juga.

4. Onikoschizia

Ujung kuku menjadi berjumbai dan terbelah dalam kondisi umum ini. Umumnya terlihat pada beberapa tahun pertama kehidupan, onikoschizia biasanya muncul pada ibu jari dan jempol kaki dan diduga disebabkan oleh trauma berulang, mengisap jempol, dan menggigit kuku.

5. Onikomadesis

Biasanya dalam kondisi ini, semua kuku akan terpisah dari dasar kuku di kutikula dan terkelupas sepenuhnya.

Kuku yang rontok ini dapat dikaitkan dengan infeksi virus, terutama penyakit tangan, kaki, mulut, campak, dan penyakit Kawasaki, atau infeksi lain yang menyebabkan demam tinggi.

6. Paronikia

Ini karena infeksi yang terjadi pada atau di dekat tepi kuku. Gejalanya meliputi kemerahan, bengkak, dan area berisi nanah di sudut kuku.

7. Leukonikia

Terlihat sebagai bintik putih pada kuku, area ini diduga disebabkan oleh trauma ringan dan bukan merupakan tanda asupan vitamin atau mineral yang berlebihan seperti yang diyakini secara umum.

8. Onikomikosis

Infeksi jamur yang umum pada orang dewasa, kondisi ini jauh lebih jarang terjadi pada anak-anak dan sangat sulit diobati.

9. Lubang kuku

Lekukan kecil di dasar kuku mungkin merupakan temuan normal pada bayi dan anak kecil.

Well Very Family menjelaskan, akan ada kemungkinan kuku bayi tumbuh ke dalam. Pertumbuhan kuku seperti ini terkadang menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman. Kuku ke dalam juga dapat teriritasi dan infeksi. Segera konsultasikan pada dokter untuk penanganannya.

Cara Merawat Kuku Bayi

Kerena pertumbuhan kuku yang cepat, memotong kuku bayi seminggu dua kali dapat mencegah masalah kuku pada bayi. Seperti tumbuh ke dalam, kuku patah dan lainnya.

Kuku kaki lebih lama tumbuh dibandingkan kuku tangan. Mom dapat memotongnya sekali dalam satu atau dua Minggu.

Tips memotong kuku bayi

 

Agar mudah memotong kuku bayi, Mom dapat lakukan hal ini :

1. Pastikan potong kuku dengan gunting kuku yang bersih
2. Lakukan di tempat yang terang agar dapat melihat dengan jelas
3. Minta tolong pada orang lain apabila bayi terlalu aktif atau sering bergerak
4. Perlahan gunting tidak terlalu dekat dengan kulit bayi agar tidak luka saat dipotong
5. Gunting kuku kaki lurus untuk mencegah kuku tumbuh kedalam
6. Mom dapat bernyanyi atau bermain dengan bayi
7. Gunakan mainan agar bayi lebih tenang
8. Mom dapat memotongnya saat bayi tidur agar menghindari cedera pada jari bayi
9. Puji ketika kuku selesai dipotong

(Nyanya)

Foto : Pinterest, Science Photo Library

Berkenalan Dengan Sensori Integrasi : Pentingnya Indra Tambahan Pada Anak

Seperti yang diketahui, manusia memiliki 5 panca Indra yaitu pendengaran, penglihatan, pengecap, peraba, penciuman. Kelima Indra tersebut saling terkoneksi satu sama lain dalam beraktivitas. Ternyata, anak memiliki sensori tambahan yang sama pentingnya pada perkembangan dan kemampuannya lho.

Dalam buku The Out of Sync Child,  Carol Stock Kranowitz, MA. dari Bethesd-Maryland, menjelaskan indera dekat kita itu adalah: Indera taktil, Indera vestibular, Indera proprioseptif. Dan ketiga indra tersebut bersifat fundamental atau dasar berkembangnya seorang anak sehat.

Sensori tersebut  secara alamiah terkoneksi pada otak. Dalam prosesnya, informasi yang didapat dari seluruh Indra dikelola kemudian dimaknai oleh anak. Yang nantinya akan disaring, mana yang lebih penting dan mana yang tidak penting atau perlu diabaikan.

Proses ini memungkinkan kita untuk berprilaku sesuai dengan pengalaman dan merupakan dasar bagi kemampuan akademik dan prilaku sosial.

Pemrosesan sensorik atau integrasi merupakan pendaftaran yang efektif (dan interpretasi yang akurat) dari input sensorik di lingkungan (termasuk tubuh seseorang). Ini adalah cara otak menerima, mengatur, dan merespons input sensorik untuk berperilaku secara bermakna & konsisten. Anak-anak yang mengalami kesulitan memproses informasi sensorik, dikenal sebagai Sensory Processing Disorder.

Konsep integrasi sensorik pertama kali dikembangkan dan dijelaskan oleh Dr A Jean Ayres pada 1970-an. Pada tahun 2006, Dr Lucy Miller menerbitkan model “gangguan pemrosesan sensorik” berdasarkan Ayres Sensory Integration.

 

Integrasi sensorik merupakan proses neurobiologis bawaan dan mengacu pada integrasi dan interpretasi stimulasi sensorik dari lingkungan oleh otak. Sehingga peran indra ini sangat penting. Terutama bagi bayi dan anak yang sedang melewati masa pertumbuhan otaknya.

Sebaliknya, disfungsi integratif sensorik merupakan gangguan di mana input sensorik tidak terintegrasi atau terorganisir dengan tepat di otak dan dapat menghasilkan berbagai tingkat masalah dalam perkembangan, pemrosesan informasi, dan perilaku. Gangguan ini dapat terjadi pada anak, terutama anak yang  memiliki gangguan medis atau masalah seperti autisme.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya, teori sensori integrasi dan pengobatannya telah dikembangkan oleh Dr A. Jean Ayres pada studinya di ilmu saraf dan yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan fungsi neuromuskular. Perawatan berbasis bukti untuk mendukung orang yang mengalami perbedaan sensorik dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup.

Integrasi sensorik berfokus terutama pada tiga indra dasar-taktil, vestibular, dan proprioseptif. Keterkaitan mereka mulai terbentuk sebelum lahir dan terus berkembang saat orang tersebut dewasa dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Ketiga indera tersebut tidak hanya saling berhubungan tetapi juga terhubung dengan sistem lain di otak. Walaupun ketiga sistem sensorik ini kurang akrab dibandingkan dengan penglihatan dan pendengaran, sensori ini sangat penting untuk kelangsungan hidup dasar. Hubungan antar ketiga indera ini kompleks.

Ketiga sensori ini memungkinkan kita untuk mengalami, menafsirkan, dan menanggapi rangsangan yang berbeda di lingkungan sekitar anak. Anak akan terus terstimulasi terhadap apapun disekitarnya. Dan otak akan terus memproses meskipun terhadap paparan atau benda-benda sederhana.

Bayi yang baru lahir dapat melihat, mendengar dan merasakan tubuhnya tetapi tidak dapat mengatur inderanya dengan baik. Newborn tidak dapat menilai jarak atau merasakan bentuk satu objek versus objek lainnya. Bayi secara bertahap belajar mengatur input sensorik di dalam otak. Gerakan berubah dari tersentak-sentak dan canggung, menjadi lebih halus dan mampu mengelola banyak masukan sensorik pada satu waktu.

Bayi mulai bereaksi terhadap rangsangan sensorik sejak lahir. Mereka menoleh ke arah suara, mengikuti objek dengan mata mereka dan menemukan tangan dan kaki mereka dengan menyentuhnya.

Setelah itu bayi mulai mengembangkan koordinasi mata-tangan dan akan menggunakan tangan mereka untuk menyentuh sesuatu yang mereka lihat. Mereka kemudian memulai eksplorasi mata-tangan-mulut dengan memasukkan sesuatu ke dalam mulut mereka, yang merangsang indera perasa. Inilah sebab fase oral sangat penting.

Ketika bayi melalui fase oral, Indra pengecap pada mulutnya lebih sensitif. Sehingga terjadi pemetaan seperti skrining peta pada benda yang masuk dalam mulutnya. Skrining ini penting karena mereka mempelajari segala sesuatu pada mulutnya. Oleh karena itu, bayi terus memasukan benda apapun yang ditemuinya ke dalam mulut dan terlihat menikmati momen tersebut.

Kemudian, visual bayi berkembang lebih jauh. Sehingga bayi dapat bergerak jauh lebih baik. Keamanan bayi saat ini meningkat, sehingga saat bergerak bayi tidak mudah terjatuh atau melalui medan berbahaya seperti tangga.

Perkembangan sensori integrasi bayi secara mandiri terjadi pada akhir tahun pertama bayi. Untuk itu, stimulasi pada 0 sampai 12 bulan pada bayi sangatlah penting. Pada usia 12 bulan, bayi mulai melakukan proses informasi dari berbagai indra bersama. Terutama mengembangkan koordinasi penglihatan dan pendengaran. Dengan sensori pendengaran yang lebih meningkat, bayi akan mudah terstimulasi mempelajari bunyi maupun bicara.

Contoh aktivitas integrasi sensorik adalah:

Ketika makan, yaitu

1. Bayi mencium bau makanan saat mereka membawanya ke mulut mereka
2. Bayi mencicipi makanan
3. Bayi merasakan tekstur makanannya
4. Bayi mempelajari, menganalisa makanan. Dan menentukan apakah menginginkan lebih atau menolaknya.

WebMD menulis, gangguan pemrosesan sensorik adalah suatu kondisi di mana otak mengalami kesulitan menerima dan merespons informasi yang masuk melalui indera.

Sebelumnya disebut sebagai disfungsi integrasi sensorik, saat ini tidak diakui sebagai diagnosis medis yang berbeda.

Beberapa orang dengan gangguan pemrosesan sensorik terlalu sensitif terhadap hal-hal di lingkungan mereka. Suara umum mungkin menyakitkan atau berlebihan. Sentuhan ringan pada kemeja bisa membuat kulit lecet.

Anak yang memiliki masalah sensorik, mungkin akan :

1. Tidak atau sulit terkoordinasi
2. Sering menabrak sesuatu
3. Tidak dapat mengetahui di mana anggota tubuh
4. Kesulitan memulai pembicaraan atau mulai bermain

Masalah sensori ini bisa terjadi pada anak, maupun dewasa. Dan umumnya masalah tersebut terlihat pada ciri perkembangan kondisi tertentu seperti Autisme Spectrum Disorder (ASD).

Gangguan pemrosesan sensorik dapat mempengaruhi satu indera, seperti pendengaran, sentuhan, atau rasa. Atau mungkin mempengaruhi banyak indera. Dan orang-orang dapat menjadi terlalu atau kurang tanggap terhadap hal-hal yang membuat mereka kesulitan.

Terdapat Empat kategori kesulitan integrasi sensorik telah diidentifikasi (Parham dan Mailloux (2015):

1. Masalah modulasi sensorik

Masalah dengan modulasi sensorik terjadi ketika otak kita merespons secara berlebihan, atau kurang merespons informasi sensorik. Misalnya, jika seseorang bereaksi berlebihan terhadap sentuhan, mereka mungkin sangat menyadari label di bagian belakang pakaiannya. Jika seseorang kurang responsif terhadap sentuhan, mereka mungkin tidak menyadari seseorang menepuk pundaknya.

2. Diskriminasi sensorik dan masalah persepsi

Ketika otak mengalami kesulitan dalam memahami informasi sensorik yang diterimanya. Seseorang dengan masalah persepsi visual mungkin mengalami kesulitan dalam menemukan objek di lingkungan yang berantakan atau menemukan kata di halaman.

3. Masalah fungsional bilateral vestibular

Masalah-masalah ini adalah akibat dari masalah dengan indera vestibular kita dan dapat mengakibatkan keseimbangan yang buruk dan kesulitan dengan koordinasi dua sisi tubuh. Masalah keseimbangan dan koordinasi dapat menjadi akibat dari berbagai masalah yang berbeda.

4. Masalah praksis

Praksis adalah istilah medis untuk bagaimana otak kita merencanakan dan melakukan gerakan yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Misalnya belajar menulis.

Ketika informasi sensorik tidak diproses dengan baik dapat membuat gerakan baru menjadi sangat sulit, karena anak tidak memiliki kemampuan untuk memahami berbagai informasi sensorik yang masuk. Jadi, mereka berjuang untuk mengetahui di mana tubuh mereka berada dan berapa banyak kekuatan, kecepatan, dan arah yang diperlukan untuk melakukan gerakan baru. Hal ini disebut kesulitan dengan praksis dyspraxia atau gangguan koordinasi perkembangan.

Kemudian, situs Pathway menambahkan, ada beberapa tanda masalah sensorik meliputi:

1. Terlalu sensitif atau kurang reaktif terhadap sentuhan, gerakan, pemandangan, atau suara
2. Tingkat aktivitas yang sangat tinggi atau rendah
3. Mudah terganggu; perhatian yang buruk terhadap tugas
4. Keterlambatan dalam berbicara, keterampilan motorik, atau prestasi akademik
masalah koordinasi; tampak kikuk atau canggung
5. Kesadaran tubuh yang buruk
6. Kesulitan mempelajari tugas baru atau mencari tahu cara bermain dengan mainan yang tidak dikenal
7. Kesulitan dengan tugas-tugas yang membutuhkan menggunakan kedua tangan pada saat yang sama
8. Tampaknya sebagian besar waktu tidak teratur
9. Kesulitan dengan transisi antara aktivitas atau lingkungan
10. Keterampilan sosial yang belum matang
Impulsif atau kurangnya pengendalian diri
Kesulitan menenangkan diri setelah “terluka”.

Dikarenakan setiap anak bereaksi terhadap informasi sensorik secara berbeda. Masalah sensorik sangat kompleks karena sistem sensorik anak dapat berupa campuran yang terlalu reaktif, kurang reaktif, atau terlibat secara aktif.

Maka, perlu adanya analisa dari ahli apabila terdapat masalah atau keterlambatan pada anak. Sebaiknya, temui dokter anak tumbuh kembang apabila terjadi masalah perkembangan tersebut.

(Nyanya)

Foto : Pampers, istock

Kebutuhan Kalsium Ibu Menyusui

 

Tidak hanya saat hamil, kalsium sangat diperlukan untuk Mom yang menyusui.

 

Rata-rata Mom kehilangan 3-5% dari massa tulang mereka saat menyusui bayi. Secara alami, kalsium akan terus menjadi salah satu bahan baku yang diproduksi ASI dan menghasilkan susu yang kaya manfaat bagi bayi.

 

Karena kebutuhan bayi akan kalsium yang terus meningkat, menyebabkan sebagian besar kalsium yang dikonsumsi mengalir ke bayi (melalui ASI) daripada ke tulangnya sendiri. Dampaknya membuat Mom lebih lemah.

 

Selama menyusui, estrogen atau hormon yang dibutuhkan untuk perlindungan tulang juga berkurang. Meskipun demikian, National Institutes of Health, menjelaskan akan pulih dengan cepat setelah disapih.

 

Lalu bagaimana dengan Mom yang melakukan tendem nursing atau menyusui selama hamil?

 

Hilary Flower melakukan sebuah penelitian mengenai menyusui selama kehamilan dan setelahnya. Hilary menuangkan isi penelitianya dalam sebuah buku karyanya yang berjudul Adventures in Tandem Nursing: Breastfeeding During Pregnancy and Beyond. Hasil penelitian tersebut, menemukan tiga fakta unik dari refrensi penelitian Dr. Ann Prentice yaitu:

1. Pemulihan kepadatan mineral tulang terjadi sebelum penyapihan.

 

Pemulihan dimulai setelah pola makan bayi mulai dilengkapi dengan makanan atau cairan lain “fase menyusui parsial”. Pada usia 12 bulan Mom menyusui telah pulih sepenuhnya kepadatan mineral tulangnya.

2. Kepadatan mineral tulang meningkat selama kehamilan.

 

3. Mom yang melakukan menyusui tandem memiliki kebutuhan kalsium yang sama dengan Mom menyusui satu bayi.

 

Untuk menyeimbangkan kebutuhan nutrisi dan kalsium saat menyusui, sebaiknya mengkonsumsi 1.000 miligram kalsium setiap hari selama menyusui.

 

Kalsium sangat penting untuk tulang dan gigi. Terdapat 99% dari total kalsium dalam tubuh, ada di tulang dan gigi. Sehingga kekurangan mineral ini dalam tubuh menyebabkan osteoporosis, dan kadar kalsium selama menyusui harus tercukupi dengan baik.

 

Lalu apa dampaknya bagi bayi bila Mom kekurangan kalsium? Menurut blog Kelly Mom, penelitian menunjukkan bahwa bayi yang disusui ASI mendapatkan banyak kalsium, bahkan jika ibu tidak makan produk susu.

 

Vitamin D

 

Tubuh memerlukan asupan Vitamin D sama pentingnya dengan kalsium. Kebutuhan diperlukan, karena vitamin D yang membantu pembentukan tulang dan tubuh untuk menyerap kalsium.

 

Akan tetapi, situs U.S News Health melaporkan, ASI tidak menyediakan cukup vitamin D untuk bayi. Meskipun sinar matahari, aktivator vitamin D di kulit, merupakan cara yang efektif untuk mengakumulasi vitamin D, namun tidak aman untuk bayi. Oleh karena itu, bayi memerlukan suplemen vitamin D tambahan untuk kebutuhan tumbuh kembangnya.

 

Kekurangan vitamin D, dapat meningkatkan resiko rakhitis gizi. Yaitu pelunakan tulang, membuatnya rentan terhadap patah tulang dan kelainan bentuk tukang di kalangan anak-anak. American Academy of Pediatrics atau AAP, merekomendasikan kebutuhan vitamin D pada bayi dengan batas aman yaitu 400 IU per hari. Sedangkan balita di atas 12 bulan sebanyak 600 IU perhari.

 

 

Gejala Kekurangan Kalsium

 

Kekurangan kalsium dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah kesehatan, khususnya pada Mom yang sedang menyusui. Seperti:

 

1. Masalah otot 

Yang menyebabkan:

1. Nyeri otot, kram, dan kejang

2. Nyeri di paha dan lengan saat berjalan atau bergerak

3. Mati rasa dan kesemutan di tangan, lengan, kaki, dan tungkai, serta di sekitar mulut.

 

Pada kondisi yang ekstrim, dapat menimbulkan aritmia, kejang, bahkan kematian.

2. Kelelahan yang ekstrim 

 

Kekurangan Kalsium dapat menurunkan aktivitas akibat rasa lelah yang ekstrim. Mom yang sedang menyusui membutuhkan tenaga lebih untuk menunjang aktivitasnya menyusui dan merawat anak.

Kelelahan ini dapat membuat keadaan seperti:

1. pusing seperti ingin pingsan

2. Sakit kepala

3. Kabut otak (brain fog), atau kondisi dimana Mom mengalami kurang fokus, sering lupa, dan kebingungan.

 

3. Masalah kuku, rambut dan kulit 

Mungkin Mom tidak menyadari adanya perubahan pada kuku dan kulit, seperti sebelum hamil maupun menyusui.

Tanda masalah pada kuku dan kulit, merupakan salah satu gejala yang paling mudah terlihat ketika seseorang mengalami kekurangan kalsium.

1. Kulit kering

2. Kuku kering, patah, atau rapuh

3. Rambut kasar

4. Alopecia yang menyebabkan rambut rontok

5. Eksim atau peradangan kulit yang bisa menyebabkan gatal atau bercak kering

6. Psoriasis

 

4. Pengeroposan Tulang

Pengeroposan tulang dapat terjadi ketika Mom yang sedang menyusui jarang mengkonsumsi baik kalsium maupun vitamin D.

Kadar kalsium yang rendah dapat membuat tukang rapuh dan mudah cedera. Kekurangan Kalsium juga dapat membuat kepadatan tulang berkurang. Sehingga umum sekali meningkatkan resiko Osteoporosis dan Osteopenia.

 

5. Memperburuk PMS 

Tidak hanya itu, kekurangan kalsium ternyata dapat mempengaruhi gejala PMS yang dialami perempuan. Studi yang berbeda menunjukkan bahwa kekurangan kalsium selama fase luteal dari siklus menstruasi dapat memperburuk gejala PMS dengan menyebabkan depresi, halusinasi, dan kegelisahan.

 

Selain itu, perempuan yang memiliki pola makan kaya vitamin D dan kalsium memiliki risiko lebih rendah terkena PMS dibandingkan wanita lainnya.

 

6. Kerusakan Gigi

Kekurangan Kalsium dapat menyebabkan kerusakan Gigi. Gigi akan menjadi rapuh, dengan akar yang tidak kuat, dan gusi mudah teriritasi.

 

Keadaan ini tentunya menyebabkan gigi mudah patah, sakit gigi, maupun tercabut ketika kebutuhan kalsium tidak tercukupi.

 

Masalah gigi dapat menyebabkan masuknya bakteri dalam mulut kedalam aliran darah. Yang sangat membahayakan bagi Mom dan bayi terutama ketika Mom sedang hamil.

 

7. Masalah mental

 

Medical News Today, kekurangan kalsium dapat mempengaruhi masalah mental seseorang seperti depresi. Beberapa bukti menunjukkan bahwa kekurangan kalsium dapat dikaitkan dengan gangguan mood, termasuk depresi, meskipun untuk mengonfirmasi hal ini diperlukan penelitian lebih lanjut.

 

Sumber Kalsium

 

Sebelum mengonsumsi suplemen kalsium, bicarakan dengan dokter. Mengonsumsi terlalu banyak kalsium, suatu masalah yang disebut hiperkalsemia, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, batu ginjal, dan masalah kesehatan serius lainnya.

 

Kalsium dapat ditemukan pada makanan sehat, mudah dan tidak mahal. Mom dapat mencoba pilihan makanan seperti:

 

1. Sayuran hijau tua

Brokoli, bayam, sawi, kangkung, lobak, bok choy, peterseli, mustard, dan lainnya

2. Produk kedelai seperti tahu, tempe, susu kedelai

3. kacang-kacangan

Buncis, edamame, dan lain-lain

4. kacang-kacangan dan biji-bijian

Biji wijen, biji bunga matahari, almond, hazelnut, kacang mete, selai kacang, tahini, kenari dan lainnya

5. Sayuran laut

Nori, kombu, wakame, agar-agar dan lain-lain

6. Seafood atau ikan laut

Udang, salmon dengan tulang, mackerel dengan tulang, sarden dengan tulang dan lainnya

7. Sereal kemasan

8. Produk diary

Perlu diingat bahwa banyak bayi yang sensitif terhadap protein susu sapi juga sensitif terhadap kedelai.

 

 

(Nyanya)

Foto : NHS

 

 

 

 

 

Lavie Lactation Series: Worth It or Not!

Produk Lavie menjadi perbincangan hangat di kalangan Ibu Menyusui di seluruh dunia. Produk ini menjadi salah satu esensial wajib yang paling direkomendasikan. Berbagai honest review para ibu menyusui menceritakan bukti produk ini dapat membantu mempermudah dan memperlancar masalah menyusui.

Apa saja manfaat dan keunggulannya? Simak ulasan berikut ini Moms!

Lavie Lactation Massager

Setiap Momen, pasti pernah mengalami rasa tidak nyaman saat menyusui akibat penyumbatan, bengkak, dan gejala lainnya. Rasa nyeri dan hambatan saat menyusui ini seringkali membuat Moms merasa menyerah atau bingung harus melakukan apa. Tapi, kini tidak perlu khawatir lagi.

Pengalaman dan hambatan menyusui yang menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman karena penyumbatan, menjadi inspirasi LaVie Lactation Massager di buat. Produk ini membantu meningkatkan aliran ASI, meningkatkan suplai ASI, mengurangi pembengkakan, melunakan payudara sehingga lebih nyaman saat pelekatan dan meredakan saluran ASI yang tersumbat.

Selain fungsinya pada menyusui langsung, Lavie Lactation Massager, juga membantu para ibu Pumping yang mengalami kendala setiap memompa ASIP. Dengan nyaman, Lavie Lactation Massager, mempercepat let down reflex, meningkatkan hasil output saat pompa, mempermudah pengosongan lebih cepat, dan menjadikan pengalaman pumping lebih efektif dan bernilai.

Lavie Lactation Massager di design sempurna dan elegan, dengan bahan silikon yang aman, medical grade. Bentuknya compact, dengan design minimalis nan cantik. Lavie menjadi sabahat Ibu menyusui, yang wajib ada di dalam tas di manapun Moms berada.

 

 

Spesifikasi lain yang dapat menjadi pertimbangan memiliki Lavie Lactation Massager, adalah produk ini minim suara dan tidak bising saat digunakan.

Dengan daya baterai yang dapat mom isi dengan USB charger kapan saja. Bentuknya unik dan nyaman dalam genggaman, produk inipun memiliki beberapa vibrasi beragam yang dapat Mom coba.

 

Lavie Warming Lactation Pads

Berbeda dengan Lavie Lactation Massager, Lavie Warming Lactation Pads, merupakan produk yang dibuat lebih praktis pada ibu menyusui.

Produk ini didesain ramping, dengan lekukan yang sesuai dengan payudara ibu, sehingga dapat Mom sisipkan pada bra saat menyusui maupun pumping.

Lavie Warming Lactation Massager merupakan alat ekspresi ASI pertama, yang menggabungkan suhu hangat dan vibrasi terus menerus. Sehingga dapat meningkatkan aliran ASI, menghilangkan rasa sakit dan menghemat waktu menyusui lebih efektif.

Fitur produk ini dianggap para Ibu lebih lengkap dan mudah. Dengan keunggulan dapat mengurangi penyumbatan atau clogged ducts, mempercepat durasi pumping, mengosongkan payudara lebih efektif serta mempermudah aliran dan let down reflex. 

Selain itu, bentuknya yang didesign modern dan cantik, sesuai digunakan pada tipe dan ukuran bra, bentuk payudara dan posisi yang nyaman.

Terdapat fitur dual mode hangat, dan fitur lain yang dapat Mom pilih sesuai kebutuhan. Termasuk dua mode hangat, menggunakan dengan vibrasi ataupun tidak, atau dengan vibrasi tanpa suhu hangat.

Sehingga produk ini bekerja lebih efektif dengan memberikan getaran dan suhu hangat secara intensif. Pijatan laktasi yang hangat membantu meningkatkan aliran ASI, sehingga proses menyusui lebih cepat dan lancar.

Bantalan Pijat Lavie Warming Lactation Massager Pads, membantu mengosongkan payudara lebih mudah, membantu over suplai, saluran tersumbat, mastitis, pembengkakan dan let down reflex. 

Suhu hangat yang stabil ternyata dapat membantu masalah payudara saat menyusui. Beberapa ibu mengklaim, Lavie Warming Lactation Massager Pads, mengurangi nyeri, penyumbatan, kemerahan payudara, nyeri yang menekan, dan masalah payudara lainnya.

Sebuah review, yang dikutip dari situs Amazon, menulis produk Lavie Warming Lactation Pads, membantu proses dan melancarkan ASI pada awal menyusui lebih mudah, pada New Mom.

Bahan produk ini menggunakan silikon medical grade yang aman dan lembut. Serta dilengkapi USB dan pouch cantik untuk memudahkannya lebih mobile.

 

 

Lavie Lactation Roller 

Selain dua pilihan diatas, terdapat produk esensial menyusui lain, yang dapat Mom pertimbangkan. Yaitu, Lavie Lactation Massage Roller. 

Lavie Lactation Massage Roller, dengan maksimal dapat memberikan stimulasi dan tekanan yang efektif saat memijat payudara. Mom tidak perlu khawatir atau malas memijat lagi. Dengan produk ini, Mom tidak akan merasa lelah, tidak seperti saat Mom memijat menggunakan tangan sebelumnya.

Produk unggulan ini banyak mendapat review positif, sehingga tidak heran apabila para Moms merekomendasikan untuk masuk dalam baby list saat melahirkan.

Lavie Lactation Massage Roller, sangat handy dan trendy, serta dapat membantu permasalahan payudara. Seperti penyumbatan, aliran tidak lancar, pembengkakan, payudara keras dan payudara yang bergrenjel. Harganya terjangkau, dengan kualitas teratas dikelasnya. Yang menjadikan Lavie Lactation Massage Roller, solusi tepat masalah payudara saat terlupa atau melewati jadwal pumping karena padatnya aktivitas di luar rumah.

Roller dengan getaran dirancang sesuai. Bahkan tidak main-main, Lavie menggandeng banyak ahli laktasi dunia untuk menciptakan kesempurnaan produk.

Saking praktisnya, Mom dapat gunakan sebagai media stimulasi dan tekanan pemijatan payudara yang lebih baik dari produk lain maupun pijatan tangan.

Terdapat tiga pilihan penggunaan pada design, memudahkan penggunanya menyesuaikan kebutuhan seperti, bagian roller untuk masalah penyumbatan dan pembengkakan, bagian bola memperlancar aliran ASI dan bagian gagang dipercaya para ibu mampu mengatasi masalah clog dengan cepat.

 

Tidak sampai disitu saja, keunggulan Lavie Lactation Massage Roller lainnya, juga tidak kalah menarik lho. Dengan satu alat saja, Mom dapat mengatasi nyeri akibat penyumbatan dan pembengkakan. Roller ini juga mampu mempercepat Let Down Reflex, saat menyusui langsung maupun saat pompa.

Dengan sistem pijatan lembutnya, selain nyaman dan tidak sakit saat digunakan, Lavie Lactation Massage Roller dapat mempercepat pengosongan dan melunakan payudara. Sehingga pengalaman pompa atau menyusui langsung akan lebih nyaman, mudah, efektif dan menyenangkan.

Hebatnya, produk ini ternyata water resistance! Siapapun dapat gunakan saat me time dibawah pancuran shower atau berendam di bath tub saat mandi karena sifatnya tahan air!

Ukurannya pas dalam genggaman, tidak memakan tempat saat dibawa berpergian, serta beratnya ringan sehingga saat memijat tidak akan membuat pegal, menjadikan Lavie Lactation Massage Roller, produk wajib yang dimiliki setiap ibu.

 

“Ketiga produk unggulan Lavie, dapat Mom miliki segera! Dapatkan penawaran menarik pada setiap pembeliannya, dan jadikan pengalaman menyusui lebih menyenangkan!”

 

(Nyanya)

Foto : doc

Nevia Bottle Warmer : Penghangat Praktis Saat Traveling

 

Keren! Rekomendasi terbaru untuk Mom yang sering beraktivitas mobile di luar ruangan.

Nevia Bottle Warmer, di design compact sehingga mudah di bawa kemanapun baik diperjalanan, aktivitas di luar, kegiatan outdoor maupun saat di rumah.

Ukurannya mini hanya 7,6 x 7,6 x 9,6 cm dengan berat 400 gram, yang tidak lebih besar dari ukuran botol susu Mom. Tidak akan perlu khawatir lagi menyelipkan penghangat ini bahkan dalam pouch kecil karena tidak lebih besar dari botol susu!

Yang disukai dari penghangat ini, tampilan cantiknya terlihat elegan dan minimalis. Dilengkapi dengan digital display yang modern untuk mengetahui fitur dan temperatur yang digunakan. Tidak perlu khawatir membaca dalam gelap, karena tampilan LED pada angka sangat baik namun tidak mengganggu kenyamanan tidur bayi saat di dekatnya.

Bila Mom ragu dengan penggunaan daya yang menyulitkan saat berpergian, produk ini tidak anti ribet club. Dimana daya penghangat botol ini tidak memerlukan colokan listrik. Mom bisa menggunakan dimanapun sehingga sangat membantu saat melakukan traveling bahkan mudik dengan durasi panjang.

Baterai yang digunakan 8800mAh Li-Ion. Dengan kapasitas waktu charging empat untuk baterai 3A sampai enam jam untuk baterai 2A. Masa penggunaan dua sampai 6 kali pemanasan bila full charge.

Yang Menarik dari produk Nevia Bottle Warmer yaitu kinerjanya yang cepat menghangatkan ASI dengan baik yaitu kurang dari 10 menit. Dengan temperatur yang Mom dapat sesuaikan sehingga tidak perlu khawatir bila sedang terburu-buru ingin segera diminumkan pada bayi.

Teknologi pemanasannya pun unik yang digunakan pada fitur canggih. Yaitu dengan pemanasan bertahap sehingga kandungan nutrisi ASIP akan terjaga baik.

Mom dapat memilih pada fitur temperaturnya 37° untuk suhu ASI perah, 40°, 45° atau 50° yang dapat digunakan pada susu formula. Berbeda sekali dengan jenis penghangat susu lain yang umumnya hanya menggunakan sistem pemanasan satu suhu standar. Keren bukan?!

 

 

Ring neck-nya dapat digunakan pada banyak tipe botol bayi. Seperti SpeCtra, Chicco, Richell, Nip, Us Baby, Little Baby, Kuku Duckbill wide neck, Grossmimi (PPSU) dan lainnya. Mom dapat menambahkan adaptor botol yang di jual terpisah agar lebih fit pada leher botol yang digunakan.

Steinless pada bagian pemanas berkualitas standarisasi medis serta silikon ring yang digunakan food grade sehingga terjamin keamanannya pada kesehatan bayi.

Mesin ini dibuat dengan plastik BPA Free juga dilengkapi proteksi stamina mesin seperti proteksi pemanasan kering, proteksi sekering overheating atau terlalu panas dan proteksi pengisian baterai yang berlebihan.

Mom akan mendapatkan 1 unit warmer unit, 1 tutup silikon, 1 kabel USB serta 1 pouch cantik dalam satu paket pembelian.

Adaptor leher botol yang dijual terpisah dapat Mom gunakan sesuai dengan merk botol. Yaitu:

Type 1

Pigeon, small neck (PPSU)

Dr Brown’s, standard neck (PP)

Medela (PP)

Simba small / standard neck

Chuchu standard / slim neck

Huki

Nanobebe (Gunakan adaptor universal Nanobebe universal agar terkoneksi Nevia Adaptor Tipe 1)

Kuku Duckbill standard neck

Vita Flow (PP)

 

Type 2

Pigeon, wide neck (PPSU)

MAM (PP)

Chuchu wide neck

Simba wide neck

Baby Safe wide neck

 

Type 3

Dr Brown’s, wide neck (PP)

Putti Atti (lepaskan silikon pada bagian dalam ring)

 

Type 4

Comotomo (Silicone)

Haakaa

Ola Baby

 

Type 5

Tommee Tippee

 

Untuk botol Hegen, Mom membutuhkan Hegen PCTO Wide Neck Adapter yang dapat Mom beli pada toko resmi Hegen.

Wah, dengan penghangat botol Nevia jalan-jalan di mall maupun mudik hari raya tidak akan sangat praktis nih! Beli sekarang juga dan dapatkan penawaran menarik hanya di Paveels!

 

(Nyanya)

Foto : paveels

Manfaat Tummy Time Sejak Bayi Lahir

 

 

 

 

 

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, merekomendasikan tummy time untuk bayi karena manfaat perkembangan motorik dan mencegah plagiocephaly atau peyang pada bayi.

Tummy time atau tengkurap adalah membuat bayi berada dalam posisi tengkurap dengan perut di bagian bawah. Tummy time dilakukan dalam posisi singkat namun sering dan rutin setiap hari.

WHO sendiri merekomendasikan untuk melakukan Tummy time sebanyak 30 menit perhari agar mendapatkan hasil perkembangan yang baik.

Kegiatan ini direkomendasikan pada bayi di bawah 6 bulan. Untuk mempersiapkan mereka belajar berguling, merangkak dan duduk.

Cara ini merupakan cara sederhana yang dapat menolong bayi mulai mengembangkan kemampuan dasar motoriknya.

Pada tahun 1992, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bayi tidur terlentang dengan punggung, setelah maraknya kasus kematian mendadak pada bayi (SIDS).

Kampanye ‘Back to sleep‘ atau ‘tidur terlentang’ diharapkan dapat mengurangi resiko kematian mendadak pada bayi.

Akan tetapi kampanye ini membawa resiko lain yaitu sindrom kepala datar pada bayi. Serta terjadi keterlambatan perkembangan motorik yang menghambat kemampuan pertumbuhan sesuai usia bayi.

Maka dari itu, tummy time direkomendasikan para ahli sebagai solusinya. Perbedaannya tummy time dilakukan saat bayi terjaga atau tidak dalam posisi tidur, dengan pengawasan orangtua. Sehingga resiko SIDS tercegah dengan baik.

 

Apa Manfaat Tummy Time? 

Tahukah Mom, 16 artikel penelitian yang melibatkan 4.237 peserta dari delapan negara, menyebutkan adanya hubungan antara tummy time dengan kemampuan motorik bayi pada duduk, berdiri, jalan, kognitif dan sosialnya. Tummy time dianggap sebagai stimulasi penting pada bayi.

Penelitian ini dipimpin oleh Dr Lyndel Hewitt dari Early Start di University of Wollongong (UOW) dan Illawarra Health and Medical Research Institute (IHMRI), dan dipublikasikan di jurnal Pediatrics.

“Saat bayi tengkurap, mereka diberi kesempatan untuk berlatih mengangkat kepala, mengangkat dan memutar kepala, menggerakkan kaki dan mendorong dengan tangan,” kata Dr Hewitt.

Tummy time memperkuat otot kepala, leher, bahu, dan batang tubuh bayi yang mereka perlukan untuk menguasai keterampilan motorik seperti kemampuan mereka secara keseluruhan untuk bergerak, merangkak, dan berguling.”

Penelitian ini menggunakan desain studi observasional atau eksperimental yang berisi ukuran objektif atau subjektif dari waktu perut yang meneliti hubungan dengan hasil kesehatan (adipositas, perkembangan motorik, kesehatan psikososial, perkembangan kognitif, kebugaran, kesehatan kardiometabolik, atau risiko/bahaya).

 

Hasil penelitian tersebut diketahui:

1. perkembangan motorik kasar dan perkembangan total secara keseluruhan.

2. penurunan skor BMI-z.

3. pencegahan brachycephaly (kepala datar dengan tengkorak pendek)

4. kemampuan untuk bergerak saat tengkurap, terlentang, merangkak, dan berguling.

 

Menghabiskan waktu tengkurap secara teratur juga membantu bayi menghindari mengembangkan kepala peyang di bagian belakang kepalanya.

Tummy time menjadi lebih dikenal, setelah kampanye “Tidur dengan punggung atau back to sleepAAP mencegah sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). 

Dalam kasus yang parah, perataan kepala, atau plagiocephaly, dapat mengubah fitur wajah. Tummy time juga berguna untuk bayi dengan kondisi tortikolis, yang menyebabkan kepala miring secara tidak wajar karena otot leher kaku dan kencang.

Tummy time juga dikaitkan dengan dikaitkan dengan peningkatan kesehatan kardiovaskular dan indeks massa tubuh (BMI).

 

Dilansir Cleveland Clinic, tummy time memiliki manfaat yaitu:

1. Membantu perkembangan keterampilan motorik

Ketika bayi menghabiskan waktu untuk Tummy time, bayi menggunakan dan mengembangkan otot-otot yang memungkinkan untuk mengangkat kepala, berguling dan, akhirnya, merangkak.

Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang tidak menghabiskan waktu dalam posisi ini lebih mungkin mengalami keterlambatan perkembangan motorik.

2. Mencegah kepala peyang 

Dengan rutin melakukan tummy time, bayi akan terhindar dari sindrom kepala datar atau peyang.

3. Meningkatkan perkembangan sensorik

Tummy time membuat bayi mengalami posisi dan gerakan tubuh yang berbeda. Bayi mempelajari tangan, kaki, punggung serta kepala untuk bergerak.

4. Menciptakan bonding dengan orangtua

Beberapa posisi tummy time dapat menciptakan keterikatan pada orangtua. Posisi tummy time pada alas datar juga kesempatan awal untuk berinteraksi dan bermain, yang merupakan aktivitas ikatan yang sangat penting.

 

Pendapat Studi Tentang Tummy Time

Tummy time memiliki banyak manfaat yang berhasil dibuktikan oleh berbagai riset. Sehingga orangtua tidak perlu ragu melakukannya sedini mungkin.

Survey Nasional di Amerika Serikat, terhadap 400 ahli terapi fisik dan okupasi pediatrik, dua pertiga dari mereka yang disurvei mengatakan mereka telah melihat peningkatan keterlambatan motorik dini pada bayi selama enam tahun terakhir. Ternyata karena kurang melakukan tummy time atau tengkurap.

Studi lain menyimpulkan pendidikan orangtua sehubungan dengan penggunaan peralatan yang moderat dan penyediaan waktu yang memadai (tummy time).

Hal ini dilakukan agar bayi yang lemah dan memiliki riwayat medis tertentu dapat berlatih dan bereksperimen dengan kemampuan motorik mungkin diperlukan untuk meningkatkan hasil motoriknya.

Peneliti lain juga meneliti hubungan antara penggunaan peralatan bayi, posisi bermain, dan perkembangan motorik pada bayi prematur yang berisiko tinggi.

Melalui laporan orang tua, para peneliti menentukan bahwa terapis harus mempertimbangkan penggunaan peralatan bayi dan posisi bermain tertentu untuk meningkatkan perkembangan motorik dan mendiskusikan cara untuk mengembangkan keterampilan motorik awal dengan orang tua.

Hasilnya Penggunaan peralatan tidak berhubungan dengan perkembangan motorik; namun, durasi menggendong berhubungan negatif dengan subskala duduk Alberta Infant Motor Scale (AIMS) (r = -0,31, p <0,05).

Sebuah studi membandingkan kakak dengan bayi, dengan mendokumentasikan interaksi antara perkembangan sosial dan motorik dan memperkenalkan serangkaian pertanyaan baru.

Perlu dicatat bahwa orang tua menyisihkan ‘tummy time‘ khusus agar bayi memiliki kesempatan untuk terbiasa berada di lantai dan untuk memperkuat otot-otot yang mereka perlukan untuk merangkak.

Ditemukan bahwa kemampuan anak yang memiliki kakak akan lebih cepat pada perkembangan motoriknya (merangkak dan berjalan), dibanding anak yang tidak memiliki kakak. Peran kakak lebih besar mendorong kemampuan bayi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata usia bayi yang tidur tengkurap, duduk ditopang, merangkak, dan menarik untuk berdiri secara signifikan lebih awal pada bayi yang tidur tengkurap dibandingkan bayi yang tidur terlentang.

Sebuah kolom menulis bahwa bayi membutuhkan tummy time untuk penguatan tubuh bagian atas secara umum. Orang tua belajar bahwa waktu terbaik untuk tummy time adalah ketika bayi terjaga dan diawasi.

Terdapat studi pertama yang menyelidiki hubungan antara perubahan posisi tidur dan perkembangan motorik awal. Pada usia 4 dan 6 bulan, 257 bayi dipelajari untuk menentukan apakah perubahan posisi tidur yang direkomendasikan berdampak pada perkembangan motorik mereka.

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa bayi berusia 4 bulan yang tidur telentang atau menyamping lebih kecil kemungkinannya untuk berguling daripada yang tidur tengkurap.

Untuk membandingkan perkembangan motorik di antara bayi yang menggunakan posisi tidur yang berbeda, peneliti Kanada mempelajari bayi berusia 4 dan 6 bulan yang tidur terlentang atau tengkurap.

Para peneliti menemukan bahwa pada 4 bulan, skor motorik lebih rendah pada kelompok yang tidur telentang, dan pada 6 bulan, perbedaannya meningkat, dengan keterlambatan motorik didokumentasikan pada 22% bayi yang tidur telentang.

Pada 15 bulan, posisi tidur terlentang terus dikaitkan dengan kinerja motorik yang terlambat.

Para peneliti menyimpulkan bahwa tingkat perkembangan keterampilan motorik bayi tampaknya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti posisi yang mereka ambil selama tidur dan waktu bangun.

Sementara tidur telentang mungkin agak menunda tingkat di mana bayi mencapai tonggak tertentu, waktu perut harian saat bayi terjaga cenderung mengatasi beberapa penundaan yang terkait dengan tidur telentang.

Sebuah penelitian bertujuan untuk menguji hubungan antara perkembangan motorik kasar dan apakah bayi dibaringkan tengkurap pada waktu terjaga pada usia 6 bulan pada bayi yang tidur terlentang.

Studi ini secara khusus meneliti hubungan antara perkembangan motorik kasar dan apakah bayi diletakkan tengkurap selama waktu terjaga, bukan telentang.

Studi ini membuat poin terakhir bahwa terapis fisik dan okupasi harus mendidik orang tua tentang perlunya tummy time yang diawasi.

Terdapat kajian menyimpulkan bahwa bayi sehat, lahir cukup bulan, yang menghabiskan waktu tengkurap saat bangun, mencapai tonggak perkembangan secara signifikan lebih awal.

Perkembangan ini lebih awal daripada mereka yang tidak atau yang menghabiskan waktu terbatas dalam posisi tengkurap saat terjaga dalam 6 bulan pertama kehidupan.

Penelitian yang melibatkan 22 bayi cukup bulan yang direkrut dari kunjungan bayi sehat pada usia 2, 4, dan 6 bulan.

Kuesioner diberikan kepada pengasuh untuk mengumpulkan informasi tentang demografi, posisi tidur utama, dan perkiraan jumlah waktu bangun di perut bayi setiap hari.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa bayi menghabiskan sangat sedikit waktu tengkurap selama jam-jam terjaga sebelum usia 4 bulan. Beberapa keterlambatan dalam pengembangan ekstensi leher antigravitasi ditemukan pada usia 2 bulan, tetapi tidak ada perbedaan yang ditemukan pada usia selanjutnya.

Terdapat sebuah penelitian yang melibatkan 22 bayi cukup bulan direkrut dari kunjungan bayi sehat pada usia 2, 4, dan 6 bulan.

Kuesioner diberikan kepada pengasuh untuk mengumpulkan informasi tentang demografi, posisi tidur utama, dan perkiraan jumlah waktu bangun di perut bayi setiap hari.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa bayi menghabiskan sangat sedikit waktu tengkurap selama jam-jam terjaga sebelum usia 4 bulan.

Beberapa keterlambatan dalam pengembangan ekstensi leher antigravitasi ditemukan pada usia 2 bulan, tetapi tidak ada perbedaan yang ditemukan pada usia selanjutnya.

Para peneliti di Kanada membandingkan keterampilan motorik pada bayi kulit putih yang sehat pada usia 4 atau 6 bulan.

Dua tes standar digunakan untuk mengevaluasi fungsi motorik bayi, dan orang tua mencatat posisi bayi saat terjaga.

Pada 4 bulan, bayi dalam kelompok tidur terlentang memiliki skor motorik yang lebih rendah dan secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk mencapai ekstensi tengkurap pada lengan mereka dibandingkan dengan yang tidur tengkurap.

Pada usia 6 bulan, perbedaan perkembangan motorik antara bayi yang tidur telentang dan tengkurap meningkat secara signifikan; 22% bayi yang tidur telentang mengalami keterlambatan motorik kasar dan juga lebih kecil kemungkinannya untuk duduk serta berguling dibanding bayi yang tidur tengkurap.

Di antara bayi yang tidur terlentang, lebih banyak waktu yang dihabiskan untuk tengkurap saat terjaga berkorelasi positif dengan kinerja motorik yang lebih baik.

 

Sudah tummy time hari ini belum Moms?

 

(Nyanya)

Sumber : Berbagai Sumber

Foto : Babies on the move