Mengenal Kolostrum : Likuid Emas Di Awal Kehidupan Bayi

Kolostrum merupakan ASI yang diproduksi pertama kali oleh kelenjar susu. Dikarenakan cairan ini terlihat tidak seperti ASI matang, masyarakat seringkali salah kaprah meragukan kandungannya. Sehingga praktik membuang kolostrum masih sering dijumpai di kalangan masyarakat.

Padahal, kolostrum merupakan nutrisi yang mengandung antibodi, anti oksidan dan nutrisi lainnya yang diperlukan pada bayi terutama di awal kelahiran. Nutrisi yang terkandung pada kolostrum membangun kekebalan tubuh bayi, sehingga melindunginya dari risiko-risiko berbahaya.

Kolostrum merupakan ASI pertama yang diproduksi tubuh sejak kehamilan.  Kolostrum terbentuk di kelenjar susu (payudara) dan berperan penting dalam membangun sistem kekebalan bayi. Kolostrum mengandung nutrisi tinggi seperti protein, vitamin, mineral, dan imunoglobulin (antibodi) yang membantu membangun sistem kekebalan bayi. Inilah sebabnya, kolostrum sering disebut “emas cair” atau “golden liquid,” karena warnanya yang keemasan dan kaya serta manfaatnya yang luar biasa.

Kolostrum dikeluarkan oleh kelenjar susu menjelang akhir kehamilan atau setelah melahirkan. Tampilannya sedikit berbeda dari ASI biasa dalam hal penampilan dan susunan nutrisinya. Kolostrum biasanya berwarna kuning tua atau oranye. Kolostrum juga dapat tampak putih, bening, atau lembut. Kolostrum biasanya memiliki konsistensi yang lebih kental dan bahkan mungkin mengandung sedikit darah. Produksi kolostrum dimulai sejak usia kehamilan 12 minggu.

Manfaat Utama Kolostrum

Kolostrum terdiri dari semua nutrisi penting pada awal kehidupan bayi. Manfaatnya antara lain adalah:

  1. Membentuk sistem pencernaan yang sehat
  2. Memberikan nutrisi yang ideal untuk bayi baru lahir
  3. Membantu belajar mengisap, menelan, dan bernapas selama menyusu
  4. Mudah dicerna
  5. Membantu membangun usus yang sehat dengan melapisi usus. Ini membantu mencegah bakteri berbahaya diserap.
  6. Membantu mencegah kadar gula darah rendah
  7. Memiliki efek pencahar, membantu pengeluaran meconium
  8. Mengurangi risiko penyakit kuning
  9. Memperkuat sistem kekebalan tubuh
  10. Transisi ke ASI

 

Secara biologis, tubuh kita di design selaras dengan kebutuhan bayi. Sehingga kita bisa melihat volume dan kebutuhan yang berubah-ubah selama menyusui. Kolostrum sendiri seringkali keluar dalam jumlah sedikit, meskipun demikian sangatlah bergizi dan mencukupi kebutuhan dasar bayi baru lahir. Perlu kita ketahui, bayi baru lahir tidak dapat mengonsumsi ASI dalam jumlah banyak segera setelah melahirkan, sesuai dengan ukuran lambungnya yang sangat kecil.

Akan tetapi masih membutuhkan vitamin, mineral, dan antibodi. Setelah perut bayi mengembang dan mereka dapat mengonsumsi lebih banyak ASI, tubuh akan mulai memproduksi lebih banyak susu dengan konsentrasi yang lebih rendah, sehingga aliran ASI pun meningkat.

Kolostrum diproduksi oleh tubuh selama kehamilan dan beberapa hari setelah melahirkan. Sekitar empat hari setelah melahirkan, kolostrum akan beralih ke ASI transisi, yang pada akhirnya akan menjadi ASI matang sekitar dua minggu setelah melahirkan. Peralihan dari kolostrum ke ASI transisi terkadang dikenal sebagai ASI yang “masuk”.

Payudara akan terasa lebih kencang, lembut, dan penuh. Ini adalah tanda pertama bahwa pasokan ASI seseorang telah meningkat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi yang baru lahir. Meskipun ASI matang akan mulai keluar setelah sekitar dua minggu, jejak kolostrum sering kali masih ada dalam ASI hingga enam minggu.

 

Bagaimana Kolostrum Terbentuk?

Kolostrum mengandung banyak protein dan rendah lemak serta gula. Kandungan ini mengandung sel darah putih yang menghasilkan antibodi. Antibodi ini memperkuat sistem kekebalan tubuh bayi, dan bertugas melindunginya dari infeksi. Kolostrum sangat terkonsentrasi dan padat nutrisi bahkan dalam dosis kecil, sehingga perut bayi tidak membutuhkan banyak nutrisi untuk mendapatkan manfaatnya.

Kandungan nutrisi kolostrum antara lain:

  1. Imunoglobulin A (antibodi).
  2. Laktoferin (protein yang membantu mencegah infeksi).
  3. Leukosit (sel darah putih).
  4. Faktor pertumbuhan epidermal (protein yang merangsang pertumbuhan sel).
  5. Vitamin A. Warnanya berasal dari karotenoid (antioksidan) dan vitamin A. Vitamin A berperan penting dalam penglihatan, kulit, dan sistem kekebalan tubuh bayi.
  6. Magnesium, yang mendukung jantung dan tulang bayi, serta tembaga dan seng, yang juga mendukung kekebalan tubuh.

Bedanya Kolostrum dan ASI (Transisi dan Matang)

Meskipun sama-sama dikeluarkan tubuh kita, keduanya memiliki perbedaan yang perlu kita ketahui. Yaitu:

  1. Kolostrum mengandung imunoglobulin untuk meningkatkan sistem kekebalan bayidan melindunginya dari penyakit.
  2. Kolostrum mengandung protein dua kali lebih banyak.
  3. Kolostrum mengandung seng empat kali lebih banyak.
  4. Kolostrum lebih rendah lemak dan gula sehingga lebih mudah dicerna.
  5. Kolostrum lebih kental dan lebih kuning.

 

Mengenal Tahapan ASI

Terdapat tiga tahapan ASI yang akan kita lalui selama menyusui. Tahapan ini sebenarnya disesuaikan tubuh oleh kebutuhan bayi dimana semakin besar kebutuhan yang disalurkan tentunya akan berbeda dengan usia-usia sebelumnya. Tiga tahapan itu adalah kolostrum, ASI transisi dan ASI matang.

Kolostrum terjadi pada dua sampai empat hari awal kelahiran, sedangkan ASI transisi dimulai setelah empat hari kelahiran sampai dengan sekitar dua minggu. Yang terakhir, ASI matang terjadi setelah 14 hari menyusui hingga selesai menyusui.

Setelah sekitar tiga atau empat hari, kolostrum akan berubah menjadi ASI transisi. Ini sering disebut sebagai ASI yang “keluar”. Pada proses ini, payudara akan terasa kencang, lembut dan penuh. Kita juga merasa ASI mudah mengalir tanpa sebab atau setiap kali bayi menangis. Pada masa ini pencernaan bayi berkembang sehingga dapat menampung ASI lebih banyak. Saat ASI dan tubuh kita stabil, ASI transisi berubah menjadi ASI matang.

Yang merubah kolostrum menjadi ASI transisi adalah adanya hormon kehamilan yang dihasilkan oleh plasenta membantu memproduksi kolostrum. Hormon progesteron turun secara signifikan saat plasenta terpisah dari rahim (setelah bayi lahir). Penurunan progesteron ini

Aliran kolostrum dari puting lambat sehingga bayi belajar menyusu dengan seksama. Mempelajari cara menyusui membutuhkan latihan dan mengharuskan bayi untuk tidak hanya belajar mengisap dan menelan tetapi juga bernapas pada saat yang bersamaan.

 

Kehamilan dan Kolostrum

Tubuh memproduksi kolostrum antara 12 dan 18 minggu kehamilan. Kebanyakan perempuan akan mungkin mulai memproduksinya mulai dari satu sendok makan hingga satu ons dalam 24 jam pertama melahirkan.

Jumlah ini akan meningkat secara perlahan hingga ASI transisi keluar sekitar hari ketiga atau keempat. Dalam kebanyakan kasus, kita tidak akan tahu apakah memproduksi kolostrum, namun, sangat jarang terjadi jika tidak dapat memproduksi kolostrum.

Bila saat hamil kolostrum keluar, tidak selalu berarti persalinan akan segera terjadi. Keluarnya kolostrum merupakan hal yang normal dan beberapa orang merasakannya sejak trimester kedua. Beberapa orang tidak merasakan tanda-tanda kolostrum sementara yang lain akan melihat kolostrum yang mengering di puting susu mereka.

 

Bolehkah Memompa Kolostrum Saat Hamil?

Sebelum memutuskannya ada baiknya melakukan konsultasi dengan dokter kandungan. Meskipun diperbolehkan, kita harus mengetahui bahwa mengeluarkan kolostrum dapat mungkin menstimulasi kontraksi kelahiran pada bayi.

Untuk penyimpanan, petugas kesehatan akan membantu mengarahkan penyimpanan sesuai dengan prosedur yang direkomendasikan. Pertama, disimpan dalam wadah atau alat suntik steril. Kolostrum dapat disimpan di lemari es selama sekitar dua atau tiga hari. Kolostrum harus dipindahkan ke freezer setelah tiga hari. Kolostrum dapat disimpan dalam freezer setidaknya selama tiga bulan.

Meskipun kolostrum dijuluki sebagai “emas cair” karena semua kandungan nutrisinya yang penting, ini tidak berarti bahwa ASI yang matang tidak penting atau kurang bergizi. Banyak organisasi kesehatan masyarakat, termasuk The American Academy of Pediatrics (AAP) dan World Health Organization (WHO), sangat menganjurkan agar orang tua berusaha untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan, dan terus memberikan ASI bersama dengan makanan tambahan setidaknya selama dua tahun atau lebih setelah melahirkan.

Tips Awal Menyusui

  1. Jangan panik atau terburu-buru menyimpulkan ASI tidak keluar setelah melahirkan. Kolostrum dapat terlihat seperti cairan bening atau dalam jumlah yang sangat sedikit. Sehingga banyak orangtua merasa salah paham dan terburu-buru memberikan susu formula
  2. Selalu berdiskusi dengan perawat, bidan atau dokter yang membantu. Agar memahami keadaan bayi dan Ibu setelah melahirkan. Terutama angka kecukupan ASI pada bayi dan kendala menyusui yang dihadapi oleh Ibu
  3. Upayakan untuk tidak membuang kolostrum, dikarenakan inilah cairan yang paling dibutuhkan oleh bayi pada awal kehidupan. Tanpanya, bayi akan mungkin kehilangan perlindungan awal, yang belum tentu didapatkan dari susu pengganti ASI.
  4. Pastikan untuk melakukan konsultasi dengan dokter kandungan apabila ingin memerah kolostrum sebelum melahirkan.
  5. Pada proses melahirkan dengan operasi Caesar akan mungkin adanya keterlambatan atau tantangan menyusui pada awal setelah melahirkan. Namun, tidak berarti Ibu akan kehilangan kesempatan menyusui
  6. Jangan ragu minta bantuan konselor laktasi bila mengalami kendala menyusui

 

Teks : Stefanie

Foto : Istimewa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *