Secara naluriah, perempuan membutuhkan dan menginginkan untuk selalu dekat dengan bayi mereka. Perempuan di design untuk mendapatkan kedekatan dengan bayi, bahkan segera setelah melahirkan, saat istirahat atau tidur, atau melakukan aktivitas Bersama atau berdekatan satu sama lain.
Perempuan secara naluriah berupaya melindungi bayi agar tetap merasakan kehangatan, rasa aman bahkan memenuhi nutrisinya. Bila diri kita merakan kerinduan mendalam, bahkan bila berjauhan dalam waktu yang singat merupakan hal normal sebagai tanda kebutuhan fisik dan emosional yang sejatinya dimiliki ibu dan bayi.
Setelah berbagai praktik fasilitas medis memisahkan bayi setelah melahirkan, pada akhirnya ahli kesehatan menyetujui bahwa hal ini tidak baik dilakukan. Penelitian demi penelitian terus menunjukan bahwa ibu dan bayi sebaiknya tetap berdekatan dengan bayi setelah melahirkan.
Selain itu, para ahli sepakat bahwa, kecuali ada alasan medis, ibu dan bayi yang sehat tidak boleh dipisahkan setelah melahirkan dan selama beberapa hari pertama setelah melahirkan (Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee, 2003; American Academy of Pediatrics [AAP] Expert Workgroup on Breastfeeding, 2005; American College of Obstetrics and Gynecology [ACOG] Committee on Health Care for Underserved Women & Committee on Obstetric Practice, 2007; International Lactation Consultant Association, 1999; UNICEF/WHO, 2004; WHO, 1998).
Kemudian riset yang dilakukan oleh Enkin dan rekan tahun 2000, menjelaskan bahwa mengganggu, menunda, atau membatasi waktu yang dihabiskan ibu dan bayinya bersama dapat berdampak buruk pada hubungan mereka dan keberhasilan menyusui.
Lalu apakah dengan memberikan ruang bayi dan ibu bersama dapat memberikan manfaat lebih terutama pada tumbuh kembang bayi?
Dalam tulisannya, World Health Organization (WHO), menilai bahwa memberikan kesempatan pada Ibu dengan bayi newborn, dapat meningkatkan pemberian ASI esklusif, memudahkan pemberian dan menyesuaikan permintaan atau kebutuhan bayi dibandingkan dengan perawatan sebagian yang tidak 24 jam bersama dengan ibunya. Salah satu alasannya adalah ketika ibu dan bayi menghabiskan seluruh waktu mereka bersama, mereka memiliki banyak kesempatan untuk “berlatih” menyusui.
Dibandingkan dengan ibu yang terpisah dari bayinya yang baru lahir, wanita yang menjalani perawatan di rumah sakit menghasilkan lebih banyak ASI, menghasilkan pasokan ASI yang banyak lebih cepat, menyusui dalam jangka waktu yang lebih lama, dan lebih mungkin untuk menyusui secara eksklusif.
Dalam hal ini, ibu yang baru pertama kali menjalani perawatan di rumah sakit secara penuh selama dirawat di rumah sakit lebih mungkin untuk memberikan ASI eksklusif saat keluar rumah sakit dibandingkan dengan ibu yang menjalani perawatan di rumah sakit sebagian. Maka kesimpulannya, penerapan dengan menggabungkan ibu dan bayi di awal kelahiran terutama di Rumah Sakit merupakan kunci keberhasilan ASI.
Saat Ibu dan Bayi memiliki kesempatan bersama, Ibu dapat mempelajari mengenal, belajar menanggapi isyarat pemberian ASI. Dari situlah Ibu memahami dimulainya dan cara melanjutkan ASI.
Mengapa Rooming-In Direkomendasikan.
- Bayi yang Lebih Sehat: Bayi lebih jarang menangis dan cenderung menyusu dengan baik. Bayi yang rooming menyusu dengan lebih baik dan cenderung tidak mengalami masalah seperti penyakit kuning.
- Pemulihan yang Lebih Cepat: Orang tua kandung dapat pulih lebih cepat saat dekat dengan bayinya.
- Bonding : Membantu membangun ikatan yang kuat antara orang tua dan bayi.
- Membantu dan memberikan ruang dukungan kepada Ibu dan bayi belajar menyusui
- Meningkatkan kepercayaan diri Ibu saat merawat bayi. Terutama bila tidak mendapatkan penghakiman atau interupsi, sehingga ibu memahami lebih dalam apa yang ia dan bayinya butuhkan dengan baik.
- Membantu Ibu tidur lebih nyaman. Dikarenakan bayi yang cenderung lebih jarang menangis berada di dekat Ibu. Sehingga Ibu memiliki waktu lebih lama untuk istirahat. Berada dekat Ibu, bayi secara natural akan mempelajari pola tidur dengan mudah.
Tips untuk Pengalaman Rooming-In yang Baik.
- Pastikan fasilitas kesehatan memiliki fasilitas rooming-in
- Bawa perlengkapan dan pakaian yang nyaman untuk Ibu dan bayi. Persiapkan apa yang dibutuhkan dengan baik seperti popok, selimut, bantal tambahan, berapa banyak perlengkapan bayi, tisu basah atau kapas bulat untuk membersihkan kotoran bayi, charger handphone, cemilan, air minum yang cukup, micellar water, perlengkapan mandi ibu dan bayi, dan lainnya yang disesuaikan. Umumnya, bayi akan tetap dimandikan oleh perawat, sehingga kita dapat memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan aktivitas lain seperti membersihkan diri dan lainnya.
- Jangan ragu minta bantuan fasilitas perawat atau konselor laktasi bila diperlukan.
- Dukungan dari keluarga terdekat tidak hanya mampu membantu pemulihan saja, namun juga keberhasilan ASI. Terutama setelah pulang dari Rumah Sakit. Untuk itu, minta dukungan pada keluarga dan pasangan kita.
- Perhatikan suhu ruangan, sehingga Ibu dan bayi merasa nyaman saat beraktivitas dan istirahat di ruangan.
- Belajar untuk fleksibel dan memahami bahwa tidak ada hal yang mudah dilakukan. Akan mungkin kita merasakan tantangan tersendiri saat merawat bayi bersama. Namun ketahuilah, momen ini adalah waktu yang penting untuk saling mempelajari satu sama lain. Tidak perlu khawatir bila melakukan kesalahan atau sering menanyakan kepada perawat.
- Nikmati momen bersama dengan bayi. Kebersamaan dengan bayi dapat meningkatkan hormone-hormon yang membantu kelancaran ASI. Untuk itu, jangan ragu memanfaatkan momen kebersamaan.
Teks: Stefanie