Manfaat Suara Ibu Pada Bayi

 

Tahukah Mom, suara Mom memiliki kekuatan yang sangat besar dalam mengembangkan otak bayi pada awal kehidupannya?

 

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan tidak hanya memenangkan bayi saja, namun suara Mom memiliki sinyal unik yang membantu sel otak bayi berkembang pesat.

 

Hebatnya lagi, perkembangan tersebut terjadi setiap komunikasi Mom pada bayi sejak dalam kandungan!

 

Menurut situs Early Years, sebuah studi tahun 2014 terhadap bayi prematur menunjukkan bahwa memutar rekaman suara Mom, saat bayi mengisap dot sudah cukup untuk meningkatkan perkembangan keterampilan makan oral dan mempersingkat masa tinggal mereka di rumah sakit.

 

Psychology Today, memperkuat dukungan penelitian tersebut, dengan menuliskan dalam artikelnya adanya perkembangan positif pada bayi yang dirawat pada NICU serta kemajuan perkembangan lingkungan yang didapat dari suara tersebut. Dampak ini membantu pemulihan dan tumbuh kembang lebih cepat dari bayi lainnya.

 

 

Suara Mom, mampu menenangkan bayi dalam situasi stres, mengurangi kadar kortisol, hormon stres, meningkatkan kadar oksitosin serta hormon ikatan sosial.

 

Para ilmuwan bahkan telah melacak kekuatan suara ke otak bayi: hasilnya dapat mengaktifkan korteks prefrontal anterior dan wilayah temporal posterior kiri lebih kuat daripada suara asing, mempersiapkan bayi untuk tugas khusus pemrosesan bicara.

 

Carvalho dan rekan dalam jurnalnya menjelaskan, bayi mampu membedakan suara Mom dan orang asing. Mereka bahkan bisa membedakan antara bahasa Mom dan bahasa asing.

 

Psychology Today merilis adanya penelitian lain mengenai suara Mom dan bayi. Pada penelitian tersebut terbukti bahwa anak-anak dapat secara akurat mengidentifikasi suara Mom mereka lebih dari 97 persen dalam waktu kurang dari satu detik.

 

Menurut keterangan para ahli yang dilansir oleh situs Britannica, suara Mom mengaktifkan berbagai struktur otak termasuk amigdala.

 

Parenting Science mengungkap, penelitian yang dilakukan oleh Leslie Seltzer pada anak, menemukan anak yang sering menghabiskan waktu bersama Mom mereka, baik secara langsung atau melalui telepon, mengalami pemulihan tercepat.

 

Tingkat level stress mereka atau hormon kortisol, kembali ke garis dasar dalam waktu 30 menit.

 

Dan tingkat oksitosin atau hormon cinta mereka mendapat dorongan yang berlangsung setidaknya selama satu jam. Sedangkan yang tidak berinteraksi dengan Mom mereka, hormon kortisol terus meningkat.

 

Yaitu yang mengatur emosi, nukleus accumbens dan korteks prefrontal medial, yang merupakan bagian dari sirkuit penghargaan utama, dan area wajah fusiform, yang memproses informasi wajah visual.

 

 

Pola aktivitas otak ini dapat disamakan dengan sidik jari saraf, di mana suara seorang Mom memicu aktivitas tertentu di otak anaknya.

 

Peneliti juga menemukan semakin banyak koneksi saraf antara daerah otak pada selektif suara dan yang terkait dengan suasana hati, penghargaan, dan pemrosesan wajah, maka semakin banyak kemampuan komunikasi sosial yang dimiliki seorang anak.

 

Dengan kata lain, sidik jari saraf suara Mom di dalam otak anak dapat memprediksi kemampuan anak tersebut untuk berkomunikasi di ranah sosial.

 

Sebuah penelitian popular yang dilakukan oleh DeCasper AJ dan Fifer tahun 1980, menyimpulkan bayi newborn menyukai suara Mom.

 

Ketika mendengarkan suara yang diputar melalui pengeras suara, dan minat mereka meningkat dan berkurang tergantung pada siapa yang mereka dengar.

 

Bayi lebih tertarik ketika mendengar suara Mom. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk menoleh ke arah pengeras suara.

 

Dua penelitian lain menyebutkan bayi menunjukkan respons lebih tenang saat mendengar suara Mom ketika melalui proses tertekan (misalnya, saat disuntik).

 

Lalu bagaimana dengan pengaruh suara Dad pada bayi? Sebuah jurnal yang dilakukan oleh Barbara S Kisilevsky dalam Research Gate menulis, bayi Newborn mengenali suara Dad sejak kandungan.

 

Namun, bayi lebih mengenali suara Mom dibandingkan Dad ketika lahir. Tidak berarti keberadaan Dad, tidak memberikan dampak positif pada anak lho.

 

Menurut All4kids, Dad yang sering terlibat dengan anak mempengaruhi tingkat sosialisasi, kepercayaan diri, dan pengendalian diri yang lebih tinggi pada anak. Anak-anak ini cenderung tidak bertindak negatif di sekolah atau terlibat dalam perilaku berisiko di masa remaja.

 

(Nyanya)

Foto : Dreamstime, NDTV, UCSF

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *