Tidak hanya saat hamil, kalsium sangat diperlukan untuk Mom yang menyusui.
Rata-rata Mom kehilangan 3-5% dari massa tulang mereka saat menyusui bayi. Secara alami, kalsium akan terus menjadi salah satu bahan baku yang diproduksi ASI dan menghasilkan susu yang kaya manfaat bagi bayi.
Karena kebutuhan bayi akan kalsium yang terus meningkat, menyebabkan sebagian besar kalsium yang dikonsumsi mengalir ke bayi (melalui ASI) daripada ke tulangnya sendiri. Dampaknya membuat Mom lebih lemah.
Selama menyusui, estrogen atau hormon yang dibutuhkan untuk perlindungan tulang juga berkurang. Meskipun demikian, National Institutes of Health, menjelaskan akan pulih dengan cepat setelah disapih.
Lalu bagaimana dengan Mom yang melakukan tendem nursing atau menyusui selama hamil?
Hilary Flower melakukan sebuah penelitian mengenai menyusui selama kehamilan dan setelahnya. Hilary menuangkan isi penelitianya dalam sebuah buku karyanya yang berjudul Adventures in Tandem Nursing: Breastfeeding During Pregnancy and Beyond. Hasil penelitian tersebut, menemukan tiga fakta unik dari refrensi penelitian Dr. Ann Prentice yaitu:
1. Pemulihan kepadatan mineral tulang terjadi sebelum penyapihan.
Pemulihan dimulai setelah pola makan bayi mulai dilengkapi dengan makanan atau cairan lain “fase menyusui parsial”. Pada usia 12 bulan Mom menyusui telah pulih sepenuhnya kepadatan mineral tulangnya.
2. Kepadatan mineral tulang meningkat selama kehamilan.
3. Mom yang melakukan menyusui tandem memiliki kebutuhan kalsium yang sama dengan Mom menyusui satu bayi.
Untuk menyeimbangkan kebutuhan nutrisi dan kalsium saat menyusui, sebaiknya mengkonsumsi 1.000 miligram kalsium setiap hari selama menyusui.
Kalsium sangat penting untuk tulang dan gigi. Terdapat 99% dari total kalsium dalam tubuh, ada di tulang dan gigi. Sehingga kekurangan mineral ini dalam tubuh menyebabkan osteoporosis, dan kadar kalsium selama menyusui harus tercukupi dengan baik.
Lalu apa dampaknya bagi bayi bila Mom kekurangan kalsium? Menurut blog Kelly Mom, penelitian menunjukkan bahwa bayi yang disusui ASI mendapatkan banyak kalsium, bahkan jika ibu tidak makan produk susu.
Vitamin D
Tubuh memerlukan asupan Vitamin D sama pentingnya dengan kalsium. Kebutuhan diperlukan, karena vitamin D yang membantu pembentukan tulang dan tubuh untuk menyerap kalsium.
Akan tetapi, situs U.S News Health melaporkan, ASI tidak menyediakan cukup vitamin D untuk bayi. Meskipun sinar matahari, aktivator vitamin D di kulit, merupakan cara yang efektif untuk mengakumulasi vitamin D, namun tidak aman untuk bayi. Oleh karena itu, bayi memerlukan suplemen vitamin D tambahan untuk kebutuhan tumbuh kembangnya.
Kekurangan vitamin D, dapat meningkatkan resiko rakhitis gizi. Yaitu pelunakan tulang, membuatnya rentan terhadap patah tulang dan kelainan bentuk tukang di kalangan anak-anak. American Academy of Pediatrics atau AAP, merekomendasikan kebutuhan vitamin D pada bayi dengan batas aman yaitu 400 IU per hari. Sedangkan balita di atas 12 bulan sebanyak 600 IU perhari.
Gejala Kekurangan Kalsium
Kekurangan kalsium dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah kesehatan, khususnya pada Mom yang sedang menyusui. Seperti:
1. Masalah otot
Yang menyebabkan:
1. Nyeri otot, kram, dan kejang
2. Nyeri di paha dan lengan saat berjalan atau bergerak
3. Mati rasa dan kesemutan di tangan, lengan, kaki, dan tungkai, serta di sekitar mulut.
Pada kondisi yang ekstrim, dapat menimbulkan aritmia, kejang, bahkan kematian.
2. Kelelahan yang ekstrim
Kekurangan Kalsium dapat menurunkan aktivitas akibat rasa lelah yang ekstrim. Mom yang sedang menyusui membutuhkan tenaga lebih untuk menunjang aktivitasnya menyusui dan merawat anak.
Kelelahan ini dapat membuat keadaan seperti:
1. pusing seperti ingin pingsan
2. Sakit kepala
3. Kabut otak (brain fog), atau kondisi dimana Mom mengalami kurang fokus, sering lupa, dan kebingungan.
3. Masalah kuku, rambut dan kulit
Mungkin Mom tidak menyadari adanya perubahan pada kuku dan kulit, seperti sebelum hamil maupun menyusui.
Tanda masalah pada kuku dan kulit, merupakan salah satu gejala yang paling mudah terlihat ketika seseorang mengalami kekurangan kalsium.
1. Kulit kering
2. Kuku kering, patah, atau rapuh
3. Rambut kasar
4. Alopecia yang menyebabkan rambut rontok
5. Eksim atau peradangan kulit yang bisa menyebabkan gatal atau bercak kering
6. Psoriasis
4. Pengeroposan Tulang
Pengeroposan tulang dapat terjadi ketika Mom yang sedang menyusui jarang mengkonsumsi baik kalsium maupun vitamin D.
Kadar kalsium yang rendah dapat membuat tukang rapuh dan mudah cedera. Kekurangan Kalsium juga dapat membuat kepadatan tulang berkurang. Sehingga umum sekali meningkatkan resiko Osteoporosis dan Osteopenia.
5. Memperburuk PMS
Tidak hanya itu, kekurangan kalsium ternyata dapat mempengaruhi gejala PMS yang dialami perempuan. Studi yang berbeda menunjukkan bahwa kekurangan kalsium selama fase luteal dari siklus menstruasi dapat memperburuk gejala PMS dengan menyebabkan depresi, halusinasi, dan kegelisahan.
Selain itu, perempuan yang memiliki pola makan kaya vitamin D dan kalsium memiliki risiko lebih rendah terkena PMS dibandingkan wanita lainnya.
6. Kerusakan Gigi
Kekurangan Kalsium dapat menyebabkan kerusakan Gigi. Gigi akan menjadi rapuh, dengan akar yang tidak kuat, dan gusi mudah teriritasi.
Keadaan ini tentunya menyebabkan gigi mudah patah, sakit gigi, maupun tercabut ketika kebutuhan kalsium tidak tercukupi.
Masalah gigi dapat menyebabkan masuknya bakteri dalam mulut kedalam aliran darah. Yang sangat membahayakan bagi Mom dan bayi terutama ketika Mom sedang hamil.
7. Masalah mental
Medical News Today, kekurangan kalsium dapat mempengaruhi masalah mental seseorang seperti depresi. Beberapa bukti menunjukkan bahwa kekurangan kalsium dapat dikaitkan dengan gangguan mood, termasuk depresi, meskipun untuk mengonfirmasi hal ini diperlukan penelitian lebih lanjut.
Sumber Kalsium
Sebelum mengonsumsi suplemen kalsium, bicarakan dengan dokter. Mengonsumsi terlalu banyak kalsium, suatu masalah yang disebut hiperkalsemia, dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, batu ginjal, dan masalah kesehatan serius lainnya.
Kalsium dapat ditemukan pada makanan sehat, mudah dan tidak mahal. Mom dapat mencoba pilihan makanan seperti:
1. Sayuran hijau tua
Brokoli, bayam, sawi, kangkung, lobak, bok choy, peterseli, mustard, dan lainnya
2. Produk kedelai seperti tahu, tempe, susu kedelai
3. kacang-kacangan
Buncis, edamame, dan lain-lain
4. kacang-kacangan dan biji-bijian
Biji wijen, biji bunga matahari, almond, hazelnut, kacang mete, selai kacang, tahini, kenari dan lainnya
5. Sayuran laut
Nori, kombu, wakame, agar-agar dan lain-lain
6. Seafood atau ikan laut
Udang, salmon dengan tulang, mackerel dengan tulang, sarden dengan tulang dan lainnya
7. Sereal kemasan
8. Produk diary
Perlu diingat bahwa banyak bayi yang sensitif terhadap protein susu sapi juga sensitif terhadap kedelai.
(Nyanya)
Foto : NHS