ASI Penyebab Gigi Keropos? Benar tidak sih?

Banyak yang mengira penyebab keropos atau rusaknya gigi akibat terlalu sering menyusui atau menyusui di malam hari.

Namun, riset menunjukan penjelasan lain yang membuktikan tidak ditemukannya korelasi gigi dan rusaknya gigi pada anak.

Apa benar demikian? Simak ulasan dibawah ini.

Penyebab Gigi Bermasalah

Bakteri primitif yang menyebabkan sakit gigi adalah Streptococcus mutans (S. mutans, atau strep mutans). Bakteri ini menggunakan gula untuk memproduksi asam. Asam inilah yang menyebabkan masalah gigi. Bakteri ini ditemukan pada plak gigi dan menyebabkan kerusakan gigi.

Mutasi bakteri mengkombinasikan gula, air liur dan Ph level rendah pada air liur. Dengan berkembang sangat cepat.
Bukan kerena ASI, namun bakteri ini tertular dari air liur orangtua, pengasuh, dan orang lain yang terinfeksi mencium mulut bayi, berbagi alat makan, berbagi mainan yang terkontak dengan mulut, memberikan makanan yang dilumatkan dalam mulut, dan lainnya.

Dalam jurnalnya, Pen Brian Palmer, 2002, menjelaskan ASI tidak menyebabkan karies pada gigi. Bayi yang menyusui secara eksklusif tidak memiliki imunitas pada masalah gigi, beberapa faktor memiliki resiko merusak gigi bayi. Kerusakan gigi dikarenakan bakteri yang mengkontaminasi bayi dari orangtua, pengasuh dan sekitarnya.

ASI mengandung laktoferin, komponen dalam ASI ini bekerja membasmi bakteri penyebab kerusakan gigi.

Sebuah penelitian di Pediatric Dentistry, Erickson 1999, menggunakan gigi anak.yang diekstraksi untuk mempelajari dan menentukan perubahan pH pada plak gigi. Hasilnya disimpulkan ASI tidak bersifat kariogenik.

Para peneliti asal Finlandia, Alaluusua 1990, tidak dapat menemukan korelasi apapun antara karies dan menyusui pada anak yang menyusui lebih lama dari dua tahun (sampai 34 bulan)

Valaitis et al menyimpulkan, “Dalam tinjauan sistematis penelitian tentang karies anak usia dini, metodologi, variabel, definisi, dan faktor risiko belum dievaluasi secara konsisten.

Tidak ada hubungan yang konstan atau kuat antara menyusui dan perkembangan karies gigi. Tidak ada waktu yang tepat untuk berhenti menyusui, dan ibu harus didorong untuk menyusui selama mereka mau.” (Valaitis 2000).

 

Tinjauan lain pada tahun 2013 (Lavigne 2013), Mengungkapkan bahwa tidak ada bukti konklusif bahwa menyusui yang berkepanjangan meningkatkan risiko gigi berlubang pada anak usia dini.

Dua tinjauan sistematis baru-baru ini tentang menyusui dan kerusakan gigi (Tham et al 2015 & Cui et al 2017) menemukan bahwa menyusui hingga 12 bulan melindungi terhadap kerusakan gigi.

Namun, mereka juga menemukan peningkatan risiko kerusakan gigi saat menyusui berlanjut setelah 12 bulan. Tercatat bahwa hasil ini tidak memperhitungkan status sosial ekonomi dan asupan makanan/minuman manis. Faktor ini dipertimbangkan agar memudahkan mengetahui resiko kerusakan gigi.

Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kerusakan Gigi

1. Konsumsi gula
Sering mengkonsumsi makanan dan minuman mengandung gula tinggi dapat merusak gigi (Ribeiro & Ribeiro 2004).

2. Streptococcus mutans

Bakteri ini masuk ke mulut bayi. Bayi yang terkontaminasi kontak bakteri dari orangtua, pengasuh dan orang sekitarnya dapat beresiko kerusakan gigi (Berkowitz 1996).

3. Air liur kurang

Kekurangan produksi air liur ternyata dapat membuat gigi rusak. Air liur berperan membantu membersihkan kandungan gula pada gigi. Sekaligus mencegah asam dalam mulut.

Dalam jurnalnya Bowen 1998 menulis, air liur berkurang saat tidur juga pada penderita asma, bayi prematur, diabetes dan penggunaan obat tertentu seperti beta 2 agonists, antihistamines, benzodiazepines and obat mual muntah (Ribeiro & Ribeiro 2004 & Palmer 2000).

4. Masalah kehamilan, penyakit fatal atau stress selama kehamilan (Ribeiro & Ribeiro 2004 & Palmer 2000).

5. Merokok saat hamil (Lida et al 2007)

6. Diet buruk atau pola makan yang tidak baik (Ribeiro & Ribeiro 2004 & Palmer 2000)

7. Kebersihan gigi yang buruk (Ribeiro & Ribeiro 2004 & Palmer 2000)

8. Genetik keluarga (Ribeiro & Ribeiro 2004)

9. Kondisi lain

Seperti Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), malnutrisi, asma, infeksi, penyakit kronis (Ribeiro & Ribeiro 2004).

Cara Merawat Gigi Bayi

Agar gigi bayi lebih sehat dan kuat, biasakan merawat gigi dengan baik secara teratur. Yaitu dengan :

1. Membersihkan gusi dan mulut bayi secara rutin dengan waslap dan air hangat sebelum gigi keluar
2. Membersihkan gigi ketika gigi bayi belum sampai empat buah, dengan waslap dan air hangat pagi hari, sesudah makan dan sebelum tidur
3. Membersihkan gigi dengan sikat khusus bayi dengan ukuran sesuai usia bayi. Tambahkan pasta gigi bayi seukuran beras setiap kali menggosoknya.
4. Mom dapat mengajarkan kumur saat bayi berusia 2 tahun dengan air matang
5. Cari alternatif makanan yang mengandung gula. Mom dapat gunakan gula alamiah seperti buah, kurma dan lainnya yang lebih sehat dan ramah terhadap gigi
7. Rutin memeriksakan gigi bayi ke dokter gigi
8. Tidak mencium mulut bayi, berbagi alat makan dan makanan, hindari kontak liur dengan orang dewasa serta tidak memberikan makanan yang dilumatkan pada mulut.

(Nyanya)
Sumber : berbagai sumber
Foto : The Independen

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *