Tahukah Mom? bahwa sentuhan ibu tidak hanya menciptakan kasih sayang, namun memiliki manfaat lebih yang berhubungan dengan intelejensi emosi anak.
The Jakarta Post menulis, pengaruh interaksi anak terhadap oranglain ketika bertumbuh memegang peran penting dalam kehidupannya.
Situs Scientific American menulis, masih banyak anak di panti asuhan yang tidak merasakan kasih sayang seharusnya. Anak-anak ini tumbuh dengan kurang mendapat perhatian fisik dan emosional.
Situs ini menambahkan, anak yang tidak mendapatkan perhatian fisik dan emosional memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah perilaku, emosi, dan sosial saat mereka tumbuh dewasa.
Benarkah demikian? Apa alasannya?
Studi dari Development and Psychopathology, menjelaskan adanya tren yang menunjukan efek jangka panjang dari lingkungan pada bayi. Yang mempengaruhi otak mereka. Beberapa anak dari lingkungan yang kekurangan seperti panti asuhan, memiliki tingkat hormon yang sangat berbeda dari mereka yang dibesarkan orang tua bahkan di luar usia bayi (adopsi).
Contoh, di Rumania pada 1980-an, pada usia enam hingga 12 tahun, kadar hormon stres kortisol masih jauh lebih tinggi pada anak-anak yang telah tinggal di panti asuhan selama lebih dari delapan bulan dibandingkan mereka yang diadopsi pada atau sebelum usia empat tahun.
Penelitian lain menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami deprivasi dini juga memiliki tingkat oksitosin dan vasopresin (hormon yang terkait dengan emosi dan ikatan sosial) yang berbeda. Walau sudah merasakan hidup sebagai keluarga selama tiga tahun.
Alison Wismer Fries dari Departemen Psikologi di University of Wisconsin-Madison mencatat dalam studi mereka, dan diterbitkan pada tahun 2005 dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, perubahan lingkungan (keluarga atau rumah baru) tampaknya tidak sepenuhnya mengesampingkan semua efek dari pengabaian awal (saat mereka bayi).
Pentingnya Skin To Skin
Kekuatan sentuhan terkuat didapat sesaat bayi dilahirkan. Melalui skin to skin atau dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di jam pertama kelahiran dapat menghindaru hipotermia, mengatur detak jantung dan pernafasan bayi dan meredakan stress persalinan yang dilalui bayi. Metode ini juga pmeningkatkan hormon relaksasi ibu.
Sebuah studi 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Neonatology menunjukkan bahwa 95 persen ibu yang menghabiskan waktu skin-to-skin atau menyusui secara eksklusif 48 jam setelah melahirkan, 90 persen mengalami keberhasilan dan masih menyusui secara eksklusif enam minggu kemudian.
Bayi dan ibu dengan kebutuhan medis khusus juga mendapat manfaat dari skin-to-skin. Oleh karena itu banyak ahli medis yang merekomendasikan melakukan skin to skin atau gendong kangguru pada bayi yang dirawat pada bangsal NICU PICU untuk mempercepat perkembangan (bayi prematur) serta membantu bayi hangat, menghindati stress dan memberikan bonding dengan orangtuanya.
Dalam jurnalnya, Norholt menulis, pentingnya kontak fisik ibu dan bayi. Northolt membuktikan posisi sentral kontak fisik antara orang tua dan bayi untuk keterikatan. Dengan demikian ditemukan emosi sosial bayi sangat erat kaitannya dengan kedekatan fisik terhadap orang disekitarnya.
Uvnäs-Moberg, Handlin, & Petersson (2020) telah mereview efek beberapa psikologi dan perilaku skin to skin bayi dan orangtuanya. Dan efek dua arah mendapati banyak hasil positif yang Norholt (2020) temukan. Seperti mekanisme neuro-endokrin yang terlibat, terutama pelepasan oksitosin dan aktivasi serabut saraf sensorik.
Owusu-Ansah, Bigelow, & Power (2019) menguji pengaruh kontak skin to skin dalam studi lintas budaya pasangan ibu-bayi Ghana selama bulan pertama bayi. Mereka menemukan bahwa skin to skin meningkatkan kemampuan bayi untuk secara emosional menanggapi perubahan perilaku ibu mereka selama merawat. Hasil yang sama di temukan pada responden bayi di Kanada, menunjukkan kontak skin to skin mempercepat perkembangan harapan bayi keterlibatan sosial ibu.
Manfaat Bagi Perkembangan Otak Bayi
Efek psikologis dari sentuhan kasih sayang seperti obat bahagia bagi bayi. Sentuhan menekan hormon stress atau kortisol. Juga meningkatkan hormon endorfin (perasaan menyenangkan) serta oksitosin. Keduanya yang bertanggungjawab atas keterikatan bayi dan orangtua.
Situs Green Child menulis, manfaat sentuhan yaitu:
1. meningkatkan sistem imun
2. menekan detak jantung
3. menekan tekanan darah
4. meningkatkan sirkulasi
5. meringankan nyeri
6. mengurangi stress, anxiety lelah
Bayi yang jarang disentuh akan mudah depresi dan anxiety. Perkembangan bayi juga dapat terhambat bahkan gagal tumbuh, bayi juga akan mengalami keterlambatan kemampuan, bersikap kasar dan kompulsif serta anti sosial.
Rutin melakukan sentuhan fisik mendorong perkembangan sistem fisiologis anak yang terlibat dalam pengaturan emosi dan respons stres.
Studi menemukan adanya korelasi pada anak yang lebih perhatian dan membantu orang lain dengan rutinitas pelukan anak kepada ibunya.
Sentuhan terkoneksi dengan perkembangan otak pada kemampuan sosial seseorang.
Sebuah studi baru-baru ini menemukan sentuhan ibu selama bermain dikaitkan dengan konektivitas yang lebih besar di antara wilayah otak yang terkait dengan perilaku sosial di antara anak berusia 5 tahun.
Temuan ini menunjukkan bahwa sentuhan lembut dan memelihara, yang dirasakan oleh ujung saraf di bawah kulit, merangsang area otak yang terkait dengan perkembangan sosial dan emosional – “otak sosial” – dan memperkuat koneksi saraf tersebut.
Menyenangkan bukan? Berpelukan dengan adek yuk?!
(nyanya)
Sumber : berbagai sumber
Foto : Fitneass, the conversation