ASI Penyebab Gigi Keropos? Benar tidak sih?

Banyak yang mengira penyebab keropos atau rusaknya gigi akibat terlalu sering menyusui atau menyusui di malam hari.

Namun, riset menunjukan penjelasan lain yang membuktikan tidak ditemukannya korelasi gigi dan rusaknya gigi pada anak.

Apa benar demikian? Simak ulasan dibawah ini.

Penyebab Gigi Bermasalah

Bakteri primitif yang menyebabkan sakit gigi adalah Streptococcus mutans (S. mutans, atau strep mutans). Bakteri ini menggunakan gula untuk memproduksi asam. Asam inilah yang menyebabkan masalah gigi. Bakteri ini ditemukan pada plak gigi dan menyebabkan kerusakan gigi.

Mutasi bakteri mengkombinasikan gula, air liur dan Ph level rendah pada air liur. Dengan berkembang sangat cepat.
Bukan kerena ASI, namun bakteri ini tertular dari air liur orangtua, pengasuh, dan orang lain yang terinfeksi mencium mulut bayi, berbagi alat makan, berbagi mainan yang terkontak dengan mulut, memberikan makanan yang dilumatkan dalam mulut, dan lainnya.

Dalam jurnalnya, Pen Brian Palmer, 2002, menjelaskan ASI tidak menyebabkan karies pada gigi. Bayi yang menyusui secara eksklusif tidak memiliki imunitas pada masalah gigi, beberapa faktor memiliki resiko merusak gigi bayi. Kerusakan gigi dikarenakan bakteri yang mengkontaminasi bayi dari orangtua, pengasuh dan sekitarnya.

ASI mengandung laktoferin, komponen dalam ASI ini bekerja membasmi bakteri penyebab kerusakan gigi.

Sebuah penelitian di Pediatric Dentistry, Erickson 1999, menggunakan gigi anak.yang diekstraksi untuk mempelajari dan menentukan perubahan pH pada plak gigi. Hasilnya disimpulkan ASI tidak bersifat kariogenik.

Para peneliti asal Finlandia, Alaluusua 1990, tidak dapat menemukan korelasi apapun antara karies dan menyusui pada anak yang menyusui lebih lama dari dua tahun (sampai 34 bulan)

Valaitis et al menyimpulkan, “Dalam tinjauan sistematis penelitian tentang karies anak usia dini, metodologi, variabel, definisi, dan faktor risiko belum dievaluasi secara konsisten.

Tidak ada hubungan yang konstan atau kuat antara menyusui dan perkembangan karies gigi. Tidak ada waktu yang tepat untuk berhenti menyusui, dan ibu harus didorong untuk menyusui selama mereka mau.” (Valaitis 2000).

 

Tinjauan lain pada tahun 2013 (Lavigne 2013), Mengungkapkan bahwa tidak ada bukti konklusif bahwa menyusui yang berkepanjangan meningkatkan risiko gigi berlubang pada anak usia dini.

Dua tinjauan sistematis baru-baru ini tentang menyusui dan kerusakan gigi (Tham et al 2015 & Cui et al 2017) menemukan bahwa menyusui hingga 12 bulan melindungi terhadap kerusakan gigi.

Namun, mereka juga menemukan peningkatan risiko kerusakan gigi saat menyusui berlanjut setelah 12 bulan. Tercatat bahwa hasil ini tidak memperhitungkan status sosial ekonomi dan asupan makanan/minuman manis. Faktor ini dipertimbangkan agar memudahkan mengetahui resiko kerusakan gigi.

Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kerusakan Gigi

1. Konsumsi gula
Sering mengkonsumsi makanan dan minuman mengandung gula tinggi dapat merusak gigi (Ribeiro & Ribeiro 2004).

2. Streptococcus mutans

Bakteri ini masuk ke mulut bayi. Bayi yang terkontaminasi kontak bakteri dari orangtua, pengasuh dan orang sekitarnya dapat beresiko kerusakan gigi (Berkowitz 1996).

3. Air liur kurang

Kekurangan produksi air liur ternyata dapat membuat gigi rusak. Air liur berperan membantu membersihkan kandungan gula pada gigi. Sekaligus mencegah asam dalam mulut.

Dalam jurnalnya Bowen 1998 menulis, air liur berkurang saat tidur juga pada penderita asma, bayi prematur, diabetes dan penggunaan obat tertentu seperti beta 2 agonists, antihistamines, benzodiazepines and obat mual muntah (Ribeiro & Ribeiro 2004 & Palmer 2000).

4. Masalah kehamilan, penyakit fatal atau stress selama kehamilan (Ribeiro & Ribeiro 2004 & Palmer 2000).

5. Merokok saat hamil (Lida et al 2007)

6. Diet buruk atau pola makan yang tidak baik (Ribeiro & Ribeiro 2004 & Palmer 2000)

7. Kebersihan gigi yang buruk (Ribeiro & Ribeiro 2004 & Palmer 2000)

8. Genetik keluarga (Ribeiro & Ribeiro 2004)

9. Kondisi lain

Seperti Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), malnutrisi, asma, infeksi, penyakit kronis (Ribeiro & Ribeiro 2004).

Cara Merawat Gigi Bayi

Agar gigi bayi lebih sehat dan kuat, biasakan merawat gigi dengan baik secara teratur. Yaitu dengan :

1. Membersihkan gusi dan mulut bayi secara rutin dengan waslap dan air hangat sebelum gigi keluar
2. Membersihkan gigi ketika gigi bayi belum sampai empat buah, dengan waslap dan air hangat pagi hari, sesudah makan dan sebelum tidur
3. Membersihkan gigi dengan sikat khusus bayi dengan ukuran sesuai usia bayi. Tambahkan pasta gigi bayi seukuran beras setiap kali menggosoknya.
4. Mom dapat mengajarkan kumur saat bayi berusia 2 tahun dengan air matang
5. Cari alternatif makanan yang mengandung gula. Mom dapat gunakan gula alamiah seperti buah, kurma dan lainnya yang lebih sehat dan ramah terhadap gigi
7. Rutin memeriksakan gigi bayi ke dokter gigi
8. Tidak mencium mulut bayi, berbagi alat makan dan makanan, hindari kontak liur dengan orang dewasa serta tidak memberikan makanan yang dilumatkan pada mulut.

(Nyanya)
Sumber : berbagai sumber
Foto : The Independen

Tips Memilih Mainan Teether Yang Aman Untuk Bayi

Bayi mulai mengalami masa tumbuh gigi sejak usia empat sampai enam bulan. Pada masa ini mainan teether, popular digunakan sebagai alternatif yang dapat mengurangi rasa nyeri pada gusi akibat tumbuh gigi.

Walau demikian, banyak jenis mainan yang beredar terkadang membuat orangtua bingung memilih mainan terbaik untuk bayi. Dan perlu memperhatikan bahwa tidak semua mainan teether bayi aman digunakan lho!

 

Kandungan Teether Yang Berbahaya

Dilansir dalam CBC News, orangtua terkadang membeli mainan bayi yang berlabel aman dan bebas bahan kimia berbahaya pada bayi. Namun, kenyataannya label tersebut tidak menjamin 100% kandungan mainan tersebut aman.

Hasil penelitian di Amerika Serikat yang meneliti lima lusin mainan teether bayi, menemukan seluruh mainan tersebut positif mengandung Bisphenol-A (BPA) dan beberapa kandungan kimia berbahaya lainnya seperti endocrine.

Endocrine merupakan sistem kontrol kelenjar yang dapat mengontrol kelenjar tanpa saluran yang mengatur hormon. Bahan kimia berbahaya dapat menggangu sistem endocrine sehingga keseimbangan hormon tubuh terhambat. Yang nantinya mempengaruhi fungsi perkembangan, reproduksi, neurologi, imun bayi dan gangguan lainnya.

“Mainan yang mengandung gel atau air mengandung bahan pengawet paraben. Sehingga dapat menggangu sistem Endocrine.” jelas Kannan, peneliti New York State Department of Health dan Sekolah Kesehatan Masyarakat, State University of New York, Albany, Amerika Serikat, kepada CBC News.

Untuk menstimulasi keadaan mulut, peneliti merendam mainan dalam air selama satu jam. Dan menemukan bahwa kandungan BPA, beberapa bahan kimia paraben, antimikrobial seperti triklosan san triklokarban, pada hampir seluruh teether.

Penelitian yang di publikasikan di American Chemical Society, Jurnal Environmental Science and Technology, menemukan BPA dan kimia lain tetap ditemukan walau mainan tersebut berlabel bebas BPA atau tidak beracun (non toxic).

Hampir 90% mainan yang kami beli berlabel bebas BPA, namun Kannan menjelaskan menemukan hampir seluruh produk mengandung BPA. Dan kebanyakan yang mengandung BPA berlabel non-toxic. “Kami menemukan lebih dari 15 sampai 20 jenis kandungan kimia berbahaya pada mainan tersebut.”

Situs WebMD menambahkan, terdapat 59 jenis teether dibeli secara online dianalisa di Amerika Serikat, dan hasilnya terdapat 26 potensi kimia mengganggu sistem endocrine.

 

Jenis Mainan Yang Berbahaya Bagi Bayi

Terdapat jenis mainan gigitan yang tidak direkomendasikan aman digunakan pada bayi.

Salah satunya, mainan gigitan kalung amber. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan bayi tidak menggunakan perhiasan sama sekali. Dan Desember 2018, Food and Drug Administration (FDA) memperingatkan oranhtuda tidak memberikan kalung teether kepada bayi karena bahaya tercekik dan tersedak sangat tinggi.

Kasus kematian bayi akibat kalung ini dilaporkan setiap tahun. Seorang Ibu bahkan menuntut situs e-comercee Etsy, tahun 2019, setelah bayinya meninggal tercekik mainan tersebut saat tidur siang.

Situs FDA menambahkan bahaya penggunaan krim dan gel pereda nyeri pada gusi bayi. FDA peringatkan penggunaan pengobatan tropikal untuk meredakan rasa nyeri akibat tumbuh gigi, termasuk obat yang diresepkan atau krim dan gel OTC atau homeopathic teething tablet tetap memiliki resiko serius pada bayi.

Kandungan Benzocaine atau anastesi lokal digunakan sebagai bahan aktif pada krim dan gel produk seperti Anbesol, Baby Orajel, Cepacol, Chloraseptic, Hurricaine, Orabase, Orajel, dan Topex. Pengobatan ini berbahaya dan tidak efektif karena kandungannya akan larut dan tersapu air liur bayi didalam mulut.

Penggunaan obat ini dapat berbahaya karena dapat menyebabkan kondisi methemoglobinemia, yaitu kapasitas oksigen dalam sel darah merah berkurang.

Ditulis oleh situs The Tot, ada enam kandungan berbahaya yang perlu Mom hindari pada bayi. Yaitu PVC/vinyl, phthalates, BPA, latex, lead, antimony dan cadmium.

Keenam kandungan ini berbahaya bagi bayi namun umum ditemukan pada gigitan bayi.

 

Apakah teether dari kayu aman dan tidak berbahaya?

Walau terbuat dari bahan natural, ternyata bahan kayu dapat berbahaya bagi bayi.

Penelitian meyebutkan bahan kayu memiliki tingkat penurunan tertinggi “titer bakteri”. Dalam sebuah studi oleh Koch et al pada tahun 2002 membandingkan kelangsungan hidup bakteri pada kayu, plastik, dan baja. Namun mereka menemukan bakteri bertahan paling lama pada plastik diikuti oleh stainless steel.

dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A, dalam Kumparan Mom, menjelaskan sebelum memberikan mainan gigitan bayi berbahan kayu baiknya konsultasikan dahulu dengan dokter anak.

Bahan kayu sulit dibersihkan dengan sempurna. Banyak serat-serat yang membuat bahan kayu mudah menyerap air sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan bakteri.

Kelembaban yang disebabkan oleh air liur pada bayi juga dapat menumbuhkan jamur pada serat kayu.

Food and Drug Administration (FDA) tidak merekomendasikan teether kayu berbentuk beads karena memiliki potensi tersedak dan memasukannya dalam katagori hazard untuk bayi.

Bayi 7 bulan meninggal dunia setelah dilarikan ke UGD akibat tersedak teether kayu di Amerika Serikat.

Baru-baru ini Target menarik produk teether kayu Bebe au Lait, atas desakan badan Consumer Product Safety Commission (CPSC) Amerika Serikat.

 

Tips memilih mainan teether yang aman

1. Perhatikan bahan mainan yang digunakan. Apabila material mainan mudah terkelupas, lepas atau bocor lebih baik pilih alternatif mainan lain.

2. Situs healthline menulis, para ahli setuju untuk tidak memberikan anak teether beku dalam bentuk apapun. teether lebih baik didinginkan dalam kulkas dibandingkan dibekukan dalam freezer. Hal ini karena, tekstur beku yang keras dapat melukai gusi.

3. Tidak membeli teether berbentuk kalung, mutiara, bulatan bertali, yang dapat berbahaya bagi bayi. Baik tercekik saat digunakan, tersedak saat lepas atau copot. FDA menambahkan teether jenis ini daat melukai bahkan membuat mulut bayi terinfeksi.

4. Pilih berbahan 100% karet natural. Bahan ini umumnya termasuk bahan food grade yang aman bagi bayi dan mudah dibersihkan.

5. Tidak memilih mainan dengan baterai.

6. Perhatikan label pada kemasan. Dan pilih produk dengan merk terpercaya.

Selamat memilih teether Mom!

 

(Nyanya)

Sumber : berbagai sumber

Foto : My best

 

 

Baby Wearing : Sejuta Manfaat Rutin Gendong Bayi

Aktivitas menggendong kerap di larang untuk sering dilakukan orangtua. Hal ini terjadi dikarenakan khawatir bayi bau tangan.

Tapi? Benar enggak sih menggendong bikin bayi bau tangan?

Dalam situsnya Kominfo, meluruskan bahwa ungkapan bau tangan akibat sering menggendong bayi adalah mitos.

Faktanya, beberapa penelitian yang menjelaskan bahwa anak yang sering berdekatan secara fisik dengan kedua orangtuanya memiliki perkembangan otak dan tubuh yang lebih baik.

Kontak fisik dengan anak sangatlah pentinh, untuk itu ahli merekomendasikan baby wearing atau kegiatan gendong lainnya agar terjadi kontak fisik semaksimal mungkin. Dengan harapan agar kualitas hidup, perkembangan otak, sosial dan kesehatan bayi lebih baik.

 

Apa Saja Manfaat Baby Wearing Berdasarkan Penelitan Para Ahli? 

1. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan menggunakan baby wearing sebagai media untuk mengurangi tangisan dan meningkatkan kedekatan dan keterikatan bayi dan orangtua.

2. Ahli bedah tulang Emily Dodwell, MD, MPH, dalam situs HSS Edu, mendiskusikan manfaat baby wearing untuk bayi dan manfaatnya pada perkembangan fisik.

Untuk posisi terbaik dengan resiko minim cedera, disarankan dengan posisi M atau posisi kodok. Dimana posisi kaki menekuk seperti dalam rahim ibu. Bayi berhadapan dengan perut dan dada ibu sehingga bayi merasakan dekapan saat di gendong oleh orangtuanya.

3. Bayi yang jarang disentuh akan mudah depresi dan anxiety. Perkembangan bayi juga dapat terhambat bahkan gagal tumbuh, bayi juga akan mengalami keterlambatan kemampuan, bersikap kasar dan kompulsif serta anti sosial.

Rutin melakukan sentuhan fisik mendorong perkembangan sistem fisiologis anak yang terlibat dalam pengaturan emosi dan respons stress.

4. Studi menemukan adanya korelasi pada anak yang lebih perhatian dan membantu orang lain dengan rutinitas pelukan anak kepada ibunya.

Sentuhan terkoneksi dengan perkembangan otak pada kemampuan sosial seseorang.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan sentuhan ibu selama bermain dikaitkan dengan konektivitas yang lebih besar di antara wilayah otak yang terkait dengan perilaku sosial di antara anak berusia 5 tahun.

Temuan ini menunjukkan bahwa sentuhan lembut dan memelihara, yang dirasakan oleh ujung saraf di bawah kulit, merangsang area otak yang terkait dengan perkembangan sosial dan emosional – “otak sosial” – dan memperkuat koneksi saraf tersebut.

5. Studi yang dilakukan pada sembilan puluh sembilan ibu yang menjadi responden dan ditemukan bayi yang sering digendong menangis lebih sedikit dari bayi tidak di gendong. Kemudian bayi yang sering digendong, malam hari lebih mudah tidur lelap dan 51% jarang menangis selama tidur.

6. Menggendong yang dilakukan pada bayi prematur terbukti meningkatkan keberhasilan harapan hidup bayi. Setiap melakukan gendongan teknik kangguru, berat badan dan ukuran bayi lebih cepat berkembang dibandingkan bayi yang tidak rutin digendong.

7. Hasil penelitian menemukan bayi yang rutin digendong dengan baby wearing lebih jarang gumoh, GERD, batuk dan masalah pernafasan lainnya. Penelitian ini juga mengungkapkan terdapat pengurangan gejala tersebut pada bayi yang sebelumnya sering mengalaminya.

8. Studi lain menjelaskan terjadinya peningkatan keberhasilan ASI pada ibu yang menggendong bayi dengan baby wearing. Ibu yang menggunakan baby wearing lebih memahami tanda kebutuhan bayi, sehingga lebih sering menyusui dengan baik di bandingkan yang jarang menggendong bayinya.

9. Bayi yang rutin di gendong menurunkan resiko depresi setelah melahirkan. Menolong keterikatan pada ibu dengan baby blues. Baik ibu dan ayah.

10. Rutin menggendong bayi juga dapat memelihara kesehatan bayi. Berbagai penelitian menemukan bayi yang sering digendong terhindar dari masalah kepala peyang, pencernaan bayi lebih sehat, menghindari radang telinga, menurunkan stress baik orangtua maupun bayi dan lainnya.

 

Peran Penting Baby Wearing Dalam Ortopedi pediatri

Penelitian menunjukkan hubungan antara baby wearing dan kesehatan pinggul.

Displasia pinggul perkembangan adalah masalah di mana sendi pinggul bayi tidak terbentuk dengan benar. Banyak kasus sembuh dengan sendirinya, tetapi jika tidak, kondisi ini dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa hampir sepertiga pasien yang menjalani operasi penggantian pinggul sebelum usia 60 tahun memiliki beberapa bentuk displasia pinggul.

Studi terbaru menjelaskan bahwa menggendong bayi dalam bentuk “M” populer memiliki tingkat displasia pinggul yang rendah.

Sebaliknya, budaya tradisional lainnya, di mana bayi diposisikan dengan kaki terbungkus rapat atau di bedong ikat, memiliki tingkat displasia pinggul yang lebih tinggi.

Sudahkah menggendong adek hari ini Mom?

 

(Nyanya)

Sumber : berbagai sumber

Foto: hope and plum

 

 

Pentingnya Sentuhan Ibu pada Bayi

Tahukah Mom? bahwa sentuhan ibu tidak hanya menciptakan kasih sayang, namun memiliki manfaat lebih yang berhubungan dengan intelejensi emosi anak.

The Jakarta Post menulis, pengaruh interaksi anak terhadap oranglain ketika bertumbuh memegang peran penting dalam kehidupannya.

Situs Scientific American menulis, masih banyak anak di panti asuhan yang tidak merasakan kasih sayang seharusnya. Anak-anak ini tumbuh dengan kurang mendapat perhatian fisik dan emosional.

Situs ini menambahkan, anak yang tidak mendapatkan perhatian fisik dan emosional memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah perilaku, emosi, dan sosial saat mereka tumbuh dewasa.

Benarkah demikian? Apa alasannya?

Studi dari Development and Psychopathology, menjelaskan adanya tren yang menunjukan efek jangka panjang dari lingkungan pada bayi. Yang mempengaruhi otak mereka. Beberapa anak dari lingkungan yang kekurangan seperti panti asuhan, memiliki tingkat hormon yang sangat berbeda dari mereka yang dibesarkan orang tua bahkan di luar usia bayi (adopsi).

Contoh, di Rumania pada 1980-an, pada usia enam hingga 12 tahun, kadar hormon stres kortisol masih jauh lebih tinggi pada anak-anak yang telah tinggal di panti asuhan selama lebih dari delapan bulan dibandingkan mereka yang diadopsi pada atau sebelum usia empat tahun.

Penelitian lain menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami deprivasi dini juga memiliki tingkat oksitosin dan vasopresin (hormon yang terkait dengan emosi dan ikatan sosial) yang berbeda. Walau sudah merasakan hidup sebagai keluarga selama tiga tahun.

Alison Wismer Fries dari Departemen Psikologi di University of Wisconsin-Madison mencatat dalam studi mereka, dan diterbitkan pada tahun 2005 dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, perubahan lingkungan (keluarga atau rumah baru) tampaknya tidak sepenuhnya mengesampingkan semua efek dari pengabaian awal (saat mereka bayi).

 

Pentingnya Skin To Skin

Kekuatan sentuhan terkuat didapat sesaat bayi dilahirkan. Melalui skin to skin atau dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di jam pertama kelahiran dapat menghindaru hipotermia, mengatur detak jantung dan pernafasan bayi dan meredakan stress persalinan yang dilalui bayi. Metode ini juga pmeningkatkan hormon relaksasi ibu.

Sebuah studi 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Neonatology menunjukkan bahwa 95 persen ibu yang menghabiskan waktu skin-to-skin atau menyusui secara eksklusif 48 jam setelah melahirkan, 90 persen mengalami keberhasilan dan masih menyusui secara eksklusif enam minggu kemudian.

Bayi dan ibu dengan kebutuhan medis khusus juga mendapat manfaat dari skin-to-skin. Oleh karena itu banyak ahli medis yang merekomendasikan melakukan skin to skin atau gendong kangguru pada bayi yang dirawat pada bangsal NICU PICU untuk mempercepat perkembangan (bayi prematur) serta membantu bayi hangat, menghindati stress dan memberikan bonding dengan orangtuanya.

Dalam jurnalnya, Norholt menulis, pentingnya kontak fisik ibu dan bayi. Northolt membuktikan posisi sentral kontak fisik antara orang tua dan bayi untuk keterikatan. Dengan demikian ditemukan emosi sosial bayi sangat erat kaitannya dengan kedekatan fisik terhadap orang disekitarnya.

Uvnäs-Moberg, Handlin, & Petersson (2020) telah mereview efek beberapa psikologi dan perilaku skin to skin bayi dan orangtuanya. Dan efek dua arah mendapati banyak hasil positif yang Norholt (2020) temukan. Seperti mekanisme neuro-endokrin yang terlibat, terutama pelepasan oksitosin dan aktivasi serabut saraf sensorik.

Owusu-Ansah, Bigelow, & Power (2019) menguji pengaruh kontak skin to skin dalam studi lintas budaya pasangan ibu-bayi Ghana selama bulan pertama bayi. Mereka menemukan bahwa skin to skin meningkatkan kemampuan bayi untuk secara emosional menanggapi perubahan perilaku ibu mereka selama merawat. Hasil yang sama di temukan pada responden bayi di Kanada, menunjukkan kontak skin to skin mempercepat perkembangan harapan bayi keterlibatan sosial ibu.

 

Manfaat Bagi Perkembangan Otak Bayi

Efek psikologis dari sentuhan kasih sayang seperti obat bahagia bagi bayi. Sentuhan menekan hormon stress atau kortisol. Juga meningkatkan hormon endorfin (perasaan menyenangkan) serta oksitosin. Keduanya yang bertanggungjawab atas keterikatan bayi dan orangtua.

Situs Green Child menulis, manfaat sentuhan yaitu:

1. meningkatkan sistem imun
2. menekan detak jantung
3. menekan tekanan darah
4. meningkatkan sirkulasi
5. meringankan nyeri
6. mengurangi stress, anxiety lelah

Bayi yang jarang disentuh akan mudah depresi dan anxiety. Perkembangan bayi juga dapat terhambat bahkan gagal tumbuh, bayi juga akan mengalami keterlambatan kemampuan, bersikap kasar dan kompulsif serta anti sosial.

Rutin melakukan sentuhan fisik mendorong perkembangan sistem fisiologis anak yang terlibat dalam pengaturan emosi dan respons stres.

Studi menemukan adanya korelasi pada anak yang lebih perhatian dan membantu orang lain dengan rutinitas pelukan anak kepada ibunya.

Sentuhan terkoneksi dengan perkembangan otak pada kemampuan sosial seseorang.

Sebuah studi baru-baru ini menemukan sentuhan ibu selama bermain dikaitkan dengan konektivitas yang lebih besar di antara wilayah otak yang terkait dengan perilaku sosial di antara anak berusia 5 tahun.

Temuan ini menunjukkan bahwa sentuhan lembut dan memelihara, yang dirasakan oleh ujung saraf di bawah kulit, merangsang area otak yang terkait dengan perkembangan sosial dan emosional – “otak sosial” – dan memperkuat koneksi saraf tersebut.

Menyenangkan bukan? Berpelukan dengan adek yuk?!

 

(nyanya)

Sumber : berbagai sumber

Foto : Fitneass, the conversation

 

 

 

 

 

 

 

Menstruasi Tidak Kunjung Datang Habis Melahirkan? Normal Enggak Sih?!

Pasti khawatir ya, ketika menstruasi setelah masa nifas selesai tidak kunjung datang.

Ternyata, menyusui berperan penting dalam mempengaruhi proses menstruasi Mom.

Kenapa begitu ya? Simak bareng yuk!

 

Alasan Menstruasi Terlambat

Situs Healthdirect menulis, sangatlah normal bagi Ibu menyusui tidak mendapati menstruasi setelah masa nifas selama berbulan-bulan bahkan satu atau dua tahun lamanya.

Namun, apabila Mom memberikan susu formula sebagai pengganti ASI, besar kemungkinan menstruasi akan datang lebih cepat sampai dengan tiga minggu setelah masa nifas.

Kembalinya menstruasi sebenarnya tidak terlalu nerpengaruh pada suplai ASI yang diproduksi selama menyusui. Namun, beberapa Ibu mengemukakan terjadi penurunan suplai ASI selama menstruasi.

Hormon oksitosin dan prolaktin, yang bertanggung jawab untuk produksi susu dan reflek let-down (LDR) memegang peran penting alasan masalah ini terjadi.

Peningkatan kadar hormon ini justru menekan otak untuk membuat hormon utama yang merangsang ovarium untuk menumbuhkan sel telur setiap bulannya.

Ketika seorang ibu menyusui secara eksklusif, atau bahkan secara konsisten, kecil kemungkinannya dia akan berovulasi sama sekali sampai dia mulai menyapih.

Dikarenakan terjadinya penurunan hormon prolaktin yang memproduksi ASI, ovulasipun terhambat. Sehingga menstruasi terlambat datang.

 

Apakah Ada Kemungkinan Hamil Walau Tidak Menstruasi Saat Menyusui?

Terlambat menstruasi menyusui sangat normal terjadi karena setelah melahirkan terjadi perubahan hormonal yang besar dalam tubuh Ibu. ⁣

Menurut The Womanly Art of Breastfeeding, hampir semua orang yang menyusui bayinya secara penuh akan bebas dari periode menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih.

Fase ini disebut amenore laktasi. Saat menyusui esklusif berarti bayi bergantung sepenuhnya pada ASI.

Situs La Leche League International menambahkan umumnya ibu menyusui mendapatkan menstruasi kembali antara 9 sampai 18 bulan setelah melahirkan.

Namun, apabila proses penyapihan terjadi sebelum itu, siklus menstruasi dapat kembali lebih awal.

Ketika bayi menyusui, hisapan bayi memacu pengeluaran hormon yang disebut Gonadotrophin Releasing Hormone (GnRH).

Hormon ini menekan pengeluaran Luteinizing Hormone (LH) dan menghambat terjadinya pelepasan sel telur atau ovulasi sehingga menyusui bisa jadi KB alami MAL (Metode Amenore Laktasi) dengan syarat :⁣

1. Ibu harus menyusui bayi secara langsung atau eksklusif, maksimal jeda menyusui adalah 4 jam. Sebisa mungkin menyusui minimal 10-12 kali dalam 24 jam⁣

2. Ibu belum mengalami menstruasi sejak melahirkan⁣

3. Bayi berusia kurang dari 6 bulan⁣

Namun, perlu digarisbawahi bahwa ibu menyusui yang belum mendapatkan menstruasi kembali tetap memiliki peluang untuk hamil. Konsultasikan kepada dokter atau bidan kontrasepsi yang menunjang ibu menyusui sebagai ekstra pengaman.

 

Apakah Menstruasi Mempengaruhi ASI?

Menyusui saat menstruasi tidak akan membuat bayi sakit. Kandungan ASI tetap bernutrisi tinggi dan sangat baik bagi bayi.

Walau demikian, akan ada sedikit perubahan yang tidak sama sekali mempengaruhi manfaatnya pada bayi. Dan hanya terjadi selama beberapa hari saja.

Ada kemungkinan saat menstruasi kembali dapat menyebabkan nyeri pada puting, penurunan suplai ASI, dan rasa ASI berubah.

Penelitian menunjukkan komposisi ASI berubah di sekitar ovulasi (pertengahan siklus). Tingkat natrium dan klorida dalam susu naik sementara laktosa (gula susu) dan kalium turun. Jadi, ASI saat menstruasi bisa lebih asin atau kurang manis.

Ovulasi dapat merubah kadar estrogen dan progesteron sehingga mempengaruhi payudara dan ASI. Saat kadar estrogen dan progesteron naik, payudara terasa penuh dan lembut.

Kadar estrogen yang lebih tinggi akan mengganggu produksi ASI. Studi juga menunjukkan bahwa kadar kalsium dalam darah turun setelah ovulasi. Tingkat kalsium yang lebih rendah juga dapat menyebabkan puting sakit dan penurunan suplai ASI.

Agar produksi atau suplai ASI tidak mengalami penurunan, sebaiknya mom antisipasi dengan melakukan :

1. Makan makanan bergizi
2. Perbanyak konsumsi air minum
3. Gunakan booster ASI bila perlu, konsultasikan dengan ahli
4. konsumsi kalsium dan magnesium
5. Konsultasi dengan konselor laktasi bila mendapati hambatan atau kesulitan selama menstruasi

Mom juga perlu memberikan perhatian lebih kepada bayi yang akan ada kemungkinan tidak nyaman atau menolak karena ASI yang berubah selama menstruasi.

Gendong, skin to skin, ajak bicara, manjakan bayi lebih dan upayakan tidak menambahkan pendamping ASI lainnya atau makanan padat.

 

(Nyanya)

Sumber : berbagai sumber

Foto : parenting first cry

 

Read Aloud : Manfaat Membaca Pada Bayi

Apa Itu Read Aloud?

Morrison & Wheeler, n.d; menyebutkan membaca dengan lantang atau nyaring (Read Aloud) adalah praktik instruksional di mana orang dewasa membacakan teks dengan lantang kepada anak-anak (dimulai sejak lahir).

Untuk membangun keterlibatan, pembaca memvariasikan suara dan kecepatan mereka; mereka menggunakan kontak mata, gerak tubuh, alat peraga, dan banyak lagi.

Melibatkan bayi membaca dengan read aloud, dapat mendalami setiap halaman lebih luas.

Saat lakukan ini, akan melibatkan jeda mengajukan pertanyaan dan menawarkan penjelasan, reaksi, dan komentar.

Bahkan, saat membaca yang membacakan memikirkan cara intonasi yang tepat sebagai sumber penting interaksi dua arah.

Sebagian orang berfikir mungkin hanya membaca halaman teks dengan teks sedikit, menanggapi dengan kata-kata gerakan atau ocehan bayi.

Uniknya cara ini dapat mengundang bayi dan balita untuk “membaca”, mempromosikan kosa kata baru dan pemahaman baru yang lebih luas.

 

Manfaat Read Aloud Pada Bayi

Read Aloud dalam buku Wright, T.S. 2018-2019. “The Power of Interactive Read-Alouds“, membantu mengembangkan kompetensi penting yang dibutuhkan bayi dan balita untuk menjadi pembaca yang terampil di kemudian hari.

Dua dari kompetensi tersebut adalah pengetahuan kosa kata dan pengetahuan dunia.

Melalui Read Aloud, anak-anak dapat mempelajari nama dan arti dari benda, tindakan, orang, dan ide di sekitar mereka.

Pada saat yang sama, anak-anak dapat belajar bagaimana orang-orang, ide-ide, dan hal-hal ini berhubungan satu sama lain, yang merupakan informasi latar belakang yang penting untuk pengembangan literasi di masa depan.

Setiap orangtua ingin sekali anak lebih menyukai aktivitas membaca buku bukan?

Namun, terkadang aktivitas kita yang melelahkan, saat menitipkan anak pada oranglain, ingin shortcut anak tidak rewel seringkali kita memberikan gadget sebagai solusinya.

Ketika mengenal gadget akan sulit mengarahkan rasa nyaman anak pada interaksi buku.

Lalu bagaimana baiknya?

IOWA University menemukan hasil riset bahwa :

Membaca nyaring atau read aloud membantu siswa belajar bagaimana menggunakan bahasa untuk memahami dunia.

Hal ini meningkatkan keterampilan pemrosesan informasi, kosa kata, dan pemahaman mereka.

Read aloud menargetkan keterampilan pelajar audio.

Penelitian telah menunjukkan bahwa guru yang membacakan dengan nyaring dapat memotivasi siswa untuk membaca.

 

Kenapa Harus Read Aloud?

Semakin banyak cerita yang di bacakan, semakin banyak kata yang akan didengar bayi dan semakin baik mereka dapat berbicara.

Mendengar kata-kata membantu membangun jaringan kata yang kaya di otak bayi.

Anak-anak yang orang tuanya berbicara dan membacakan untuk mereka sering mengetahui lebih banyak kata pada usia 2 tahun daripada anak-anak yang belum pernah dibacakan.

 

Saat melakukan Aktivitas Read Aloud, Apa ya pengaruhnya pada bayi?

Hasil riset menunjukan sisi positif pada bayi yang melakukan read aloud :

1. Mengajarkan bayi tentang komunikasi

2. Mengenalkan konsep seperti angka, huruf, warna, dan bentuk dengan cara yang menyenangkan

3. Membangun keterampilan mendengarkan, memori, dan kosa kata

4. Memberi bayi informasi tentang dunia di sekitar mereka

 

Pengaruh lain yang bermanfaat yaitu

1. Bayi mendengar setiap orangtua menggunakan banyak emosi dan suara ekspresif yang berbeda.

Cara ini mendukung perkembangan sosial dan emosional.

2. Mendorong bayi untuk melihat, menunjuk, menyentuh, dan menjawab pertanyaan.

Kegiatan ini membantu perkembangan sosial dan keterampilan berpikir.

3. Bayi meningkatkan keterampilan bahasa dengan menyalin suara, mengenali gambar, dan mempelajari kata-kata.

 

Apabila Mom perhatikan, usia dini pada bayi dibawah 13 bulan adalah usia yang tinggi mempelajari bahasa, sensori indra penglihatan dan pendengaran, serta fungsi kognitif.

 

Penelitan lain menyebutkan manfaat Read Aloud :

1. Membantu anak menyukai membaca saat usia sekolah dan dewasa
2. Mempelajari huruf dan angka secara tidak langsung dengan alami
3. Meningkatkan kemampuan bahasa
4. Menurukan resiko minim literasi
5. Memepelajari pengalaman dan mengenal banyak informasi mengenai dunia luar.

 

Aktifitas sederhana untuk membacakan cerita secara rutin dan terus menerus sehingga berdampak untuk membuat biasa mendengar (listening), mau membaca, dan akhirnya bisa membaca (independent reading). –Jim Trelease

Kegiatan yang menyenangkan untuk memulai literasi.

Dapat membantu meningkatkan kecerdasan dalam berbagai aspek lainnya seperti kemampuan komunikasi, sains hingga matematika

 

Tabel Hayes and Ahrens, Journal of Child Language, menyebutkan bahwa aktivitas membaca meningkatkan literasi berkali lipat lebih tinggi dibanding TV dan komunikasi dua arah.

Mari kita baca yuk! 

 

Teks : Nyanya

Sumber : Berbagai sumber

Foto: Zero To Three

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Domperidone: Efektif VS Efek Sampingnya Sebagai Booster ASI

Domperidone atau sebutan lainnya Motilium adalah obat anti mabuk atau mual yang biasa diberikan medis untuk meredakan mual muntah.

Obat ini juga menjadi pengobatan pendamping. Khususnya membantu redakan mual pada efek samping jenis obat tertentu. Selain mual Domperidone dikenal sebagai salah satu terapi oral pada penyakit parkinson.

 

Pro dan kontra Domperidone

Pro dan kontra mengenai obat ini masih banyak diperdebatkan. Terutama penggunaannya pada terapi oral maupun sebagai booster ASI.

Amerika Serikat sendiri melarang peredaran obat tersebut. Situs NHS menulis, Domperidone telah dilarang di Amerika Serikat selama bertahun-tahun karena aritmia jantung yang fatal pada pasien kanker yang telah diberi resep obat untuk mencegah mual dan muntah.

Sedangkan  Co-ordination Group for Mutual Recognition and Decentralised Procedures – Human (CMDh), seperti yang dikutip dari European Medicine Agency (EMA), ikut merekomendasikan untuk pengawasan dan peraturan ketat pada penggunaan obat ini. Khususnya pada anak, mengikuti rekomendasi EMA pada divisi Pharmacovigilance Risk Assessment Committee (PRAC).

Otoritas obat-obatan Belgia, menarik peredaran Domperidone jenis suntik tahun 1985, atas bentuk kekhawatiran organisasi atas efek samping obat pada masalah interval QT (perubahan aktivitas listrik jantung) yang berkepanjangan dan aritmia (detak jantung yang tidak stabil), sebelumnya telah dievaluasi oleh EMA dan informasi produk yang diperbarui dengan peringatan yang relevan.

Sebelumnya EMA memperlonggar penggunaan obat ini, namun kasus efek samping terus dilaporkan. Sehingga memutuskan untuk menindaklanjuti pengawasan ketat pada penggunaannya.

 

Domperidone tidak boleh dikonsumsikan pada penderita:

1. Memiliki reaksi alergi pada domperidone
2. Berat badan dibawah 35kg
3. Memiki masalah kesehatan seperti penyakit Crohn
4. Melalukan operasi besar seperti Hernia dan operasi caesar
5. Pendarahan pada perut
6. Penderita tumor
7. Memiliki masalah hati, ginjal, jantung dan masalah irama jantung.

Tidak disarankan digunakan pada lansia berusia 60 tahun keatas dikarenakan resiko efek samping yang lebih tinggi.

 

Penggunaan Domperidone pada Ibu Menyusui

Domperidone memiliki efek samping positif pada ibu menyusui. Penggunaanya menghasilkan hormon prolaktin yang dapat menstimulasi produksi ASI.

Walau demikian ahli tetap mengingatkan adanya kemungkinan efek samping penggunaan terhadap masalah jantung serta kematian mendadak. Sehingga penggunaan obat ini seperlunya wajib dibawah pengawasan ketat dokter.

Riset Cochrane, 2012, ditemukan bukti bahwa obat ini mampu meningkatkan hasil susu perah pada 59 perempuan.

Pada penelitian lain ditemukan pada ibu dengan bayi prematur dan newborn normal mendapati kenaikan suplai asi 250ml dapat menaikan berat badan bayi perhari.

Domperidone meningkatkan volume hasil perah harian sebanyak 88ml/hari. 57 sampai 112 responden sepakat dari 5 penelitian pada 192 perempuan yang menggunakan Domperidone selama 14 hari.

Analisis terpisah pada riset kualitas menunjukan perbedaan hasil pada riset. Yang pertama studi menunjukan adanga resiko rendah bias, dan hasil ASI meningkat sampai 95% (75 sampai dengan 169 responden pada dua riset). Pada studi lainnya produksi ASI meningkat 61ml/hari.

Domperidone tidak dapat meningkatkan resiko gejala tertentu pada ibu. Resiko hasil penelitian menunjukan 1,06, 95% CI 0,65 sampai 1,71, pada lima studi terhadap 192 perempuan). Gejala penyerta yang dimaksud antara lain sakit kepala, gastrointestinal, respiratory dan gejala neurological seperti gangguan tidur dan pusing.

 

Apakah Domperidone Efektif Sebagai Booster ASI?

Hormon yang berperan penting memproduksi ASI adalah prolaktin. Domperidone bekerja meningkatkan prolaktin dalam tubuh. Sehingga mendorong kemampuan produksi ASI lebih baik.

Domperidone biasanya digunakan dengan dosis yang direkomendasikan dan dibawah pengawasan ketat dokter. Produksi ASI akan meningkat setelah rutin mengkonsumsi selama 7 sampai 14 hari.

Ketika suplai ASI meningkat, penggunaan akan dikurangi bertahap. Tidak disarankan menggunakan obat tanpa pengawasan dokter untuk meminimalisir masalah ASI di kemudian hari.

 

 

Teks : Nyanya

Sumber : Berbagai Sumber

Foto : Breastfeeding Basics