Bulan Ramadhan yang suci penuh berkah merupakan bulan kemenangan yang ditunggu. Namun, adakala rasa khawatir ketika ingin menjalankan puasa pada bulan Ramadhan ketika kita masih menyusui bayi. Bisa tidak sih ibu menyusui dapat menjalankan puasa dengan baik? Simak yuk ulasan kali ini!
Persiapkan diri agar berpuasa lebih maksimal
Mempersiapkan diri saat menjalankan puasa sebaiknya, dapat mengurangi hambatan saat mom menjalankan puasa. Menurut Mika AMANI, Konselor Menyusui, Birth Doula, dan Childbirth Educator AMANI Birth International, menjelaskan bahwa persiapan puasa bagi ibu menyusui berbeda dengan persiapan berpuasa mom lainnya.
Mika merekomendasikan memperhatikan 6 hal sebelum akhirnya mom dapat memutuskan berpuasa. Yaitu:
1. Mengumpulkan informasi
2. Tidak memaksakan diri
3. Perhatikan sinyal tubuh
4. Persiapkan stok ASIP (ASI perah) untuk kondisi khusus
5. Jaga asupan
6. Hindari susu formula
Dengan memperhatikan hal tersebut, mom dapat memastikan kemampuan berpuasa dengan tidak mengurangi kebutuhan bayi terutama pada eksklusif pumping maupun mom menyusui langsung.
Kebutuhan nutrisi ibu hamil dan menyusui
Ada perbedaan nutrisi yang dibutuhkan pada ibu hamil dan menyusui. Kebutuhan nutrisi ini penting dipenuhi untuk memaksimalkan perkembangan bayi dengan baik.
Untuk ibu hamil pada trisemester pertama, direkomendasikan adanya penambahan kalori sebanyak 100 kalori perhari. Dan dengan trisemester kedua dan ketiga menambah 300 kalori perhari.
Untuk ibu menyusui, penambahan jumlah kalori meningkat lebih banyak. Dengan tambahan 700 kalori yang didapatkan 500 kalori dari makanan dan 200 kalori dari cadangan lemak.
Semakin terpenuhi kecukupan gizi ibu hamil dan menyusui, semakin baik kualitas gizi mom dan bayi.
Memenuhi nutrisi menurut Mika, dapat dilakukan dengan cara :
1. Konsumsi protein lebih banyak saat sahur, berbuka dan malam hari
Protein menjadi sumber energi yang diolah terakhir setelah karbohidrat dan lemak. Serat pada sayur dan buah dapat membantu kesehatan pencernaan serta asupan vitamin.
2. Konsumsi pemanis alami
Rajin mengkonsumsi pemanis alami seperti kurma atau madu dapat mengembalikan energi pada tubuh lebih cepat.
3. Konsumsi sumber karbohidrat kompleks
Sementara karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang lebih lambat dicerna dan mengandung tinggi serat makanan.
Karbohidrat kompleks dapat diperoleh dari berbagai sumber makanan. Seperti jagung, quinoa, kentang, pisang, bit, apel, oatmeal, nasi merah, singkong, kacang merah hingga ubi jalar dan lainnya.
4. Menjaga cairan tubuh
Adapun rumus kebutuhan cairan pada ibu menyusui menurut Mika, dengan 50/100ml dikalikan dengan berat badan. Pada ibu menyusui kebutuhan ditambah 30% atau menjadi tiga sampai empat liter perhari atau sama dengan 12 gelas perhari.
Cairan sangat mempengaruhi kuantitas utama produksi ASI. Air dan hormon prolaktin merupakan bahan baku utama ASI.
Mika menjelaskan meskipun ibu menyusui mengkonsumsi makanan cukup nutrisi, yang akan membantu produksi hanyalah 10%. Berbeda dengan asupan cairan yang mampu mempengaruhi produksi ASI sebanyak 90%.
Jika volume cairan tidak tercukupi khususnya untuk mom yang tinggal di wilayah tropis, bisa dipastikan produksinya tidak optimal kuantitasnya.
Pastikan cukup cairan yang dapat mom akali asupannya tercukupi saat berbuka, malam hari dan sahur.
Pemenuhan nutrisi dengan empat cara tersebut dapat membantu produksi ASI sekaligus stamina ibu menyusui lekas terjaga.
Perubahan yang dirasakan saat berpuasa
Ketika mom memutuskan berpuasa, ada beberapa hal yang perlu mom pertimbangkan termasuk perubahan yang akan mom hadapi.
Mika menjelaskan, perubahan saat berpuasa dapat mempengaruhi tiga hal yaitu:
1. Sistem metabolisme
Ketika kadar gula turun maka karbohidrat secara alami dibongkar tubuh sebagai pengganti sumber tenaga.
Demikian pula pada kolesterol dan trigliserida akan di gunakan sebagai metabolisme tubuh.
2. Sistem persarafan dan hormonal
Ketika mom melakukan puasa dengan baik dan benar, sistem ini akan terkendali dengan baik. Artinya organ yang terkait dengan emosi seperti jantung, peredaran darah, lambung dan lainnya akan terkendali lebih baik.
Bila terdapat masalah psikologis yang mom alami, secara natural akan diperbaiki saat berpuasa.
3. Sistem pencernaan
Dengan mengistirahatkan sistem pencernaan selama 14 jam, dapat memaksimalkan kinerja enzim pencernaan.
Usia bayi dan pengaruhnya saat mom berpuasa
1. Usia dibawah 6 bulan
Usia dibawah 6 bulan yang sedang ASI eksklusif, tidak direkomendasikan berpuasa. Pada usia ini, mom disarankan fokus pada kebutuhan dan kepentingan bayi yang masih tergantung pada ASI sebagai sumber nutrisinya.
2. Usia bayi 6-12 bulan
Usia awal MPASI diperbolehkan melakukan berpuasa selama mom memperhatikan syarat utamanya yaitu kesehatan, adanya cadangan ASIP, berat badan bayi berada pada kurva hijau KMS.
Konsultasikan terlebih dahulu bila terdapat kondisi khusus diatas agar tidak menggangu kebutuhan bayi selama berpuasa.
3. Usia 12 – 21 bulan
Pada masa ASI dan MPASI lanjutan, mom dapat berpuasa selama sehat, produksi ASI cukup, tidak harus memiliki stok ASIP, berat badan bayi ada dalam kurva hijau KMS
4. Usia 21-24 bulan
Untuk masa penyapihan, syarat utama berpuasa yakni dengan ibu yang dipastikan sehat.
Selamat menunaikan ibadah puasa!
(Nyanya)
Sumber : Mika AMANI (Instagram : @mikayudistia )
Foto : baby centre