Tanda ASI Tidak Mencukupi Kebutuhan Bayi

Tanda Supply ASI Sedikit Kayak Apa Sih?

Apa ASI saya cukup buat bayi saya? Apa ASIP saya cukup buat bayi saya? Apa bayi saya menghisap ASI yang banyak?

Pertanyaan-pertanyaan seputar volume ASI sedikit sering sekali terdengar. Walau begitu, secara kasat mata terkadang belum yakin apakah supply ASI mencukupi kebutuhan bayi.

Kenali tanda-tandanya yuk, sebelum salah arti!

Alasan Kenapa Supply ASI rendah

Saat memberi susu botol atau pumping, lebih mudah untuk mengetahui dengan tepat berapa ons yang diminum bayi setiap hari. Saat menyusui langsung, ini bisa lebih sulit.

Situs MilkBar menulis, persentase yang lebih kecil masih akan memiliki apa yang disebut sebagai ‘persediaan susu yang benar-benar rendah’ yang bisa disebabkan oleh kondisi medis.

Kondisi medis ini seperti jaringan kelenjar yang tidak mencukupi (IGT) atau hipoplasia, beberapa kondisi metabolisme, retensio plasenta, perdarahan postpartum, PCOS, hipertiroid , pernah melakukan bedah atau karena penyakit pada payudara dan lainnya.

Tidak berarti mom dengan kondisi demikian akan gagal atau tidak akan mampu menyusui. Karena kondisi ini mom dapat menyusui sama halnya seperti mom lain. Namun mungkin memerlukan intervensi medis dan bantuan konselor laktasi agar mom dapat sukses menyusui.

Situs Medela mejabarkan, alasan mengapa supply ASI dapat rendah dikarenakan:

1. Kehilangan darah yang berlebihan (lebih dari 500 ml/17,6 fl oz) selama persalinan atau sisa-sisa plasenta dapat menunda keluarnya ASI (yang biasanya terjadi sekitar tiga hari setelah kelahiran).

2. Riwayat sindrom ovarium polikistik, diabetes, tiroid, atau gangguan hormonal lainnya. Ibu dengan kondisi ini terkadang mengalami suplai ASI yang rendah.

3. Kondisi medis langka hipoplasia mammae, di mana tidak ada cukup jaringan kelenjar penghasil susu di dalam payudara.

4. Operasi payudara sebelumnya atau trauma payudara.

Blog The Happiest Baby, menambahkan alasan penyebab supply ASI rendah dikarenakan :

1. Frekuensi dan durasi menyusui.

Tubuh memberi sinyal aliran susu setiap kali bayi menyusu dan menyesuaikan tingkat suplai susu berdasarkan berapa banyak yang dikonsumsi bayi secara teratur. Semakin sedikit mengosongkan, semakin sedikit yang akan di hasilkan.

2. Masalah kesehatan

Beberapa bayi baru lahir lahir dengan tantangan fisik atau perkembangan membuat bayi kesulitan pelekatan dan mengeluarkan ASI dari payudara ibu (seperti tongue tie).

Kesehatan ibu juga dapat memengaruhi suplai ASI (misalnya masalah tiroid atau hormonal, obat-obatan, merokok, pengekangan fisik, dll.).

Kemudian, situs Flo menulis alasan supply ASI rendah dikarenakan :

1. Mengambil kontrasepsi oral hormonal
2. Perlekatan puting yang buruk
3. Perdarahan postpartum
4. Fragmen plasenta yang tertinggal
5. Tidak memposisikan bayi dengan benar selama menyusui
6. Kondisi kronis yang dikelola dengan buruk, seperti diabetes, penyakit tiroid, dan sindrom ovarium polikistik
7. Operasi atau trauma pengecilan payudara sebelumnya
8. Minum obat-obatan tertentu saat menyusui, seperti antihistamin
9. Tongue tie pada bayi
10. Melengkapi dengan susu formula tanpa memompa atau menyusui langsung pada bayi

Lalu bagaimana kita bisa menilai bahwa supply ASI sedikit?

Ada banyak perilaku bayi baru lahir normal namun seringkali disalahartikan oleh ibu baru karena suplai ASI yang rendah.

Bayi rewel dan sering menyusui atau tidak mau lepas menyusui merupakan hal normal terjadi.

Hal normal selanjutnya, payudara lunak atau bayi menyusu lebih cepat. Keduanya terjadi karena suplai ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

Berikut adalah ciri atau tanda kurang ASI pada bayi :

1. Pertambahan berat badan yang buruk

Normal bila newborn kehilangan 5% hingga 7% dari berat lahir dalam beberapa hari pertama, beberapa bahkan kehilangan hingga 10%.

Namun, setelah itu mereka dapat mengejar 20 hingga 30 g (0,7 hingga 1 ons) per hari dan kembali ke berat lahir mereka pada hari ke 10.

Jika bayi kehilangan 10% atau lebih dari berat lahirnya, atau dia belum mulai menambah berat badan pada hari kelima hingga enam, segera cari saran medis.

2. Popok basah atau kotor yang tidak mencukupi

Jumlah buang air besar dan kecil yang dimiliki bayi per hari merupakan indikator yang baik untuk mengetahui apakah ia mendapatkan cukup ASI atau tidak.

Cari saran medis bila mom khawatir atau saat popok kotornya berkurang basah dan beratnya.

3. Bayi Dehidrasi

Pastikan asupan cairan bayi cukup. Tamda dehidrasi dapat terlihay jika bayi memiliki urin berwarna gelap, mulut kering atau penyakit kuning (kulit atau mata menguning).

Jangan ragu larikan ke fasilitas kesehatan apabila bayi lesu dan menolak menyusu.

Demam, diare dan muntah, atau kepanasan, dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi. Bila terdapat gejala-gejala ini, segera dapatkan bantuan medis.

 

Asosiasi Kehamilan Amerika menjelaskan bahwa bayi mungkin meminta untuk disusui berkali-kali setiap hari. Hal ini membuat mom insecure dengan kapasitas ASI yang mom berikan.

Tidak perlu takut, karena bayi cenderung menyusu 8-12 kali per hari (24 jam) setelah suplai ASI penuh.

Ini mungkin tampak seperti tanda-tanda suplai ASI berkurang, tapi mungkin tidak ada hubungannya.

Asosiasi ini menjelaskan tanda alarm yang salah seperti :

1. Bayi rewel (hal ini biasa terjadi selain mendapatkan cukup ASI)
2. Bayi ingin sering menyusu (setiap 1,5 hingga 2 jam cukup umum untuk bayi yang disusui)
3. Payudara tidak mengeluarkan ASI atau tiba-tiba berhenti bocor (tidak ada hubungannya dengan suplai ASI)
3. Payudara terasa lebih lembut dari biasanya (ini cukup alami setelah pasokan penuh masuk)
4. Hasil perah mom sangat sedikit saat memompa setelah menyusui (bayi lebih efisien dalam mengekstraksi susu daripada pompa, dan jumlah sisa susu bukan indikasi yang baik dari suplai susu)
5. Bayi tiba-tiba meningkatkan frekuensi menyusuinya (kemungkinan akan sejalan dengan percepatan pertumbuhan atau growth spurt)

Cara meningkatkan Supply ASI

1. Istirahat yang cukup. Kurang tidur berdampak buruk pada produksi ASI.
2. Minum banyak air. Mengalami dehidrasi menghasilkan lebih sedikit susu.
3. Konsumsi makanan yan kaya akan air seperti sayuran dan buah-buahan.
4. Cobalah makan menu bergizi seimbang.
5. Saat menyusui secara eksklusif, mom membutuhkan tambahan 300-500 kalori per hari.
6. Menurunkan tingkat stres dapat membantu meningkatkan refleks let-downlebih lancar.
7. Mintalah pasangan, anggota keluarga, atau teman untuk membantu dan support hal-hal lain sampai suplai ASI lancar.
8. Hindari alkohol dan merokok. Studi menunjukkan bahkan satu bir atau segelas anggur dapat mengganggu refleks let-down dan suplai susu secara keseluruhan.
9. Berlatih mengekspresikan tangan/pijat payudara.
10. Berlatih memompa tenaga (memompa di antara sesi menyusui atau melanjutkan memompa setelah tetes susu terakhir dikeluarkan).
11. per sering skin to skin dengan bayi
12. Menyusui sesuai permintaan (atau lebih jika bayi tidak terlalu menuntut).
13n Tawarkan kedua payudara untuk setiap menyusui.
14. Beralih beberapa kali dari payudara ke payudara jika bayi lelah/tertidur terlalu cepat.
15. Pastikan frekuensi menyusui cukup (8-12 kali setiap 24 jam, minimal setiap 3 jam pada malam hari).
16. Periksa obat yang dikonsumsi. Beberapa antihistamin, dekongestan, diuretik, penurunan berat badan dan kontrasepsi yang mengandung estrogen dapat mengurangi suplai ASI. Bicaralah dengan dokter tentang pengobatan alternatif.
17. Rajin melakukan pengosongan baik dengan pompa ASI maupun menyusui langsung.
18. Disiplin memompa ASI saat bekerja diluar rumah.

Semoga lancar mom!

 

(Nyanya)

Foto: Verywell Family, The Australian, Healthline

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *