Yuk! Yang sedang siap-siap mpasi atau sudah menjalankannya. Pasti moms pernah bertanya-tanya posisi bagaimanakah yang terbaik saat buah hati mpasi bukan? Dan benar tidak ya, high chair bermanfaat untuk bayi saat makan? Simak ulasan di bawah ini ya moms!
Kenali Kesiapan Bayi!
Tahu tidak moms, ternyata postur, posisi, dan fasilitas atau peran orangtua dapat memengaruhi keberhasilan pengenalan makanan padatnya?
Selama 6 bulan pertama kehidupan, menjelang rasa makanan pertama itu, bayi banyak berkembang dengan amat pesat. Namun, bayi masih belajar cara menggunakan, menggerakkan, dan memegang tubuhnya. Kegiatan ini bagi bayi membutuhkan banyak usaha.
Semakin banyak distraksi saat makan, semakin terganggu fokus dan bayi menikmati sesi makan.
Oleh karena itu, posisi postur tubuh bayi saat makan amat penting. Tidak hanya untuk kenyamanan saja, namun sangat penting untuk keamanannya karena resiko tersedak sangat tinggi pada bayi!
Dilansir dari situs One Handed Cook, posisi yang buruk saat makan dapat menyebabkan bayi merasa lelah selama waktu makan, tidak nyaman atau sakit, mengembangkan keterampilan makan yang buruk dan mengalami peningkatan risiko aspirasi (makanan atau cairan mengalir ke saluran napas alih-alih kerongkongan).
Jika anak-anak mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan selama waktu makan, mereka dapat mengembangkan asosiasi negatif dan mulai menunjukkan perilaku makan yang rewel pada waktu makan.
Situs ini juga mengemukakan alasan terbesar posisi makan perlu diperhatikan yaitu:
1. Memastikan stabilitas tubuh dan leher untuk menopang kepala serta memungkinkan pernapasan yang tepat
2. Kontrol kepala yang ditingkatkan memungkinkan stabilitas rahang yang lebih baik yang mengarah ke kontrol lidah dan stabilitas bibir
3. Memberikan keamanan dan kenyamanan
4. Mendorong peningkatan konsentrasi pada makan
5. Memungkinkan koordinasi tangan ke mulut yang lebih baik
6. Mencegah aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran udara
7. Melancarkan proses pencernaan dengan baik
7. Mengurangi kelelahan
8. Mendorong komunikasi dan rasa senang pada waktu makan
9. Mendorong penerimaan dan percobaan makanan baru.
Connie Clark, profesional terapi anak pada TEAM, menyebutkan posisi duduk adalah posisi terbaik saat makan makanan padat. Berbeda dengan posisi kepala lebih tinggi.
Kursi Makan Bayi atau High Chair
Situs Very Well Family merekomendasikan menggunakan high chair pada bayi bisa dilakukan setelah bayi dapat duduk tegak tanpa penyangga.
Walau bayi duduk mandiri dalam beberapa detik, secara perkembangan siap untuk duduk di kursi tinggi.
Bayi harus menunjukkan stabilitas dan kontrol yang cukup baik saat duduk, dengan hanya sedikit bergoyang.
Selain itu kesiapan leher dan kepala yang tegak merupakan elemen terpenting saat memulai duduk di kursi makan.
Situs ini juga menjelaskan 6 bulan adalah usia terbaik menggunakan kursi makan. Namun tetap harus memperhatikan tanda kesiapan dan perkembangan fisik bayi. Karena bayi bisa berbeda-beda perkembangannya, tidak ada salahnya menunggu untuk tidak menggunakan kursi makan sampai bayi benar-benar siap.
Situs ini juga menjelaskan 6 bulan adalah usia terbaik menggunakan kursi makan. Namun tetap harus memperhatikan tanda kesiapan dan perkembangan fisik bayi.
Karena bayi bisa berbeda-beda perkembangannya, tidak ada salahnya menunggu untuk tidak menggunakan kursi makan sampai bayi benar-benar siap.
My Little Eater menambahkan, posisi transisi duduk sangat makan sangat penting. Posisi ini maksudnya:
1. Bayi mampu mengangkat kepalanya dengan tegak dan stabil
2. Bayi dapat duduk pada sudut yang tepat di mana bokong dan panggulnya berada tepat di bawah pinggulnya
3. Bayi dapat menahan tubuhnya dengan tegak dan jalan napasnya tidak dibatasi
4. Bahu bayi diposisikan sedikit di depan pinggul
5. Lengan bayi tidak dibatasi dan bebas bergerak
6. Bayi dapat bersandar ke depan, dan berbelok sedikit ke kiri atau kanan tanpa batasan besar
7. Kaki bayi ditopang dengan foot rest atau pijakan untuk memaksimalkan posisi tubuh dan fokus bayi
Lalu apa hubungannya dengan leher tegak dan pola makan?
Ahli patologi wicara pada ChiKids Feeding, Catherine, menyebutkan
Keterampilan motorik kasar mengangkat kepala, leher, dan dada dengan mantap ini diperlukan agar bayi dapat melatih keterampilan motorik halusnya.
Seperti mengunyah, mengambil benda, menyendok dengan sendok, dan lainnya. Tanpa itu, itu akan sangat sulit!
“Stabilitas di pinggul sama dengan sukses di bibir!” jelas Catherine.
Gerakan independen rahang, bibir, dan lidah merupakan kunci mutlak untuk dapat belajar mengunyah dan memindahkan makanan di dalam mulut.
Hal tersebut hanya terjadi ketika bayi mengembangkan kekuatan untuk memegang kepala dan leher dan dada mereka terlebih dahulu. Atau stimulasi koordinasi mata dan tangan.
Ini adalah proses perkembangan yang berurutan, jadi menunggu satu terjadi agar yang lain terjadi, diperlukan. Terutama untuk makan.
Bayi akan mencapai keberhasilan makan dan menyeimbangkan postur tubuhnya dengan baik.
Yaitu kepala sejajar di atas bahu dan memiliki kekuatan inti untuk menjaga leher tetap tegak, kerongkongan terbuka yang artinya jalan napas bayi Anda juga terbuka.
Oleh karena itu, makanan dapat dengan mudah diarahkan ke pipa yang tepat (kerongkongan) bukan pada saluran pernafasan. Sehingga mengurangi risiko tersedak.
Sedangkan situs Mom Loves Best menerangkan
Jika bayi tidak dapat duduk tegak, maka mereka juga belum siap untuk memulai makanan padat.
Jalan napas mereka tidak akan sepenuhnya terbuka jika kepala dan bahu mereka jatuh ke samping.
Leher mereka tidak akan lurus, dan bayi akan mengalami kesulitan menggunakan otot-otot yang diperlukan untuk menggerakkan makanan di dalam mulutnya dan mengoordinasikan menelan.
Inilah alasan mengapa ahli tidak merekomendasikan kursi Bumbo atau booster seat sejenis untuk makan.
Karna bayi akan kesulitan tegak dan posisi duduk yang tidak baik dapat meningkatkan resiko tertutupnya jalur pernafasan bayi baik saat makan maupun tidak.
Berikut foto posisi bayi dengan kursi Bumbo.
Selain itu para ahli menyebutkan bahwa posisi pijakan kaki dapat mempengaruhi makan bayi.
Mirisnya, pijakan kaki bisa menjadi salah satu hambatan terbesar bayi saat makan yang menyebabkan gerakan tutup mulut atau GTM pada bayi dan balita.
Bayi makan jauh lebih baik dan jauh lebih nyaman ketika mereka memiliki sesuatu yang mendasari mereka untuk membantu memberi mereka stabilitas inti itu.
Bayi akan kesulitan berkonsentrasi pada aktivitas motorik halus (seperti makan) jika kaki hanya menggantung tanpa penyangga. Dan tentunya akan lebih sulit untuk mempertahankan postur dan kekuatan inti yang baik tanpa sesuatu untuk meletakkan kaki kecilnya.
Tanpa pijakan kaki, membutuhkan lebih banyak fokus untuk hanya duduk – apalagi harus berkonsentrasi mempelajari tugas baru, seperti makan.
Inilah sebab posisi gendong atau makan sambil berjalan sangat tidak dianjurkan.
Sudah baikkah posisi makan bayi kita?
(nyanya)
Sumber : berbagai sumber
Foto : google