Saya mau menulis pengalaman pribadi saat menjadi Mama Eping untuk Dimas dan pengalaman Direct Breastfeeding Femi.Oya, disclaimer. Ini pengalaman pribadi, bukan sebuah data valid melalui penelitian bla bla bla dan sampel yang digunakan juga tidak memenuhi kaidah statistik alias menggunakan anak sendiri sebagai sumber data.
Dimas, terlahir 29 November 2013 normal pervaginam 3.5 kg. Teori menyusui sekedar baca membaca, pasca lahiran tidak IMD, miss pengetahuan tentang dot atau relaktasi. Jadilah saya mama eping, saat itu hampir tidak ada teman bahkan support grup yang saya ikuti adalah grup luar negeri.Femi, terlahir 18 Februari 2016 pervaginam 2.6 kg. Berbekal pengetahuan sebelumnya, gentle birth, IMD, sukses direct breastfeeding. Lalu apakah dengan eping ini saya lantas mengajak ibu ibu muda untuk mengikuti jalan saya? Oh tidak tentu tidak. Saya ingin mensupport semua jenis ibu menyusui. Perjuangan di belakang itu tidak semua orang harus tahu kan?
Relaktasilah, jika belum berhasil. Teruslah berusahalah direct breastfeeding.
Tidak berhasil relaktasi karena tidak tega mendengar tangisan anak. Ah, ibu yang cengeng ya anda..!!! No, no, saya nggak akan bilang itu, mungkin saya termasuk ibu cengeng kurang usaha yang lihat anak sakit sedikit malahan ikut nangis dan bersedia menerima semua rasa sakit jikalau ada pemindai yang bisa memindahkan rasa sakit.
Anak eping, bonding denga ibu akan berkurang.Please, jangan sakiti hati dengan kalimat penghakiman seperti itu. Dimas adalah darah dan daging kami, orang tuanya. Bonding bahkan sudah tercipta saat di dalam kandungan, saat janin bahkan belum tau apa itu payudara (kutip ci lina winky).
I dont walk on your shoes, you dont walk in mine too
Ambang batas mental seseorang berbeda dengan yang lainnya. Ada ibu yang bisa tekad membaja melawan keluarga yang pro sufor, ada yang dikatakan asinya kurang saja sudah menangis bombay termehek mehek di pojokan.Jika kamu merasa berilmu dan berpengalaman, dan juga berempati, marilah saling membantu mengarahkan ke jalan yang benar. Bergandengan tangan bersama, demi masa depan bangsa Indonesia.
Yang terpenting, IMHO, adalah DUKUNGAN lingkungan sekitar. Dikau sudah siap ala ala prajurit perang, tapi jika suamimu, orang tuamu, mertuamu, keluargamu, lingkunganmu tidak mendukungmu untuk relaktasi, maka berjuang sendiri akan berasa sangat berat. Mari belajar sama sama tentang Manajemen Asi dan ASIP
Berikut beberapa tips sukses menyusui langsung anak kedua saya, Feminina Andien
- Mencari tenaga kesehatan yang pro ASI
- Mengikuti kelas hypnobirth gentle birth untuk afirmasi positif bahwa ASI saya cukup dan saya bisa menyusui secara langsung
- Minta dukungan suami
- Memiliki komunitas yang memberi semangat
Kisah inspiratif oleh :
Bunda Wahyu Prasetiawati