Si kecil tidak mau menyusu, apa yang harus saya lakukan?

Si kecil tidak mau menyusu, apa yang harus saya lakukan?

Si kecil tidak mau menyusu, apa yang harus saya lakukan? Relaktasi segera!

Relaktasi adalah praktek menyusui kembali ke payudara setelah kurun waktu tertentu (dapat beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan). Tidak menyusui atau menyusui secara parsial (mencampur pemberian ASI dengan susu formula atau makanan/minuman selain ASI).

Beberapa alasan atau faktor penyebab :

  1. Ibu harus di rawat di rumah sakit,
  2. Ibu sibuk bekerja,
  3. ASI mengering, atau ibu mengalami sakit yang sementara waktu di larang memberikan ASI pada bayi nya,
  4. Kesulitan saat menyusui karena mendapat tekanan dari lingkungan, minimnya pengetahuan orang tua tentang ASI, hingga berbagai mitostidak benar seputar menyusui,
  5. Kondisi payudara (datar, tenggelam, kecil, besar),
  6. Masalah payudara (bengkak, bendungan ASI, mastitis, abses),
  7. Nursing strike (bayi tiba-tiba mogok menyusu),
  8. Kondisi bayi (tounge tie dan lip tie)

Cara relaktasi

  1. Menyusui tiap 2 jam, keluar atau tidak keluar asi nya,
  2. Biarkan bayi menyusu kapan pun,
  3. Membiarkan bayi menghisap payudara (susui)selama 15-30 menit setiap kali menyusui,
  4. Perbanyak waktu bunda bersama sang bayi terutama saat malam hari karena akan meningkatkan produksi prolaktin; hormon yang akan memproduksi ASI,
  5. Gunakan alat suplementer yang nanti diberikan oleh klinik laktasi/koselor bunda, sesuai dengan jumlah dan aturan yang disarankan oleh dokter/konselor,
  6. Sufor pada suplementer akan dikurangi bertahap seiring peningkatan produksi ASI,
  7. Memproduksi ASI setelah cukup lama berhenti (2 bulan) memerlukan waktu cukup lama, bisa sampai 1-2 bulan hingga produksi ASI dapat banyak. Kabar baiknya, karena bayi masih muda kurang dari 3 bulan, kemungkinan keberhasilan cukup tinggi,
  8. Perhatikan BB bayi (minimal naik 800gram sebulan), frekuensi harian BAB (minimal 1 kali) dan BAK (minimal 6 kali sehari)sebagai patokan bayi mendapat nutrisi cukup.

Teknik relaktasi

  1. Dilakukan stimulasi pada payudara dan organ-organ produksi ASI dengan cara di pompa atau diperah dengan tangan,
  2. Mengajarkan kembali sang anak bagaimana cara menyusui di payudara dengan menggunakan alat laktasi

Kapan harus relaktasi

  1. Relaktasi lebih mudah jika bayi sangat muda (kurang dari 3 bulan). Dari pada bayi yang sudah berumur 6 bulan. Namun jika sudah ada niat berapa saja bisa dilakukan.
  2. Lebih mudah jika bayi baru saja berhenti menyusui dibandingkan dengan bayi yang sudah lama berhenti menyusui. Namun relaktasi dimungkinkan kapan saja bisa dilakukan.
  3. Perhatikan posisi dan perlekatan saat menyusui. Ini sangat pwnting karena kebanyakan penyebab nya adalah tidak tepat posisi saat menyusui.

Jangka waktu relaktasi

Durasi waktu setiap ibu menyusui berbeda-beda dan bervariasi. Tidak bisa menjadikan satu patokan jika ada satu ibu yang sukses relaktasi misal dengan jangka waktu 1 bulan sudah kembali menyusui. Karena semua itu bergantung pada keyakinan diri ibu, semakin percaya diri maka semakin cepat proses relaktasi berhasil.

Syarat relaktasi

Yaitu harus ada niat kuat dan dukungan semua pihak terutama pihak suami dan keluarga. Niatkan keras kepala untuk berhasil menyusui.

Bagaimana meyakinkan lingkungan

Yaitu dengan mengajak keluarga terutama suami untuk mengikuti kegiatan dan tahapan-tahapan proses relaktasi.

Tips berhasil relaktasidan cara untuk relaktasi menggunakan teknik induksi laktasi

  1. Sangat dianjurkan untuk sering melakukan kontak kulit dengan bayi (skin to skin contacy) pada saat bayi tidak menyusu antara lain dengan melakukan metode kanguru, dimana bayi selalu berada di dada ibu. Tidurlah bersama bayi pada siang hari maupun malam hari, dekap dan gendonglah bayi sesering mungkin. Sebisa mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi dapat dikerjakan oleh ibu sendiri, baik memandikan bayi, mengganti popok, ataupun mengajak bayi bermain.
  2. Bila bayi mau menyusu; Susuilah bayi sesering mungkin setiap 1 jam, paling tidak 8-12 kali dalam 24 jam.
  • Gunakan ke-2 payudara, minimal 10-15 mrnit pada setiap payudara pada satu kesempatan menyusui.
  • Pastikan posisi dan perlekatan bayi pada payudara adalah benar.
  • Monitor asupan bayi cukup atau tidak dengan memantau buang air kecil bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari.
  • Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayi. Metode finger feding (memasukan jari tangan ibu yang bersih sampai menyentuh langit-langit mulut bayi) bisa digunakan untuk meningkatkan refleks menghisap bayi.
  • Pada awal kegiatan dibutuhkan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula, dengan menggunakan alat bantu berupa pemakaian pipa nasogastrik yang dihubungkan ke cangkir atau semprit, dimana satu sisi yang satu lagiditempelkan pada payudara. Ibu dapat mengontrol pengaliran cairan dengan menaikkan atau merendahkan cangkir atau semprit saaat bayi menyusu pada payudara ibu. Metode drip drop dengan menggunakan cangkir berisi suplemen atau dengan semprit yang diteteskan di payudara saat bayi menyusu merupakan salah satu metode yang sering digunakan, demikian pula dengan alat bantu laktasi lain seperti Lact-Aid Nursing Trainer System®(Lact-Id International) Suplemental Nursing System®(SNS Medela) juga dapat digunakan
  1. Bila bayi tidak mau menyusu:
  • Pastikan bayi dalam keadaan sehat
  • Tingkatkan kontak kulit dengan bayi, mumgkin dengan menggunakan metode kanguru
  • Lakukan pemijatan payudara lalu perah ASI selama 20-30 menit, 8-12 kali/hari.
  • Lebih sering memberikan payudara pada bayi walaupun bayi tidak mau menyusu dan gunakan alat bantu untuk memberikan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula.
  • Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayi
  • Monitor asupan bayi dengan memantau urin bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari.
  • Lakukan laktasi pada saat ibu dan bayi dalam keadaan tenang dan rileks. Jangan memaksa bayi untuk menyusu. Jika bayi menolak menyusu tentunya hal ini akan mengganggu proses relaktasi. Tunda hingga kondisi nyaman ibu dan bayi.
  • Tingkatkan konsumsi makanan ibu dengan diet yang sehat dan seimbang.

Penggunaan obat-obatan yang dapat membantu stimulasi produksi ASI (lactogogues/galactogogue) mungkin diperlukan bagi mereka yang tidak berhasil melakukan relaktasi ataupun induksi dengan panduan yang sudah dijelaskan di atas.

Monitor asupan bayi :

  1. Timbanglah bayi setiap minggu, minimal kenaikan berat badan berusia kurang dari 9 bulan adalah 125 gram/minggu atau 800 gram/bulan.
  2. Monitor urin dan feses bayi. Frekuensi urin 6 kali atau lebih dalam sehari. Dalam 4 minggu pertama, bayi mengeluarkan feses lembek cenderung cair warna kuning kecolkatan, beberapa kali dalam sehari. Selanjutnya frekuensi buang air besar akan berkurang sekali sehari sampai 7-10 hari sekali. Konsistensi dan warna feses akan berubah bila bayi telah mendapat makanan pendamping ASI.
  3. Bayi yang bangun setiap 2-3 jam, menyusu dengan lahap dan terlihat aktif aktif berinteraksi sosial sesuai dengan usianya, dapat menjadi panduan akan kecukupan asupan yang diterimanya.
  4. Jumlah suplemen yang dibutuhkan bayi dan pengurangan suplemen saat relaktasi atau induksi laktasi dilakukan.
  5. Timbanglah bayi dan berilah suplemen yang di rekomendasikan (ASI donor atau susu formula) 150 ml/kgBB/hari dengan alat bantu
  6. Bila produksi ASI meningkat, kurangi sebanyak 50 ml setiap beberapa hari dengan memantau berat badan bayi tiap minggu sesuai penjelasan di atas. Pengurangan dilakukan pada jumlah suplemen bukan pada kekentalannya. Pengurangan sejumlah 50 ml tersebut dapat dilakukan diantara beberapa kesempatan, misalnya kurangi pada 25 ml perkali atau kurangi 5 kal kesempatan menyusu dengan 10 ml perkali.
  7. Lanjutkan jumlah yang ada setelah pengurngan tersebut untuk beberapa hari.
  8. Bila bayi menunjukkan asupannya cukup (urin 6 kali atau lebih), tidak pekat atau bau, dan penambahan berat badan 125 gram atau lebih) kurangi lagi jumlah suplemen yang diberikan.
  9. Bila bayi menunjukan asupan kurang, pertahankan jumlah yang ada dalam 1 minggu lagi.
  10. Bila bayi tidak menunjukkan asupan yang kurang tambahkan lagi 50 ml dari jumlah suplemen terakhir yang telah diberikan.

Tips-tips untuk melakukan induksi laktasi

  1. Untuk wanita yang akan mengadopsi bayi disarankan untuk memijat payudara dan memerah setiap 3 jam dan sekali pada malam hari selama 10-15 menit setiap kali dalam 3-6 bulan sebelum bayi datang. Berbeda dengan wanita yang hamil dan melahirkan, ibu yang akan mengadopsi anak dan belum pernah hamil, tidak memiliki kesempatan mengalami 9 bulan perubahan hormonal tubuhnya dalam menyiapkan diri untuk laktasi, sehingga hisapan bayi atau pemerahan payudara sangat diperlukan dan mempertahankan laktasi.
  2. Sering kali obat-obat yang mengandung hormonal diperlukan untuk mengatasi misal domperidone. Tapi pemberian obat ini harus atas resep dan instruksi dokter laktasi.
  3. Pemerahan ASI dengan menggunakan 2 pompa listrik pada ke-2 payudara pada satu kesempatan sangat dianjurkan.
  4. Kesehatan dan kesejahteraan bayi adalah yang di utamakan. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai usia dan jenis kelamin bayi sesuai usia dan jenis kelamin harus dipantau secara teratur. Kunjungan teratur ke dokter anak harus dilakukan untuk pemantauan ini.
  5. Frekuensi dan lama menyusu bayi serta usia mulai diberikan makanan pendamping bayi adalah sama seperti bayi yang lain. Karena ibu yang mengadopsi bayi kemungkinan tidak dapat memproduksi cukup ASI, dukungan dan pendampingan ibu sangat dibutuhkan untuk keberhasilan induksi laktasi.
  6. Anjurkan ibu untuk menemui kelompok pendukung ASI yang ada di daerah tempat tinggal ibu atau bergabung di group Eping.

Rawat inap, haruskah?

Harus jika si bayi sama sekali atau berhenti menyusu atau tidak mau minum ASI. Dan dilihat dari kasus medisnya seperti ada nya tounge tie atau lip tie sehingga memerlukan pemantauan terhadap menyusuinya. Usaha relaktasi umumnya menghasilkan produksi ASI yang lebih banyak dari pada induksi laktasi. Payudara wanita yang mendapat pengaruh hormonal kehamilan, dan terutama wanita yang pernah menyusui, akan dapat memproduksi banyak ASI saat wanita tersebut melakukan relaktasi.

Percaya diri dan motivasi yang kuat adalah kunci utama keberhasilan program relaktasi maupun induksi laktasi. Percayalah bahwa ibu akan mampu memberikan yang terbaik untuk bayi.

Rutin menyusu pada ibu dan ibu rutin memerah ASI merupakan kunci keberhasilan menstimulasi produksi ASI, baik pada relaktasi maupun induksi laktasi.

Keberhasilan produksi ASI seberapapunjumlahnya, hendaknya dipandang sebagai karunia yang patut di syukuri.

(Ikatan Dokter Anak Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *