Ada rasa sedih dan rasa bersalah saat saya mengetahui bahwa saya positif hamil lagi sementara si kakak (anak pertama) baru berusia 7 bulan, dia demam, ga mau nenen, apalagi hasil pumping pun merosot tajam, tapi mesti sangat bersyukur diberi amanah lagi oleh Allah berupa anak. Beruntung saya dikenalkan teman dengan grup exclusive pumping mama indonesia, dari grup ini saya jadi semangat bahwa meski hamil pun masih tetap bisa menyusui (Nursing While Pregnant/ NWP) asal dengan catatan tidak ada gangguan terhadap kehamilan.
Banyak orang yang menyuruh saya untuk segera menyapih si kakak, mengingat usia kandungan yang semakin membesar, tapi saya tidak tega, apalagi dia terbiasa nenen sebelum tidur, walaupun mesti ditambal sufor karena produksi ASI yang semakin menurun.Saya tidak ingin dia merasa hak nya untuk nenen jadi hilang karena akan kehadiran seorang adek, sampai akhirnya sehari sebelum melahirkan (saya operasi caesar) pun dia masih saya beri kesempatan untuk nenen.
Badan pegal karna satu posisi menyusui yang lama sudah biasa, resikonya perut ikut kram, kalau sudah kram, saya stop dulu nenennya sambil bilang ke kakak kalo perut bunda sakit.
Setelah adeknya lahir, dia marah melihat saya menggendong adek dan menyusuinya, dia juga pingin nenen namun saya belum bisa banyak bergerak.Beruntungnya saya diberi anak yang cerdas, dia cepat memahami bahwa posisinya sekarang adalah seorang kakak, punya adek yang mau nenen juga, kasihan adek nangis, haus mau nenen juga, nenen kakak sebelah kanan nenen adek sebelah kiri, jangan ganggu punya adek, begitu sounding saya kepadanya.Cibiran dan tentangan orang sekitar tentang tandem nursing ini saya tepis, tekad saya hanya ingin menunaikan kewajiban saya atas hak anak saya, yakni ASI sampai 2 tahun, apalagi suami tercinta juga sangat mendukung, tiada alasan untuk tidak ASI.
Kini usia kakak sudah jalan 23 bulan dan adek jalan 7 bulan, kurang lebih 1 bulan lagi si kakak menuju profesor ASI, namun saya pun tak ingin buru-buru menyapihnya, biarkan dia menyapih dirinya sendiri, mengingat si adek juga masih nenen, tentu saya tak ingin ada rasa iri tertanam didirinya kepada adek. Lagipula dengan tandem nursing saya merasa manfaatnya, tandem nursing mengajarkan kakak adek untuk berbagi, kakak di kanan adek di kiri, ASI pun semakin lancar, bonding kakak dengan adek pun terasa kuat, semoga ke depan selamanya mereka akur dan kompak, aamiiiiin.
Kisah inspiratif oleh :
Bunda Lia Syofriani