Menyusui Saat Berpuasa

Menyusui Saat Berpuasa

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat muslim. Saat itu, dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmah. Semua umat muslim yang sehat dan sudah akil balik diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Meskipun untuk sebagian orang ibadah puasa cukup berat, tetapi terdapat keistimewaan untuk mendapatkan hikmah dari Allah berupa kebahagian, pahala berlipat, dan bahkan suatu muhjizat dalam kesehatan. Berbagai penelitian telah mengungkap adanya mukjizat puasa ditinjau dari perpekstif medis modern. Dalam penelitian ilmiah, tidak ditemukan efek merugikan dari puasa Ramadhan pada jantung, paru, hati, ginjal, mata, profil endokrin, hematologi, fungsi neuropsikiatri dan khususnya pada ibu hamil dan menyusui. Selain dalam bidang kesehatan puasa dalam keadaan hamil dan menyusui juga dapat dilihat dari sisi hukum agama Islam.

Allah berjanji akan memberikan berkah kepada orang yang berpuasa. Seperti ditegaskan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim:“Berpuasalah maka kamu akan sehat.”Dengan berpuasa, akan diperoleh manfaat secara biopsikososial berupa sehat jasmani, rohani dan sosial. Rahasia kesehatan yang dijanjikan dalam berpuasa inilah yang menjadi daya tarik ilmuwan untuk meneliti berbagai aspek kesehatan puasa secara psikobiologis, imunopatofisilogis dan biomolekular.

Para pakar nutrisi dunia mendefinisikan puasa atau kelaparan (starvasi) sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total atau sebagian dalam jangka panjang atau jangka pendek. Sedangkan konsep puasa dalam Islam secara substansial adalah menahan diri tidak makan, minum dan berhubungan suami istri mulai terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat. Sehingga puasa memiliki perbedaan dibandingkan starvasi atau kelaparan biasa.

Penelitian menunjukkan puasa tidak berpengaruh pada ibu hamil dan menyusui

  • Tidak Berpengaruh Pada Ibu hamil dan menyusui Terdapat sebuah penelitian puasa pada ibu hamil, ibu menyusui, dan kelompok tidak hamil dan tidak menyusui di perkampungan Afika Barat. Ternyata dalam penelitian tersebut disimpulkan tidak terdapat perbedaan kadar glukosa serum, asam lemak bebas, trigliserol, keton, beta hidroksi butirat, alanin, insulin, glucagon dan hormon tiroksin.
  • Tidak Berpengaruh pada janin saat ibu hamil berpuasa Penelitian di Departemen Obstetri dan Ginekologi dari Gaziantep University Hospital, terhadap 36 wanita sehat dengan kehamilan tanpa komplikasi berturut-turut dari 20 minggu atau lebih, yang berpuasa selama bulan Ramadhan untuk mengevaluasi efek Ramadan pada janin, pengukuran Doppler ultrasonografi dalam peningkatan diameter biparietal janin (BPD), peningkatan panjang tulang paha janin (FL), meningkatkan berat badan diperkirakan janin (EFBW), profil biofisik janin (BPP), indeks cairan amnion (AFI), dan rasio arteri umbilikalis sistol / diastol (S / D) rasio.
  • Kortisol serum ibu, trigliserida, kolesterol total,low-density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), very Low density lipoprotein(VLDL), dan LDL / HDL rasio juga dievaluasi sebelum dan sesudah Ramadhan. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara kedua kelompok untuk usia janin, berat badan ibu, perperkiraan kenaikan berat badan janin (EFWG), BPP janin, AFI, dan rasio arteri umbilikalis S / D.

Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, termasuk juga ibu hamil dan menyusui. Alhamdulillah, Islam memberikan kelonggaran bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa dengan berpuasa di lain waktu dan membayar fidyah. Pada saat Ramadhan, kita rata – rata berpuasa 14 jam, dan tubuh masih dapat mengkompensasi kekurangan saat berpuasa tersebut pada saat berbuka sampai dengan waktu sahur.

Walaupun ibu tidak makan selama 14 jam, komposisi ASI nya tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya dibandingkan saat tidak berpuasa. Sebab, tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi, yaitu energi, lemak dan protein serta vitamin dan mineral, dari simpanan tubuh. Begitu ibu berbuka, tubuh akan mengganti cadangan zat-zat gizi tadi, sehingga ibu tidak akan kekurangan zat gizi untuk memenuhi aktifitas serta mempertahankan kesehatan tubuhnya. Komposisi ASI baru akan berkurang pada ibu yang menderita kurang gizi berat, sebab tidak ada lagi cadangan zat gizi yang dapat memasok kebutuhan produksi ASI yang lengkap.

Namun, sangat dianjurkan pada para ibu yang masih menyusui eksklusif (usia bayi kurang dari 6 bulan) untuk menunda berpuasa atau tidak berpuasa. Agama Islam pun memberi keringanan bagi para ibu menyusui untuk tidak berpuasa selama Ramadhan. Sebab pada masa menyusui eksklusif, ASI adalah satu-satunya asupan cairan dan gizi bagi bayi. Pada masa ini, metabolisme tubuh ibu bekerja dengan giat untuk terus menerus memproduksi ASI dengan komposisi yang lengkap

Bila memutuskan untuk menjalankan puasa Ramadhan, mungkin tips berikut dapat bermanfaat :

1.        Asupan menu dengan gizi seimbang

Ibu yang sedang menyusui memang membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari, 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi seimbang. Pada saat sahur, ketika berbuka puasa dan menjelang tidur sesudah shalat tarawih. Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas kita hari itu. Komposisi makanan dengan gizi berimbang akan menghasilkan sari makanan yang bagus untuk anak.

  1. Perbanyak konsumsi cairan

mulai dari berbuka hingga sahur. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua liter, ditambah dengan jenis cairan lainnya seperti juice buah, air madu dan susu. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil dan menyusui. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui.

3.        Istirahat yang cukup

Merasa lemas saat berpuasa itu hal yang lumrah, apalagi jika si ibu baru saja menyusui.. Cobalah untuk beristirahatlah sejenak, apakah dengan cara tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran. Perlu ibu menyusui ketahui, bahwa semakin sering payudara dihisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jadi, bila selama puasa ibu tetap rajin menyusui, ASI akan tetap lancar.

4.        Tetap tenang dan percaya diri

Ibu hendaknya tetap tenang beribadah dan percaya diri terus menyusui, jangan merasa khawatir ASInya akan berkurang, sebab rasa cemas tersebut justru akan menghalangi kerja hormon Oksitosin mengeluarkan ASI dari payudara, sehingga akan nampak seolah-olah ASI ibu berkurang. Ingatlah bahwa menyusui pun juga ibadah.

5.        Meminum madu, kurma dan habbtussauda

Hentikan berpuasa saat menyusui jika merasakan hal-hal dibawah ini:

  1. Mengalami dehiidrasi dan merasa sangat kehausan
  2. Urin berwarna gelap dan berbau tajam
  3. Sakit kepala dan merasa sakit

Kandungan Gizi yang diperlukan ibu menyusui

1.Tiga porsi protein setiap hari.

Seporsinya sama dengan 3 gelas susu rendah lemak, 120-140 gram ikan, daging atau unggas dan 200-240 gram tahu.

2. Dua porsi makanan bervitamin C

Saru porsi setara dengan ¼ semangka kecil, 1 buah jeruk kecil, 2/3 brokoli atau kembang kol, 2 tomat kecil atau 1 cangkir sari tomat.

3. Lima porsi kalsium setiap hari

Seporsi sama dengan satu cangkir susu rendah lemak, 120 gram sarden kaleng berikut tulangnya, 50-60 gram keju keras.

4. Tiga porsi sayuran hijau dan kunng dan buah-buahan kuning

Satu porsi setara dengan 1/8 semangka, ¼ mangga besar, ½ wortel kecil, 1 tomat besar, ¼ sampai ½ sayuran hijauyang telah dimasak.

5. Dua porsi atau lebih sayuran dan buah lain

Satu porsi setara dengan 1 buah apel, pear atau pisang, 1 iris nanas, 5 buah kurma, 1 cangkir tauge, terong atau bawang, 1 kentang kecil.

6. Enam porsi karbohidrat

Seporsinya sama dengan ½ cangkir nasi merah matang atau sejenisnya, ¼ cangkir jagung, 1 iris roti dari bijihan utuh, ½ kue muffin

7. Sedikit makanan berlemak tinggi

Seperti ½ cangkir es krim, ¼ alpukat kecil, 140 gram daging merah, 9 kentang goreng, 1 kuning telur, 2 biskuit kecil

8. Makanan kaya zat besi

Bisa ditemukan di sarden, kedelai atau produk kedelai, bayam atau hati

9. Makanan asin dalam jumlah terbatas

Karena bayi harus sebisa mungkin dihindari dari garam maka ibu menyusui pun harus menghindari makanan yang mengandung garam. Seperti kacang yang diberi banyak garam, kripik kentang atau acar. Gantilah dengan keju atau makanan yang hanya bergaram sedikit.

10. Satu tablet vitamin setiap hari

Saat yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan serat saat bulan puasa adalah saat sahur. Yaitu dengan membuat hidangan makanan sahur yang dilengkapi dengan sayur dan buah. Sebab kandungan serat banyak terdapat di sayuran.. serta fungsinya mencegah ibu menyusui mengalami konstipasi. Serta membiasakan makan sayur di saat waktu sahur juga bisa membuat ibu menyusui menahan rasa lapar lebih lama.

Prinsip ASI saat menyusui

Asi lancar saat berpuasa karena ibu rajin menyusui dan tetap rajin memerah atau memompa. Karena prinsip menyusui adalah ASI ON DEMAND. Semakin sering disusui atau diperah maka produksi asi pun akan semakin banyak di keluarkan.

Hukum berpuasa bagi ibu menyusui

Puasa ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, termasuk juga ibu hamil dan menyusui. Alhamdulillah, islam memberikan kelonggaran bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa dengan dilain waktu atau membayar fidyah.

  1. Dikembalikan kepada motivasi atau niat. Jika ibu hamil dan menyusui tidak melakukan ibadah puasa karena mengkhawatirkan kesehatan dirinya, maka dia menganggap dirinya seperti orang sakit. Sehingga cara mengganti puasa sama dengan mengganti puasa dikala orang sakit, yaitu dengan berpuasa di hari lainnya. Namun jika mengkhawatirkan bayi nya, dianggap seperti orang tua yang tidak punya kemampuan sehingga cara mengganti nya selain membayar puasa seperti cara orang tua yaitu dengan membayar fidyah.
  2. Orang menyusui tetap wajib berpuasa, akan tetapi diperbolehkan tidak berpuasa bilamana dengan berpuasa tersebut khawatir membahayakan dirinya sendiri atau pada anaknya, bahkan bila sudah pasti menimbukan bahaya maka hukumnya harom berpuasa

: .فللمريض ثلاثة أحوال : إن توهم ضرر يبيح التيمم كره له الصوم وجاز له الفطر وإن تحقق الضرر المذكور أو غلب على ظنه أو انتهى به العذر إلى الهلاك أو ذهاب منفعة عضو حرم الصوم و وجب الفطر وإن كان المرض خفيفا بحيث لا يتوهم فيه ضررا يبيح التيمم حرم الفطر و وجب الصوم مالم يخف الزيادة وكالمريض الحصادون والملاحون والفعلة ونحوهم، ومثله الحامل والمرضع ولو كان الحمل من زنا أو شبهة ولو بغير آدمي حيث كان معصوما أو كانت المرضع مستأجرة أو متبرعة ولو لغير آدمي. نهاية الزين ص : ١٧٢

Orang menyusui yang tidak berpuasa wajib qodlo’ dan bayar fidyah bila mana tidak berpuasanya karena menimbulkan efek negatif pada anaknya, bila menimbul efek negatif pada dirinya sendiri atau menimbulkan efek negatif pada dirinya sendiri dan anaknya maka wajib qodlo’ saja tanpa bayar fidyah.

: ويجب المد مع القضاء على حامل ومرضع أفطرتا للخوف على الولد___واحترز بقوله للخوف على الولد عما إذا أفطرتا خوفا على أنفسهما أن يحصل لهما من الصوم مبيح تيمم فإنه يجب عليهما القضاء بلا فدية كالمريض المرجو البرء وإن انضم لذلك الخوف على الولد لأنه وقع تبعا. إعانة الطالبين ٢/٢٤١-

“Apabila ibu khawatir persediaan ASI berkurang saat puasa, terutama pada ibu bekerja, sebaiknya membuat persediaan ASI perah sebelum Ramadhan,”. Dan jadwal memerah asi tetap berjalan seperti sebelum berpuasa agar produksi asi tidak menurun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *