Menyusui Kembali di Usia 40 an

Menyusui Kembali di Usia 40 an

Memiliki anak dan  menyusui kembali di usia 40 an? Jangankan bermimpi…berkhayal saja rasanya tidak berani. Kutatap nanar wajah Alifia ku…kuusap lembut pipinya…sudah besar kamu nak, sudah 17 tahun. Air mataku menetes perlahan , putri kecilku sebentar lagi dewasa. Allah memberiku kebahagiaan memilikimu nak, walaupun bunda tidak bisa menyempurnakan kewajiban bunda memberimu ASI. Ah, semua ini mengembalikan ingatanku ke masa 17 tahun yang lalu. Alifiaku lahir 10 September 1999. Begitu banyak hal yang aku tidak tahu..apa yang harus ku perbuat dengan bayi ini.

Di tahun 2000 hanya mengenal si pompa karet merah, yang fungsinya hanya untuk mengurangi sakit saat payudara bengkak dan hasil pompa pun dibuang. Tapi karena tidak ada petunjuk kapan seharusnya pumping dan berapa kali pumping ketika berjauhan dengan baby, sulit rasanya bisa menjaga produksi ASI, apalagi Alifia kecil ku mengenal DOT dan diberikan SUFOR ? Bingung putting ? Mungkin, mana aku tahu istilah itu dulu, yang pasti ketika Alifia berusia 12 bulan, ASI ku sudah kering dan Alifia ku tidak pernah menangis karena kehilangan nenen nya. Apakah aku merasa gagal ?  Saat itu tidak, aku tetap merasa bangga karena aku bisa kasih ASI dan bisa belikan sufor untuk anakku.

Bulan Desember 2013 aku harus dilarikan ke UGD karena sudah lemah , merasa “ masuk angin “ selama 2 minggu , sama sekali tidak menyangka ketika dinyatakan positif hamil 12 minggu dan saat itu usiaku 42 tahun.

Allah..ya Robb….

Dan semua memang karena keajaiban Allah SWT. Semua dimudahkan…senin, 30 Juni 2014 jam 12.30 Alifiandra lahir dengan proses pervaginam dan Alhamdulillah diberikan kelancaran langsung dilakukan IMD , jam 16.00 sore payudara sudah bengkak tapi ketika dinenenin Alif  mengalami kesulitan menyusu..karena putingku yang besar. Payudara semakin membengkak dan terjadi perlukaan karena tidak mengerti bagaimana pelekatan yang sempurna, sempat di pompa oleh suster di RS , tapi hal ini justru semakin menyakitkan dan  ASI pun hanya keluar sedikit.

Alif kecil menangis…payudara berdarah…akupun menangis…aahhh…kok tiba-tiba merasa menjadi orang yang sangat bodoh…menyusui kali ini mengapa jadi sesulit ini? Mulailah aku mencari-cari informasi seputar menyusui , sampai kemudian bertemu dengan salah satu group ibu menyusui dan mulai membaca Informasi seputar  pelekatan  dan managemen ASI. Ketika Alif menjelang usia 2 bulan , aku mulai mempersiapkan semua kebutuhan Alif untuk ditinggal. Dari persiapan mencari pengasuh ( sayangnya sampai Alif 12 m pun masih belum ketemu pengasuh yang cocok ) sampai membeli kulkas baru untukstock ASIP. Hasil pumping masih belum banyak, karena jadwal pumping yang tidak teratur. Mengajari Alif menggunakan media selain DOT juga bukanlah hal yang mudah, 14 hari sudah berlalu…media sendok, pipet atau sippy cup semua ditolak Alif. Ketika kelelahan dan frustasi menjadi satu, akal sehat pun hilang. Akhirnya aku mencoba memberikan ASIP lewat DOT. Di awal belajarpun mengalami kesulitan , Alif tetap menolak dan menangis. Tapi akhirnya menyerah kalah pada DOT.

(Saat ini pun, terjadi intimidasi kembali…karena memang sangat tidak memungkinkan Alif diberikan ASIP dengan media selain DOT. Ibuku, tempat aku menitipkan Alif kelak sudah sangat tua, terlalu banyak kesulitan yang akan beliau jalani apabila bukan menggunakan DOT)

Bismillah…bisa ya nak…bunda kerja lagi ya…

Alif sepanjang bunda kerja dititip di mbah ya…dan sementara pake DOT dulu nanti bunda pulang kerja nenen lagi ya nak….

Aku terlalu menganggap sepele masalah bingung putting Alif ketika itu. Dan kali ini terjadi lagi ketika Alif berusia 9 bulan , dan kali ini aku benar-benar menangis. Sudah 3 hari ini Alif menolakku hanya mau minum ASIP pakai DOT. Dimalam hari ketika kondisi tidak sadar sesekali masih mau nenen di payudara. Semua cara sudah kulakukan untuk mengembalikan Alif ke payudara dan semua berakhir dengan kata GAGAL. Alif tetap menolakku. Hasil pumping semakin menurun , padahal kebutuhan Alif makin banyak dan masih panjang…masih 15 bulan lagi menuju 24 bulan. Aku coba mencari informasi seputar kondisi Alif di salah satu group menyusui yang aku ikuti. Aku mencoba bertanya dan minta advise atas masalah ini. Tapi aku tidak mendapat informasi secara jelas. Aku mulai frustasi dan menangis…tapi aku belum ingin menyerah. Tanpa di duga , aku membaca sebuah postingan yang di komen oleh ibu Prasetiawati Wahyu. Aku lupa apa yang dikomen beliau waktu itu, namun itu adalah pembuka jalan aku mengenal beliau dan mengenal group Exlusive Pumping Mama Indonesia. Langsung aku inbox bu wahyu dan ngobrolah tentang kondisi Alif. Aku mulai memahami efek terburuk DOT dan aku memang menyesalinya. Tapi memang saat itu kondisiku tidak memungkinkan untuk memberikan ASIP ke Alif dengan media lain selain DOT. Aku mulai memperbaiki jadwal pumpingku, melakukan power pumping dan mulai mengurangi pemberian DOT ke Alif.

Allah masih sangat baik , keberuntungan masih berpihak padaku. Alif kembali mau nenen dan ternyata bukan hanya sampai 24 bulan, tapi sampai tulisan ini aku buat. Diusianya yang  menjelang 32 bulan ini sesekali Alif masih nenen. Saat ini dalam proses WWL dan sudah 99% hampir berhasil, insha Allah akhir Feb 2017 ini akan menjadi sejarah berpisahnya Alif dengan ASI. Tanpa pahit-pahitan, tanpa obat merah, tanpa kunyit, dan semua hanya karena cintaku, keikhlasanku.

Setiap malam selalu kukatakan kepada Alif “ Ais sayang…Ais sudah besar..Ais berhenti nenen ya, kalau Ais berhenti nenen berarti Ais sudah menjadi anak baik dan mandiri…bunda bangga..”

“Bunda tetap sayang sama Ais, bobo tetep bunda peluk, tidak ada yang berubah kok nak…hanya bedanya Ais tidak nenen lagi”.

Dan ternyata menunggu keikhlasan Alif membutuhkan waktu 8 bulan dari masa yang seharusnya ( 24 bulan ).

Cerita ini aku tulis dengan segenap cinta yang kupersembahkan untuk kedua permata hatiku , Alifiandri Zaneta Putri Wibowo dan Alifiandra Athaya Putra Wibowo. Masih banyak kekurangan bunda sebagai seorang ibu. Dan bunda masih terus akan belajar..belajar dan belajar….

Kisah inspiratif oleh :
Bunda Isna Wianda Niena

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *