Menyusui Dengan Keras Kepala

Menyusui Dengan Keras Kepala

Saya ibu baru saat Arkan lahir 14 oktober 2015, sebelum itu saya hanya seorang gadis manja yang tidak tau apa-apa tentang bayi. Kesalahan saya adalah tidak belajar bagaimana melahirkan dan menyusui, dalam hati saya “ngapain belajar semua wanita merasakan melahirkan dan menyusui, pasti semua wanita bisa”. Itu adalah pikiran picik saya saat saya sedang mengandung Arkan, semua wanita bisa menyusui dan pasti bisa menyusui tanpa tau halangan apa yang akan dilalui. Saya melahirkan aArkan dengan normal dan saat IMD Arkan tidak mencari puting hanya tidur diatas dada saya, kepercayaan diri saya makin tinggi saat hari pertama asi saya langsung keluar walau tidak sampai membasahi baju seperti teman-teman saya.

Hari ke-tiga saya diperbolehkan pulang, saat itu saya tidak ada pikiran macam-macam kecuali saya harus memikirkan kapan saya harus pompa karena saya kerja. Pikiran saya saat itu Arkan minum asi seperti kita minum air, asi saya sederas kran air. Sampai pada saat malam pertama Arkan tidur dirumah semalaman Arkan nangis tanpa henti, sudah digendong utinya, di nen, semua cara sudah sampai satu rumah pada bingung, padahal di rumah sakit Arkan tidak seperti itu. Pagi-pagi mama saya panik panggilah bidan tua dekat rumah datang ke rumah dan sekonyong-koyong pegang PD saya dan bilang “wah, PDnya lembek tidak ada asinya, pantesan anaknya nangis terus” saat itu bukan arkan yang nangis tapi saya juga nangis berasa gagal jadi ibu yang tidak bisa mengASIhi Arkan.

Saat itu Arkan diberi air zam zam oleh sang bidan, saya makin nangis lagi karena tidak bisa menahan keluarga dan bidan memberikan air zam zam. Saat itu juga mau diberikan air madu tetapi saya bisa memohon untuk tidak diberikan. Hanya saat itu saya memberikan Arkan air zam zam, hari berikutnya saya meminta teman saya untuk menyusui dan saya mencoba memberikan asi perahan saya menggunakan dot.

Tetapi apa yang terjadi arkan umur 1 bulan ternyata bilirubinnya masih tinggi, saat itu dokter khawatir hati Arkan kenapa-kenapa, bayi 1 bulan disuruh puasa 3 jam tidak minum asi oleh dokter karena mau di USG, Arkan nangis teriak2 minta asi di RS, Saya hanya bisa nangis sambil berkata maaf untuk Arkan. Setelah diUSG ternyata arkan terkena infeksi saluran pencernaan. Pertanyaan saya dari mana dapat infeksi tersebut, lalu saya teringat saat Arkan diberikan air putih, mungkin dari itu, hanya bisa meminta maaf dan menangis menyesal apa yang harus dilalui Arkan. Pengobatan selama 2 minggu dijalani sampai akhirnya bilirubin Arkan menurun tetapi belum normal.

Semenjak kejadian itu saya tidak percaya diri ASI saya cukup untuk Arkan, tiap malam nangis sama Ayah Arkan karena merasa kurang dan gak bisa di pompa. Padahal penambahan berat badan arkan bagus dibulan awal naik 1 kg, tapi saya merasa ASI saya kurang, akhirnya kakak saya masukkan saya ke grup EPING di FB, disitu saya baru belajar, bagaimana kepercayaan diri penting, membeli pompa electric untuk membantu saya mengASIhi, memompa 2-3 jam sekali (karena arkan mulai bingung puting), sampai saya dating ke bidan yessi spesialis hypnoterapi untuk meningkatkan kepercayaan diri saya. Iya, saya akhirnya menggunakan hypnoterapi, saya nyupir sendiri dari jogja ke klaten karena suami saya tidak percaya dengan hypnoterapi, saya rela mengantri bidan yessi berminggu-minggu untuk bisa melakukan hypnoterapi.

Ternyata untuk bisa mengASIhi arkan perjuangan Nda besar, Nda selalu berdoa agar asi cukup paling tidak 6 bulan, walau EPING, walau hasil juga tidak sebanyak ibu-ibu lain, yang saya pelajari disini adalah ASI tidak perlu berlimpah tetapi  cukup untuk arkan. Alhamdulillah sekarang arkan 16 bulan masih ASI dan insyaallah dicukupkan.

Kisah inspiratif :
Bunda Sely Novita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *