Positif hamil di saat usia pernikahan menginjak 1,5 tahun merupakan hal yang sangat dinanti-nantikan kami sekeluarga. Apalagi mama saya, dengan riwayat beliau pernah keguguran, mama sangat khawatir sekali dengan kehamilan pertama saya. Puji Tuhan proses kehamilan berlangsung dengan sangat mulus tanpa kendala berarti. Berat badan meningkat drastis, mual setiap pagi, kaki bengkak, semua proses dilalui dengan santai. Usia kehamilan menginjak 41 minggu, belum ada tanda-tanda baby akan lahir. Oleh karena itu kami memutuskan untuk melakukan SC.
SC dilakukan pada hari Sabtu,1 September 2012 pukul 22.00 . Setelah baby lahir, tidak serta merta ASI mengalir dengan deras. Dengan penuh ketekunan berusaha menyusui langsung, pijat Oksitisin, minum susu kacang, katuk, daun bangun-bangun, kompres PD, segala cara saya lakukan dibantu suami demi memberikan ASI yang cukup untuk baby boy. Hari kedua ASI belum keluar banyak masi berupa tetesan kolostrum. Keluarga mulai panik, nenek datang menjenguk bilang baby mulai kuning karena kurang cairan. Nenek menceritakan bagaimana dulu beliau juga tidak dapat memberikan ASI setetespun kepada ketiga anaknya. Mama pun ikut panik dan mulai meminta diberikan sufor karena menurut mama, dulu mama pun tidak dapat menyusui ketiga anaknya. Tapi dalam hati saya tetap keras kepala dan berdoa supaya boleh diberikan keajaiban menyusui baby saya.Pada hari keempat saya baru bisan mendapati ASI yang benar-benar mengalir untuk memenuhi kebutuhan baby.
Memasuki hari ketiga, baby mulai kuning dan dokter memutuskan harus di terapi sinar. Keputusan terberat pun harus diambil, selama proses terapi sinar baby terpaksa mengkonsumsi sufor. It’s ok , dalam hati saya berusaha menghibur diri, nanti pulang dari RS pasti bisa full ASI. Jujur saja, masih terngiang-ngiang bagaimana cerita mama dan nenek saya tentang pengalaman mereka 3 anak, dan tidak satupun yang bisa menikmati ASI.
Pompa ASI pun saya beli guna menggantikan hisapan baby yang sedang terapi sinar. Puji Tuhan terapi hanya berlangsung sekitar 30 jam , lalu kami diijinkan pulang setelah bilirubin baby normal. Entah karena bahagia atau karena memang usaha yang telah menemukan hasil, menyusui perdana di rumah dengan bantalan menyusui yang empuk, kursi yang nyaman, tiba-tiba saja LDR itu menyerang dengan bertubi-tubi. Saya dan suami pun panik melihat baju tiba-tiba basah oleh rembesan ASI. Sejak hari itu ASI saya sudah berhasil di produksi dengan baik. Berat baby naik rata-rata 700 gram per bulan.Dengan bangga nenek dan mama saya selalu menceritakan ke teman dan saudara bagaimana saya sekarang ini bisa menyusui sampai anak kedua dengan lancar tanpa hambatan berarti.
Baby kedua saya punya cerita yang berbeda dengan si koko, baby sekarang berusia 13 bulan dengan simpanan frozen ASIP masih 100 kantong dan telah mendonorkan sekitar 400 kantong frozen ASIP selama 13 bulan ini. Kok bisa banyak sekali Frozen ASIP nya? Iya karena saya terpaksa Full EPING, 14 hari setelah lahiran, baby tidak naik berat badannya malahan turun. Dokter anak sudah menyarankan Sufor tapi saya bilang ASI saya banyak dan kental, bahkan stok sudah puluhan botol dalam sekejap. Dokter meminta saya mengeluarkan semua Frozen ASIP untuk diberikan ke baby, lalu kita pantau berat baby seminggu ke depan.
Benar saja setelah diberikan ASIP menggunakan DOT, akhirnya berat Baby naik pesat dalam 1 minggu 300gram. Selanjutnya 1,2kg per bulan. Horaaaay !!! tak perlu sufor tapi saya terjebak dalam lingkaran bingung puting akut, usia 2 bulan baby sama sekali tidak mau menyusu langsung. Ok keputusan saya ambil walaupun tidak menyusu langsung saya harus berusaha maksimal dengan baying-bayang ancaman dokter anak bahwa pompa ASI dapat membuat ASI cepat kering, “usia 4 bulan juga STOP ASI kalo ibu pompain doang”. Hiks! Sedih deh, tapi mau gimana anaknya nangis-nangis sampai kejer masa mau saya paksa terus. Ya sudah kembali saya masukan dalam agenda, saya harus pompa dengan keras kepala dan disiplin selama 24 bulan.
13 bulan sudah menjalani kehidupan full EPING, hanya dapat berdoa dan berusaha semaksimal saya untuk memenuhi kebutuhan anak. Bukan bermaksud pamer, hanya sekedar menyemangati mommies sekalian bahwa ASI itu pasti ada di setiap ibu yang melahirkan,berdoa, bersabar, berusaha, cari informasi sebanyak-banyak nya niscaya hasil tidak akan mengkhianati usaha keras kita. AMIN
Kisah inspiratif oleh :
Bunda Lina Winky