Berusaha Menyusui Bayiku Yang Melihat Dunia Dengan Mata Hatinya

Berusaha Menyusui Bayiku Yang Melihat Dunia Dengan Mata Hatinya

Arthur terlahir preatur. Ada sedikit rasa penyesalan karena kurangnya informasi lengkap yang diberikan pihak medis mengenai kondisi penyerta bayi prematur, Arthur terdiagnosa ROP stage 5 dan sudah terlambat untuk penanganannya. ROP adalah Retinopathy Of Prematurity. Yang efek terburuknya bayi bisa kehilangan indra penglihatannya karena resiko.

Setelah proses persalinan, aku nggak bisa melakukan IMD. Karena kondisi baby yang kecil sekali dan rentan hipotermia. Harus segera dibawa ke inkubator untuk dihangatkan. Selain itu, bayi prematur masih belum memiliki reflek hisap. Sehingga setelah lahir belum bisa menyusu langsung. Awal pasca melahirkan poduksi ASI ku hanya beberapa tetes, itupun aku marmet karena belom beli breastpump. Dan  ternyata Arthur pun harus dipuasakan dulu selama sekitar 4-5hari untuk di observasi lambungnya kira – kira kapan siap untuk menerima ASI. Jadi selama sekitar 4-5 hari Arthur hanya mendapat asupan dari cairan infus saja. Tapi aku setiap hari selalu pumping untuk Arthur berapapun dapetnya dan beberapa hari kemudian setelah pumping dengan breastpump Alhamdulillah produksi ASI ku mengalir. Karena di rumah aku dicekokin berbagai macem sayuran rebus juga. Selama Arthur dirawat di NICU, aku selalu pumping tiap 3-4 jam sekali dan Setiap hari setor ASIP ke perawat sambil nengokin arthur diinkubatornya. Karena belum memiliki reflek hisap, Arthur di berikan ASI melalui selang sonde/NGT (selang di mulut yang langsung masuk ke lambung).

Sewaktu Arthur di NICU dan kondisinya sudah cukup stabil dokter kasih program “belajar netek” Tapi nggak enak banget didengernya jadi aku bahasakan “belajar menyusui langsung dari ibunya”. Jadi Setelah arthur umur 10 hari baru lah dia menyusu langsung dan itupun arthur belum bisa, dia masih harus belajar nenen karena belum ada reflek hisapnya. Aku diajari perawat bagaimana cara menyusui yang benar. Arthur juga dilakukan fisioteraphy oral untuk merangsang reflek hisap dan menelannya.

Program Menyusui dilakukan 3 jam sekali. Mulai jam 06.00 , 09.00, 12.00 , 15.00 , 18.00 , 21.00, 00.00. Kalau jam 03.00 pakai sonde, biar ibu bisa istirahat. Sebenernya nggak wajib ibu datang setiap saat pada jam itu untuk menyusui, boleh jam berapa aja pas jadwal nya. Tapi instingku sebagai seorang ibu ya, aku dateng ke rumah sakit berangkat pagi – pagi sekali supaya setengah 6an sudah sampai di RS, dan bisa nyusuin arthur langsung mulai jam 6,  disana seharian full. Sangu baju, sangu maem, sangu cemilan. Kadang kalau makan siang, makanannya dianterin ke RS sama orang rumah. Selain program “belajar menyusui langsung dari ibunya” Sekalian biar bisa KMC (Kangaroo Mother Care) paling nggak sehari bisa dua kali. Biasanya siang sebelum jam besuk dan malem setelah isya. Baru pulang dijemput tengah malem jam 11-12an. Capek? Pastilah capek banget dan kurang tidur, tapi nggak apa- apa semua demi arthur.

Di RS aku juga diajarin ngasih ASIP pakai sendok karena RS nya anti pakai dot. Dokter anak bilang di rumah sakit itu sayang ibu dan anak, kalau pakai dot nanti bayi bisa nolak untuk menyusu langsung dari ibunya alias bingung puting. Jadi aku belajar nyendokin arthur juga. Waktu itu masuk jam menyusui, sebelum dikasih ke aku arthur di timbang dulu. Perawat ruang bayi gitu punya rumus, berat badan sebelum dan sesudah nenen, ntar bisa dihitung ASI yang masuk ke lambung bayi berapa CC. Arthur masih belajar nenen jadi belum dikenyut-kenyut. Sama perawat terus disuruh nyendokin aja, ASIP pakai HMF (Human Milk Fortifler) untuk menambah kalori ASI supaya BB arthur cepat naik. Eh malah arthur kayak kesedak terus gumoh. Aku jadi takut banget, perawat juga bilang udahan aja dan sisa ASIP nya mau dikasihin lewat sonde. Padahal wajar aja ya bayi gumoh. Tapi aku malah terus sedih nangis sendiri, berasa semacam gagal jadi ibu (lebay memang, tapi berasa nya gitu).

Kalau aku punya masalah dalam menyusui dan perASIan, konselor terbaikku adalah sahabat – sahabat aku. Karena kami sama – sama punya baby dan semanagat untuk memberikan ASI eksklusif hingga 2 tahun. Kami saling bertukar informasi dan sharing mengenai masalah ASI, menyusui, MPASI, tumbuh kembang, dan lainnya.  Selain itu adanya komunitas para ibu menyusui yang juga sangat membantu, karena membuat kita mendapatkan informasi yang lebih up to date. Karena biasanya jika bertanya kepada para “orang tua” yang berbeda generasi, sering kali jawabannya justru kebayakan mitos daripada fakta nya.

Masalah yang paling sering ditemui biasanya mitos para orang tua tentang ASI dan menyusui. Misalnya nggak boleh makan ini itu karena akan berpengaruh pada ASI. Dan Ibu menyusui tidak boleh sakit karena bisa nyetrum sakit ke anaknya. Duh, busui juga manusia. Pengennya sih ya nggak sakit dan sehat terus lah. Tapi kalau sakit gimana lagi. Busui sakit disalahkan dibilang ASI nya jadi nggak enak, dan anak yang sakit juga ibunya selalu disalahkan. Bahkan kadang kalau anak sakit, rewel, nggak mau nenen Ibu pasti target utama yang selalu disalahkan. Dibilang gara – gara ASInya. Paling kesel banget sebenernya kalau orang tua bilang gini, kebanyakan mitos nggak penting. Tapi kalau ngasih tau yang bener malah dibilang “dikasih tau orang tua kok malah ngeyel” yaa karena mereka selalu merasa yang paling berpengalaman.

Dan aku orang nya keras kepala untuk tetap memberikan ASI ke Arthur. Karena beberapa kali pernah ada saran dari keluarga untuk memberikan sufor. Aku percaya diri aja kalau ASI ku cukup untuk kebutuhan Arthur. Bahkan pernah ketika Arthur bapil dan aku ke dokter, aku sempat konsultasi ke dokter mengenai berat badan arthur yang seret banget naiknya. Tapi dokternya malah kasih saran untuk nambahin sufor yang weight gain. Padahal kalau aku nanyain ke dokter lain dan dokter spesialis tumbuh kembang, sebenarnya berat badan arthur masih sesuai dengan usia nya. Karena dia prematur dan BBLR, saat lahir beratnya hanya 1500gr.

Arthur terdiagnosa ROP stage 5 saat usia nya 4 bulan, dan kemudian aku memutuskan untuk resign dari pekerjaanku supaya bisa merawat arthur dan selalu ada untuk arthur. Sebelum aku resign, aku merasakan perjuangan sebagai working mom yang memberikan ASI eksklusif kepada buah hati nya. Perjuangannya wow banget lah. Pinter – pinter mencuri waktu buat pumping, karena kerjaanku ngelayanin customer. Di kantor aku pumping sehari 3-4 kali. Pagi jam 9, saat makan siang, setelah tutup kas, dan saat perjalanan pulang kalau dijemput naik mobil. Pompa aku manual, ngengkol banget kan. Di kantor ku dulu nggak ada tempat khusus untuk pumping, biasanya aku pumping di musholla dekat pantry.

Tapi setelah aku resign, arthur nggak mau ngedot lagi. Jadi setelah itu aku nggak pernah mompa ASI lagi. Kecuali kalau memang urgent. Sampai sekarang ini Arthur menyusu langsung ke aku. Waktu masih ASI eksklusif, Kalau aku pergi-pergi aku ngalahin bawa arthur kemana-mana. Mulai agak tenang waktu arthur udah masuk usia setahun soalnya arthur udah bisa makan tekstur yang kasar dan minum susu UHT untuk selingan, jadi aku aman aja kalau ninggal-ninggal dia walopun cuma sebentar. Arthur saat ini usianya setahun lebih sebulan. Dan aku akan menyusui minimal sampai arthur usia 2 tahun. Perjuangan menyusui Arthur selama setahunan ini amazing sekali. Apalagi dengan kondisi ROP nya. Tapi aku yakin bisa memberikan ASI sampai Arthur 2 tahun. Karena ASI adalah yang terbaik.

Kisah inspiratif oleh :
Bunda Ranny Aditya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *