ASI IS MY LIFE

ASI IS MY LIFE

Hari jumat pukul 19.00 lahir lah keisha seorang bayi perempuan dengan BB lahir 3100gr panjang 47cm. Sayang nya keisha IMD hanya sebentar karena demam yang ku alamai di tengah2 operasi kembali berlangsung. Saat itu dokter anak langsung membawa keisha ke ruang perawatan bayi. Saat diruang perawatan setelah pasca sc saya berusaha untuk tetap memberikan asi. Alhamdulillah semua pihak dokter,suster,suami dan keluarga mendukung.

Sampai akhirnya kami diperbolehkan pulang kerumah. Saya sangat menikmati masa-masa menyusui si kecil. Di hari ke-5 saya mengalami demam kembali tapi tidak pernah berfikir itu karena infeksi atau masalah lainnya. Yang dipikirkam saat demam muncul lagi adalah “oh mungkin karena puting lecet”. Saya meminta suami untuk mengambil persediaan obat penurun panas dan obat lecet (kamilosan). Hari ke-6 pasca sc demam naik turun.

Hari ke-7 demam pun muncul lagi. Akhirnya saya diskusi dengan suami untuk second opinion dokter dan RS lain. Akhirnya kami memutuskan untuk konsultasi ke RS.sixxx karawaci.

Ternyata di sela2 kami persiapan menuju rumah sakit saya mengalami keluhan nyeri perut hebat,demam tinggi,dan perdarahan banyak. Disaat saya mengalami keluhan seperti itu saya masih menyempatkan untuk buang air kecil dikamar mandi. Ternyata saat setelah selesai kekamar mandi tanpa saya sadari bahwa saya mengalamitidak sadarkan diri, yang saya ingat waktu itu adalah tertidur pulas.. dan hanya mendengar teriakan seluruh keluarga yang memanggil nama sambil mengucapkan kata-kata istighfar. Saya pun sadar dan di gendong oleh bapak ke mobil untuk cepat-cepat ke UGD.

Sampailah di UGD diperiksa oleh dokter umum dan diambil sample darah. Dan diberikan cairan melalui selang infus. Sambil menunggu hasil lab darah, dokter memeriksakan luka bekas sc apakah dari sana penyebab nya ternyata bukan. Selang berapa jam akhirnya hasil lab keluar dan leukosit sangat tinggi mencapai 22rb. Dokter umum langsung merujuk ke dokter kandungan yaitu dokter Doni. Dan menyarankan kepada saya untuk di rawat. Saya tidak pernah berfikir untuk meninggalkan stok asi perah untuk keisha. Karena sudah saya niatkan untuk memberikan asi secara langsung tapi Allah SWT berkehendak lain yaitu dengan memberikan saya ujian melalui penyakit.

Tidak ada tersirat dalam pikiran untuk memberikan asi donor. Seluruh keluarga hanya menyarankan untuk memberikan susu formula sementara sambil menunggu saya pulang dari RS. Tapi ternyata Allah SWT mendengarkan doa ibu yang sedang mengalami kesakitan yaitu memberikan solusi dimana saya mendapatkan donor asip dari sepupu walaupun jenis kelamin anaknya berbeda yaitu laki-laki. Saran dari dokter jika saya ingin tetap memberikan asi,selama dirawat harus rutin dan tetap pumping. Alhamdulillaahh suami pun saat menemani mendukung sekali. Kenapa asi yang saya perah tidak bisa di konsumsi oleh si kecil. Dokter menjelaskan karena saya sedang diberikan antibiotik dosis tinggi dimana Obat yang diminum bisa terserap dalam asi..

Selama 2 minggu saya pun di rawat di rumkit dan selama 2 minggu itu pula saya membuang asi perah. Sedih itu pasti. Nangis hampir setiap waktu. Saya meninggalkan bayi yang berusia 1 minggu dan belum bisa menyusuinya kembali. Ada sisi dimana saya merasa bersalah sebagai seorang ibu. Ketika dikirimkan foto,video oleh keluarga yang dirumah,hanya bisa melihat dan menangis. Tapi saya tetap mempertahankan untuk tetap pumping selama di Rs. Dokter bahkan suster selalu memberikan dukungan bahwa setelah pulang nanti bisa menyusui kembali. Alhamdulillah Allah SWT mendengarkan doa ku walaupun selama 2 minggu tidak menyusui ASI ku tetap keluar dan banyak.

Setelah 2 minggu di rumah sakit akhirnya sebelum pulang saya diperiksakan kembali darah lengkap (test darah) apakah leukosit masih tinggi. Alhamdulilaah ternyata sudah mulai membaik dan sudah turun kembali normal. Demam pun tak kunjung datang. Akhirnya saya pun diperbolehkan pulang. Tapi sangat disayangkan dokter memberikan saran kembali bahwa saya belum bisa kembali menyusui sampai treatment pengobatan selesai.

Masa pemulihan pun ternyata butuh waktu 1 bulan untuk menyelesaikan pengobatan sampai benar-benar pulih.Sebulan penuh menyesali asi yang diperah tidak bisa diminum oleh si kecil. Tapi saya masih bersyukur bahwa keisha masih dapat minum asi walau asi donor dari sepupu nya. Setelah treatment pengobatan selesai akhirnya saya bisa menyusui si kecil. Saat itu keisha belum mengalami bingung puting walau dia saat diminumkan asi donor dengan DOT.

Bersyukur dan selalu memuji kepada Allah SWT karena telah mendengarkan doa saya. Doa saya saat itu hanya ingin tetap memberikan asi. Dan alhamdulillaah keisha mau nyusu langsung. Selama hampir 5 bulan saya menyusui keisha. Dan akhirnya saya harus memutuskan untuk kembali bekerja. Disini saya sebagai bidan yang membuka praktek tapu sangat disayangkan tempat praktek dulu dengan rumah sangat jauh dengan jarak tempuh bisa mencapai 2 jam. Saat saya ingin memulai bekerja kembali sudah mengumpulkan stok asi perah. Namun tidak banyak. Yang menjadi pikiran saya saat itu adalah tidak butuh stok asip yang banyak. Yang penting dia minum cukup dan bisa menyusu dengan saya saat saya pulang praktek.

Ternyata keisha mengalami bingung puting di usia nya 7 bulan. Saya memutuskan untuk relaktasi tetapi gagal. Karena keluarga yang kurang mendukung. Saat ditinggal kerja mereka tidak bisa memberikan asip melalui media lain selain DOT. Karena yang merawat keisha waktu itu tidak hanya orang tua tapi ada anggota keluarga lain nya. Jika memberikan asip dengan sendok menurut mereka berceceran kemana-mana dan tidak ada yang terminum. Di usia 7 bulan akhirnya saya memutuskan untuk full eping disaat itu sudah mengalami putus asa karena gagal relaktasi. Tapi saya mempunyai suami yang sangat mendukung apapun keputusan saya yang penting tetap bisa memberikan asi.

Naik turun produksi asi saya pernah mengalami. Jika sedang stres,kelelahan,saat sedang keisha GTM, dan menstruasi produksi asi perah pun menurun drastis. Disitu saya mengikuti suatu group (komunitas) asi. Saya mencari tau bagaimana cara nya agar asi perah saya kembali seperti sedia kala walau hormon saya sedang tidak naik turun..

Akhirnya saya join ke group Exclusive pumping mama indonesia dimana saya joint di group eping tahun 2014 atas rekomendasi saat itu oleh foundernya mbak wahyu. Saling sharing dan mendapat dukungan satu sama lain. Saya mendapatkan keluarga baru,sahabat baru yang ternyata banyak yang mengambil langkah untuk Eping. Akhirnya saya mengetahui cara power pumping. Dimana saat itu founder yaitu mba prasetiawati wahyu dari group eping membuat group power pumping. Disana kami semua memutuskan untuk berjanji bisa rutin dan konsisten untuk power pumping. Founder membuat peraturan jika ada yang terlewat hari atau jam untuk power.

Yang menjadi pembelajarannya adalah ketika kita memutuskan untuk Eping sebaiknya semua persiapan fisik dan mental pun harus siap. Jika tidak solusi nya adalah dengan Relaktasi dan tetap membangun kepercayaan diri bahwa bisa menyusui si kecil sampai usia 2 tahun.

Kisah inspiratif oleh :
Bunda Putri Nur Faizah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *