Menyusui adalah sebuah impian bagiku, sebuah cita-cita, sebuah passion, dan sebuah keharusan sebagai seorang Ibu. Cerita menyusuiku berawal dari kemantapan hati dan jiwa di saat ingin meniti biduk rumah tangga. Tetapi, mimpi menyusui dengan ketenangan diri tidaklah begitu mudah seperti yang aku impikan. Tidak hanya sekedar menyodorkan putting pada mulut bayi, tidak hanya mengeluarkan tetesan susu dari payudara, tidak hanya memompa dengan ASI akan mengucur deras, tetapi menyusui adalah sebuah tantangan. Tantangan yang tidak mudah dilewati, tantangan yang menimbulkan pro-kontra yang bakalan membuat produksi ASImu drop. Tantangan itu adalah MELAWAN MITOS tentang menyusui, dan akupun merasakannya. Ini kisahku…Mendambakan seorang bayi mungil lahir secara normal dan sehat, tidak kurang suatu apapun adalah impian semua para ibu, ya seperti impianku. Tapi, aku punya hal yang special dengan bayi kecilku, Siena kami memanggilnya, memiliki Penyakit Jantung Bawaan dengan kasus gagal jantung, spesifikasi PDA dengan kebocoran awal 2mm. YA, aku bersyukur, selain memiliki hal yang special di jantungnya, dia diberikan kesehatan yang luar biasa. Awal menyusui Siena, adalah sebuah tantangan, dengan special thing yang dia miliki dan segudang mitos yang benar-benar membuat stress hampir babyblues. Bayi dengan PJB memiliki kecenderungan susah menyusu, dimana dia tidak akan bertahan lama untuk menyusu, pasti terputus-putus dan tersedak.
Tantangan yang pertama ini, aku akali dengan berbagai cara, termasuk dengan mengganti berbagai macam posisi menyusui, oke selesai. Tetapi pada saat menghadapi tantangan yang kedua, yaitu melawan mitos, aku “hampir” gila.
Mitos menyusui tidak pernah terlepas dari peran orang-orang yang sudah tua, termasuk orang orang terdekat kita. Aku merasakannya. Pertama soal makanan, karena ini adalah yang paling pokok, diawal menyusui, aku tidak boleh makan pedas, tidak boleh makan ini itu, dan aku stress karena pada dasarnya aku adalah pemakan segala, hasilnya produksi ASI terjun bebas. Hal yang membuatku benar-benar ingin menangis adalah ketika aku disalahkan, karena bibir Siena biru dan kering diusia sekitar 2 mingguan. Aku sudah dituduh makan sembarangan, makan makanan yang panas, dan menyebabkan Siena panas dalam. Padahal pada saat itu, aku tidak pernah makan makan dengan bersuhu panas (masih nurut dengan mitos). Mulai dari merasa tertuduh itu, aku kemudian mencari pembenaran, pada saat itu bertanya di grup FB Exclusive Mama Pumping Indonesia, dan jawabannya mengejutkan, mitos itu tidak benar, semua makanan baik panas ataupun tidak akan mempengaruhi suhu ASI.
Suhu ASI akan mengikuti suhu badan ibu. Dan mulai saat itu, aku cuek dengan suhu makanan yang aku makan. Next pengalaman mitos yang unik adalah pada saat ada yang memberitahu bahwa, Payudara sebelah kanan adalah makanan, payudara sebelah kiri adalah minuman, Jadi setiap selesai menyusui, pasti ada komentar, Siena kok hanya minum saja? (karena menyusu di Payudara kiri saja). Sebagai seorang ibu muda dengan penuh rasa curious, berbekal Google, mitos itu tidaklah benar. Jadi, sampai saat ini, kalau ada yang bilang seperti mitos itu, semuanya salah. Kandungan ASI dikedua payudara sama, tidak ada istilah mana makanan dan mana minuman.
The Last, yang paling bikin geram adalah ketika seseorang yang menurutku masih kecil dan buta tentang perASIan, berkomentar mengenai ASI. Seseorang berkomentar bahwa ASIku amis karena aku makan makanan yang amis seperti ikan, daging sapi, daging ayam, dan lain lain. Ingin rasanya aku menjerumuskan seseorang tersebut ke Grup Eping agar terbuka wawasannya bahwa semua ASI pasti berbau amis.
Kalau aku tidak makan seperti daging ayam, ikan, dan lain lain, kemudian aku memperoleh asupan protein darimana, sedangkan Siena membutuhkan hindmilk untuk menaikkan berat badannya. Sebenarnya banyak sekali, mitos yang aku lawan dengan bentuk aksi nyata (walaupun pada saat itu degdegan juga takut Siena kenapa-kenapa). Aksi nyata tersebut misalnya melakukan mitos tersebut, kemudian menunjukkan reaksinya kepada orang yang mengatakan tentang mitos tersebut. Contohnya, minum es membuat anak pilek, disini aku beranikan untuk minum es, kemudian menyusui Siena, selang berapa hari kemudian melihat reaksi Siena, pilek atau tidak, actually Siena sehat sentosa. Begitu caraku meng-abuse yang namanya mitos
Jadi, buat ibu-ibu yang sedang mengalami bahkan akan berpotensi mengalami tantangan menyusui berupa mitos, aku sarankan untuk tetap update ilmu menyusui ibu-ibu, darimana aja, diskusi grup menyusui, bertanya kepada dokter spesialis atau tenaga kesehatan lainnya, Kuncinya adalah percaya diri dan yakin. Percaya diri dengan segala kemampuan dapat menyusui dengan penuh cinta tanpa ada rasa stress karena banyaknya mitos menyusui, dan yakin bahwa apa yang dilakukan ibu ibu adalah terbaik buat si baby.
Perlu diingat, mitos memang tidak bisa dihapuskan secara frontal karena nanti ibu-ibu sendiri yang bakalan kena dampaknya (cacian makian hinaan dan lain lain) tetapi bisa dirubah kearah yang lebih benar, menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah. Seperti yang aku lakukan saat ini, mulai merubah mindset orang-orang sekitar tentang pentingnya menyusui tanpa mitos dan perjalananku masih panjang, Siena baru saja lulus S1 ASIX, masih ada S2 dan S3 yang menunggu didepan. Semangat ya ibu-ibu di seluruh Indonesia Raya Merdeka, You Are Not Alone. Salam ASI !
Kisah inspiratif oleh :
Bunda Hanyfa Rahmawati