Kegiatan Amal dan Donasi

Grup Eping sangat peduli dengan korban bencana alam yang melanda di beberapa daerah di Indonesia pada tahun 2016, dengan bantuan member yang menjadi perpanjangan tangan dari pusat, Grup Eping bahu-membahu untuk saling mengumpulkan donasi dari member-member yang ada di seluruh Indonesia dan menyalurkan bantuan kepada Member yang berada di wilayah pasca bencana trersebut.

Dalam keadaan bencana atau situasi darurat grup Eping tetap menghimbau kepada para member yang menjadi korban bencana dam harus mengungsi di tempat pengungsian yang kurang steril perlindungan yang diberikan oleh air susu ibu (ASI) kepada sang buah hati menjadi sangat penting karena merupakan langkah cepat dan tepat yang dapat menyelamatkan jiwa bayi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang tidak disusui dan hidup di daerah yang rawan penyakit dan lingkungan tidak higienis mempunyai risiko antara 6-25 kali lebih tinggi untuk meninggal karena diare, dibanding anak yang disusui. Menyusui bayi secara eksklusif sangat menguntungkan, karena aman dan produksinya terjamin, serta tidak terpajan air yang terkontaminasi kuman dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit.

Langkah-langkah yang tepat diperlukan agar pemberian Asi atau proses menyusui tetap terjaga dan berkelanjutan, serta bayi dan anak mendapat asupan makanan dengan optimal. Rasa aman dan hangat yang didapatkan dengan menyusui merupakan hal penting bagi ibu dan bayinya dalam situasi kacau yang ditimbulkan suatu bencana. Di saat bencana, mengingat kondisi lingkungan yang buruk seperti kurang tersedianya air bersih, maka penting sekali bagi ibu-ibu untuk menyusui anak-anak mereka dari pada memberikan susu formula. Grup Eping juga mengupayakan untuk donasi pakaian dan selimut bayi, popok, dan kebutuhan anak lainnya. Susu formula tidak menjadi hal utama yang didonasikan.

Gathering  dan Seminar

Berawal dari sharing di dunia maya membahas ASI, MPASI, tumbuh kembang bayi dan balita, parenting, dan segala hal yang berkaitan, grup ini kemudian berkembang ke acara – acara gathering grup dengan konsep seminar, diantaranya yang sudah dilakukan di beberapa kota di Indonesia:

  1. Jakarta 17 april 2016 di Klinik AMC Kemang dengan narasumber Dr. Achmad Mediana Sp.Og dan Dr. I Made Indra Waspada,Sp. A. Tema : Kupas tuntas MPASI, ASI dan Permasalahan Anak
  2. Surabaya, 22 Mei 2016 di RSIA MERR dengan narasumber dr. Hendra Surya, SpOg; dr. Dini Adityarini, Sp.Ak.; dan Inti Nusaida Psi, M.Psi.Ak. Tema : Smart Mom for Smart Baby
  3. Semarang dilaksanakan pada 24 Juli 2016 di RS Hermina Pandanaran dengan narasumber dr. Taufik Suayries, SPOG dan dr Fitri Hartanto S.Pa dengan tema Kesehatan Reproduksi Wanita dan Tumbuh Kembang Anak. Dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
  4. Jogjakarta dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2016 di RSA UGM dengan narasumber dr. Ade Febrina Lestari, M.Sc., Sp.A. Melina Dian Kusumadewi, S.Psi., M.A., dengan Tema : Seminar Awam Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak dan Parenting, antara Mitos dan Fakta.
  5. Padang, Sumatera Barat dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2016 di Aula Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang dengan narasumber Prof. Dr. Mudjiran, M.S.,Kons. dan dr Yorva Sayuti Spak dengan tema : Peran Asi dan Pengasuhan Orang Tua Dalam Rangka Tumbuh Kembang Anak di Masa Golden Age.
  6. Bandung,  dilaksanakan pada tanggal 6 November 2016 di RS Melinda 2 dengan narasumber dr. Tetty Yuniaty, Sp.A., M.Kes dan Ifa Hanifah Misbach, S.Psi., MA dengan tema “Seminar Awam Parenting Menerapkan Disiplin Positif dengan Filosofi Silih Asah, Asih, Asuh dan Wawangi.

Tangerang  dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2016 di Titan Centre dengan narasumber Ibu Elly Risman, Psi dan dr. Yoga Devaera SpA (K) dengan tema Peranan Gizi dan Pola Asuh dalam tumbuh kembang Anak di Era Digital.

Menyusui Saat Berpuasa

Menyusui Saat Berpuasa

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat muslim. Saat itu, dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmah. Semua umat muslim yang sehat dan sudah akil balik diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Meskipun untuk sebagian orang ibadah puasa cukup berat, tetapi terdapat keistimewaan untuk mendapatkan hikmah dari Allah berupa kebahagian, pahala berlipat, dan bahkan suatu muhjizat dalam kesehatan. Berbagai penelitian telah mengungkap adanya mukjizat puasa ditinjau dari perpekstif medis modern. Dalam penelitian ilmiah, tidak ditemukan efek merugikan dari puasa Ramadhan pada jantung, paru, hati, ginjal, mata, profil endokrin, hematologi, fungsi neuropsikiatri dan khususnya pada ibu hamil dan menyusui. Selain dalam bidang kesehatan puasa dalam keadaan hamil dan menyusui juga dapat dilihat dari sisi hukum agama Islam.

Allah berjanji akan memberikan berkah kepada orang yang berpuasa. Seperti ditegaskan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Suny dan Abu Nu’aim:“Berpuasalah maka kamu akan sehat.”Dengan berpuasa, akan diperoleh manfaat secara biopsikososial berupa sehat jasmani, rohani dan sosial. Rahasia kesehatan yang dijanjikan dalam berpuasa inilah yang menjadi daya tarik ilmuwan untuk meneliti berbagai aspek kesehatan puasa secara psikobiologis, imunopatofisilogis dan biomolekular.

Para pakar nutrisi dunia mendefinisikan puasa atau kelaparan (starvasi) sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total atau sebagian dalam jangka panjang atau jangka pendek. Sedangkan konsep puasa dalam Islam secara substansial adalah menahan diri tidak makan, minum dan berhubungan suami istri mulai terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat. Sehingga puasa memiliki perbedaan dibandingkan starvasi atau kelaparan biasa.

Penelitian menunjukkan puasa tidak berpengaruh pada ibu hamil dan menyusui

  • Tidak Berpengaruh Pada Ibu hamil dan menyusui Terdapat sebuah penelitian puasa pada ibu hamil, ibu menyusui, dan kelompok tidak hamil dan tidak menyusui di perkampungan Afika Barat. Ternyata dalam penelitian tersebut disimpulkan tidak terdapat perbedaan kadar glukosa serum, asam lemak bebas, trigliserol, keton, beta hidroksi butirat, alanin, insulin, glucagon dan hormon tiroksin.
  • Tidak Berpengaruh pada janin saat ibu hamil berpuasa Penelitian di Departemen Obstetri dan Ginekologi dari Gaziantep University Hospital, terhadap 36 wanita sehat dengan kehamilan tanpa komplikasi berturut-turut dari 20 minggu atau lebih, yang berpuasa selama bulan Ramadhan untuk mengevaluasi efek Ramadan pada janin, pengukuran Doppler ultrasonografi dalam peningkatan diameter biparietal janin (BPD), peningkatan panjang tulang paha janin (FL), meningkatkan berat badan diperkirakan janin (EFBW), profil biofisik janin (BPP), indeks cairan amnion (AFI), dan rasio arteri umbilikalis sistol / diastol (S / D) rasio.
  • Kortisol serum ibu, trigliserida, kolesterol total,low-density lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), very Low density lipoprotein(VLDL), dan LDL / HDL rasio juga dievaluasi sebelum dan sesudah Ramadhan. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara kedua kelompok untuk usia janin, berat badan ibu, perperkiraan kenaikan berat badan janin (EFWG), BPP janin, AFI, dan rasio arteri umbilikalis S / D.

Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, termasuk juga ibu hamil dan menyusui. Alhamdulillah, Islam memberikan kelonggaran bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa dengan berpuasa di lain waktu dan membayar fidyah. Pada saat Ramadhan, kita rata – rata berpuasa 14 jam, dan tubuh masih dapat mengkompensasi kekurangan saat berpuasa tersebut pada saat berbuka sampai dengan waktu sahur.

Walaupun ibu tidak makan selama 14 jam, komposisi ASI nya tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya dibandingkan saat tidak berpuasa. Sebab, tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil cadangan zat-zat gizi, yaitu energi, lemak dan protein serta vitamin dan mineral, dari simpanan tubuh. Begitu ibu berbuka, tubuh akan mengganti cadangan zat-zat gizi tadi, sehingga ibu tidak akan kekurangan zat gizi untuk memenuhi aktifitas serta mempertahankan kesehatan tubuhnya. Komposisi ASI baru akan berkurang pada ibu yang menderita kurang gizi berat, sebab tidak ada lagi cadangan zat gizi yang dapat memasok kebutuhan produksi ASI yang lengkap.

Namun, sangat dianjurkan pada para ibu yang masih menyusui eksklusif (usia bayi kurang dari 6 bulan) untuk menunda berpuasa atau tidak berpuasa. Agama Islam pun memberi keringanan bagi para ibu menyusui untuk tidak berpuasa selama Ramadhan. Sebab pada masa menyusui eksklusif, ASI adalah satu-satunya asupan cairan dan gizi bagi bayi. Pada masa ini, metabolisme tubuh ibu bekerja dengan giat untuk terus menerus memproduksi ASI dengan komposisi yang lengkap

Bila memutuskan untuk menjalankan puasa Ramadhan, mungkin tips berikut dapat bermanfaat :

1.        Asupan menu dengan gizi seimbang

Ibu yang sedang menyusui memang membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari, 500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak dalam tubuh ibu. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi seimbang. Pada saat sahur, ketika berbuka puasa dan menjelang tidur sesudah shalat tarawih. Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk aktivitas kita hari itu. Komposisi makanan dengan gizi berimbang akan menghasilkan sari makanan yang bagus untuk anak.

  1. Perbanyak konsumsi cairan

mulai dari berbuka hingga sahur. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak dua liter, ditambah dengan jenis cairan lainnya seperti juice buah, air madu dan susu. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil dan menyusui. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui.

3.        Istirahat yang cukup

Merasa lemas saat berpuasa itu hal yang lumrah, apalagi jika si ibu baru saja menyusui.. Cobalah untuk beristirahatlah sejenak, apakah dengan cara tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran. Perlu ibu menyusui ketahui, bahwa semakin sering payudara dihisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jadi, bila selama puasa ibu tetap rajin menyusui, ASI akan tetap lancar.

4.        Tetap tenang dan percaya diri

Ibu hendaknya tetap tenang beribadah dan percaya diri terus menyusui, jangan merasa khawatir ASInya akan berkurang, sebab rasa cemas tersebut justru akan menghalangi kerja hormon Oksitosin mengeluarkan ASI dari payudara, sehingga akan nampak seolah-olah ASI ibu berkurang. Ingatlah bahwa menyusui pun juga ibadah.

5.        Meminum madu, kurma dan habbtussauda

Hentikan berpuasa saat menyusui jika merasakan hal-hal dibawah ini:

  1. Mengalami dehiidrasi dan merasa sangat kehausan
  2. Urin berwarna gelap dan berbau tajam
  3. Sakit kepala dan merasa sakit

Kandungan Gizi yang diperlukan ibu menyusui

1.Tiga porsi protein setiap hari.

Seporsinya sama dengan 3 gelas susu rendah lemak, 120-140 gram ikan, daging atau unggas dan 200-240 gram tahu.

2. Dua porsi makanan bervitamin C

Saru porsi setara dengan ¼ semangka kecil, 1 buah jeruk kecil, 2/3 brokoli atau kembang kol, 2 tomat kecil atau 1 cangkir sari tomat.

3. Lima porsi kalsium setiap hari

Seporsi sama dengan satu cangkir susu rendah lemak, 120 gram sarden kaleng berikut tulangnya, 50-60 gram keju keras.

4. Tiga porsi sayuran hijau dan kunng dan buah-buahan kuning

Satu porsi setara dengan 1/8 semangka, ¼ mangga besar, ½ wortel kecil, 1 tomat besar, ¼ sampai ½ sayuran hijauyang telah dimasak.

5. Dua porsi atau lebih sayuran dan buah lain

Satu porsi setara dengan 1 buah apel, pear atau pisang, 1 iris nanas, 5 buah kurma, 1 cangkir tauge, terong atau bawang, 1 kentang kecil.

6. Enam porsi karbohidrat

Seporsinya sama dengan ½ cangkir nasi merah matang atau sejenisnya, ¼ cangkir jagung, 1 iris roti dari bijihan utuh, ½ kue muffin

7. Sedikit makanan berlemak tinggi

Seperti ½ cangkir es krim, ¼ alpukat kecil, 140 gram daging merah, 9 kentang goreng, 1 kuning telur, 2 biskuit kecil

8. Makanan kaya zat besi

Bisa ditemukan di sarden, kedelai atau produk kedelai, bayam atau hati

9. Makanan asin dalam jumlah terbatas

Karena bayi harus sebisa mungkin dihindari dari garam maka ibu menyusui pun harus menghindari makanan yang mengandung garam. Seperti kacang yang diberi banyak garam, kripik kentang atau acar. Gantilah dengan keju atau makanan yang hanya bergaram sedikit.

10. Satu tablet vitamin setiap hari

Saat yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan serat saat bulan puasa adalah saat sahur. Yaitu dengan membuat hidangan makanan sahur yang dilengkapi dengan sayur dan buah. Sebab kandungan serat banyak terdapat di sayuran.. serta fungsinya mencegah ibu menyusui mengalami konstipasi. Serta membiasakan makan sayur di saat waktu sahur juga bisa membuat ibu menyusui menahan rasa lapar lebih lama.

Prinsip ASI saat menyusui

Asi lancar saat berpuasa karena ibu rajin menyusui dan tetap rajin memerah atau memompa. Karena prinsip menyusui adalah ASI ON DEMAND. Semakin sering disusui atau diperah maka produksi asi pun akan semakin banyak di keluarkan.

Hukum berpuasa bagi ibu menyusui

Puasa ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, termasuk juga ibu hamil dan menyusui. Alhamdulillah, islam memberikan kelonggaran bagi ibu hamil dan menyusui untuk tidak berpuasa dengan dilain waktu atau membayar fidyah.

  1. Dikembalikan kepada motivasi atau niat. Jika ibu hamil dan menyusui tidak melakukan ibadah puasa karena mengkhawatirkan kesehatan dirinya, maka dia menganggap dirinya seperti orang sakit. Sehingga cara mengganti puasa sama dengan mengganti puasa dikala orang sakit, yaitu dengan berpuasa di hari lainnya. Namun jika mengkhawatirkan bayi nya, dianggap seperti orang tua yang tidak punya kemampuan sehingga cara mengganti nya selain membayar puasa seperti cara orang tua yaitu dengan membayar fidyah.
  2. Orang menyusui tetap wajib berpuasa, akan tetapi diperbolehkan tidak berpuasa bilamana dengan berpuasa tersebut khawatir membahayakan dirinya sendiri atau pada anaknya, bahkan bila sudah pasti menimbukan bahaya maka hukumnya harom berpuasa

: .فللمريض ثلاثة أحوال : إن توهم ضرر يبيح التيمم كره له الصوم وجاز له الفطر وإن تحقق الضرر المذكور أو غلب على ظنه أو انتهى به العذر إلى الهلاك أو ذهاب منفعة عضو حرم الصوم و وجب الفطر وإن كان المرض خفيفا بحيث لا يتوهم فيه ضررا يبيح التيمم حرم الفطر و وجب الصوم مالم يخف الزيادة وكالمريض الحصادون والملاحون والفعلة ونحوهم، ومثله الحامل والمرضع ولو كان الحمل من زنا أو شبهة ولو بغير آدمي حيث كان معصوما أو كانت المرضع مستأجرة أو متبرعة ولو لغير آدمي. نهاية الزين ص : ١٧٢

Orang menyusui yang tidak berpuasa wajib qodlo’ dan bayar fidyah bila mana tidak berpuasanya karena menimbulkan efek negatif pada anaknya, bila menimbul efek negatif pada dirinya sendiri atau menimbulkan efek negatif pada dirinya sendiri dan anaknya maka wajib qodlo’ saja tanpa bayar fidyah.

: ويجب المد مع القضاء على حامل ومرضع أفطرتا للخوف على الولد___واحترز بقوله للخوف على الولد عما إذا أفطرتا خوفا على أنفسهما أن يحصل لهما من الصوم مبيح تيمم فإنه يجب عليهما القضاء بلا فدية كالمريض المرجو البرء وإن انضم لذلك الخوف على الولد لأنه وقع تبعا. إعانة الطالبين ٢/٢٤١-

“Apabila ibu khawatir persediaan ASI berkurang saat puasa, terutama pada ibu bekerja, sebaiknya membuat persediaan ASI perah sebelum Ramadhan,”. Dan jadwal memerah asi tetap berjalan seperti sebelum berpuasa agar produksi asi tidak menurun.

Fakta penting Tentang ASI di Situasi Darurat

Fakta penting Tentang ASI di Situasi Darurat

 Keadaan darurat sering terjadi datang dan  tidak diharapkan oleh siapapun, dan kadang-kadang terjadi ketika kita sangat tidak siap. Situasi darurat pasti mmebuat kita resah, sepertipermasalahan pribadi atau Rumah tangga, keadaan darurat kesehatan masyarakat (seperti endemik flu), aksi teror dan kekerasan, dan bencana alam atau kejadian yang berhubungan dengan cuaca (seperti banjir, kemarau, gempa atau gunung meletus. Penelitian menunjukkan bahwa bayi dan anak-anak adalah yang paling rentan kesehatannya selama keadaan darurat.

Faktanya :

  • Hampir 95% dari kematian bayi dan anak dalam keadaan darurat akibat diare karena air yang terkontaminasi dan lingkungan tidak sehat.
  • Penyajian susu formula adalah salah satu factor tertinggi dalam peningkatan penyakit dan kematian bayi karena minimnya air bersih untuk menyeduh susu, atau air bersih untuk menyuci botol susu sehingga dapat terkontaminasi dengan kuman serta minimnya alat, seperti kompor atau listrik untuk mensterilkan botol dan dot.
  • Menyusui menyelamatkan nyawa! ASI selalu bersih, tidak memerlukan bahan bakar, air, atau listrik, selalu tersedia, bahkan dalam keadaan yang paling menakutkan.
  • ASI mengandung antibodi yang melawan infeksi, termasuk diare dan infeksi saluran pernapasan umum di antara bayi dalam situasi darurat.
  • ASI memberikan bayi dengan gizi yang sempurna, termasuk jumlah yang tepat dari vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan normal.
  • Dengan Menyusui dapat menghasilkan oksitosin yang dapat mnegurangi kecemasan di kedua bayi dan ibu.
  • Ibu yang menyusui dapat menjaga bayi mereka hangat untuk mencegah hipotermia.
  • Asupan paling aman dalam keadaan darurat adalah ASI
  • Donor ASI adalah pilihan terbaik berikutnya.
  • Ibu menyusui yang sedang stres dapat terus memproduksiASI.
  • Ibu kurang gizi tetap dapat menghasilkan banyak ASI.
  • Ibu-ibu yang sudah berhenti menyusui saat keadaan benaca atau terpisah dengan anaknya tetap mungkin dapat memulai kembali menyusui atau “relaktasi”
  • Jika bayi (atau ibu) menjadi sakit, hal terbaik ibu dapat lakukan adalah untuk terus menyusui untuk memberikan bayinya dengan antibodi manusia yang melawan penyakit.

           Bagaiana jika seorang ibu yang terjebak dalai konsisi darurat, seperti banjir hanya dapat memakan makanan instan seperti mie? Jika dalai keadaan darurat yang sifatnya sementara, hal tersebut tidak akan berpengaruh banyak asal tetap banyak meminum air bersih.  Bagaimana jika di posko bencana tidak ada ruang menyusui, carilah tempat yang agak sepi, agar ibu dan bayi tetap tenang dan dapat menghasilkan ASI yang banyak.

Si kecil tidak mau menyusu, apa yang harus saya lakukan?

Si kecil tidak mau menyusu, apa yang harus saya lakukan?

Si kecil tidak mau menyusu, apa yang harus saya lakukan? Relaktasi segera!

Relaktasi adalah praktek menyusui kembali ke payudara setelah kurun waktu tertentu (dapat beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa bulan). Tidak menyusui atau menyusui secara parsial (mencampur pemberian ASI dengan susu formula atau makanan/minuman selain ASI).

Beberapa alasan atau faktor penyebab :

  1. Ibu harus di rawat di rumah sakit,
  2. Ibu sibuk bekerja,
  3. ASI mengering, atau ibu mengalami sakit yang sementara waktu di larang memberikan ASI pada bayi nya,
  4. Kesulitan saat menyusui karena mendapat tekanan dari lingkungan, minimnya pengetahuan orang tua tentang ASI, hingga berbagai mitostidak benar seputar menyusui,
  5. Kondisi payudara (datar, tenggelam, kecil, besar),
  6. Masalah payudara (bengkak, bendungan ASI, mastitis, abses),
  7. Nursing strike (bayi tiba-tiba mogok menyusu),
  8. Kondisi bayi (tounge tie dan lip tie)

Cara relaktasi

  1. Menyusui tiap 2 jam, keluar atau tidak keluar asi nya,
  2. Biarkan bayi menyusu kapan pun,
  3. Membiarkan bayi menghisap payudara (susui)selama 15-30 menit setiap kali menyusui,
  4. Perbanyak waktu bunda bersama sang bayi terutama saat malam hari karena akan meningkatkan produksi prolaktin; hormon yang akan memproduksi ASI,
  5. Gunakan alat suplementer yang nanti diberikan oleh klinik laktasi/koselor bunda, sesuai dengan jumlah dan aturan yang disarankan oleh dokter/konselor,
  6. Sufor pada suplementer akan dikurangi bertahap seiring peningkatan produksi ASI,
  7. Memproduksi ASI setelah cukup lama berhenti (2 bulan) memerlukan waktu cukup lama, bisa sampai 1-2 bulan hingga produksi ASI dapat banyak. Kabar baiknya, karena bayi masih muda kurang dari 3 bulan, kemungkinan keberhasilan cukup tinggi,
  8. Perhatikan BB bayi (minimal naik 800gram sebulan), frekuensi harian BAB (minimal 1 kali) dan BAK (minimal 6 kali sehari)sebagai patokan bayi mendapat nutrisi cukup.

Teknik relaktasi

  1. Dilakukan stimulasi pada payudara dan organ-organ produksi ASI dengan cara di pompa atau diperah dengan tangan,
  2. Mengajarkan kembali sang anak bagaimana cara menyusui di payudara dengan menggunakan alat laktasi

Kapan harus relaktasi

  1. Relaktasi lebih mudah jika bayi sangat muda (kurang dari 3 bulan). Dari pada bayi yang sudah berumur 6 bulan. Namun jika sudah ada niat berapa saja bisa dilakukan.
  2. Lebih mudah jika bayi baru saja berhenti menyusui dibandingkan dengan bayi yang sudah lama berhenti menyusui. Namun relaktasi dimungkinkan kapan saja bisa dilakukan.
  3. Perhatikan posisi dan perlekatan saat menyusui. Ini sangat pwnting karena kebanyakan penyebab nya adalah tidak tepat posisi saat menyusui.

Jangka waktu relaktasi

Durasi waktu setiap ibu menyusui berbeda-beda dan bervariasi. Tidak bisa menjadikan satu patokan jika ada satu ibu yang sukses relaktasi misal dengan jangka waktu 1 bulan sudah kembali menyusui. Karena semua itu bergantung pada keyakinan diri ibu, semakin percaya diri maka semakin cepat proses relaktasi berhasil.

Syarat relaktasi

Yaitu harus ada niat kuat dan dukungan semua pihak terutama pihak suami dan keluarga. Niatkan keras kepala untuk berhasil menyusui.

Bagaimana meyakinkan lingkungan

Yaitu dengan mengajak keluarga terutama suami untuk mengikuti kegiatan dan tahapan-tahapan proses relaktasi.

Tips berhasil relaktasidan cara untuk relaktasi menggunakan teknik induksi laktasi

  1. Sangat dianjurkan untuk sering melakukan kontak kulit dengan bayi (skin to skin contacy) pada saat bayi tidak menyusu antara lain dengan melakukan metode kanguru, dimana bayi selalu berada di dada ibu. Tidurlah bersama bayi pada siang hari maupun malam hari, dekap dan gendonglah bayi sesering mungkin. Sebisa mungkin seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan bayi dapat dikerjakan oleh ibu sendiri, baik memandikan bayi, mengganti popok, ataupun mengajak bayi bermain.
  2. Bila bayi mau menyusu; Susuilah bayi sesering mungkin setiap 1 jam, paling tidak 8-12 kali dalam 24 jam.
  • Gunakan ke-2 payudara, minimal 10-15 mrnit pada setiap payudara pada satu kesempatan menyusui.
  • Pastikan posisi dan perlekatan bayi pada payudara adalah benar.
  • Monitor asupan bayi cukup atau tidak dengan memantau buang air kecil bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari.
  • Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayi. Metode finger feding (memasukan jari tangan ibu yang bersih sampai menyentuh langit-langit mulut bayi) bisa digunakan untuk meningkatkan refleks menghisap bayi.
  • Pada awal kegiatan dibutuhkan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula, dengan menggunakan alat bantu berupa pemakaian pipa nasogastrik yang dihubungkan ke cangkir atau semprit, dimana satu sisi yang satu lagiditempelkan pada payudara. Ibu dapat mengontrol pengaliran cairan dengan menaikkan atau merendahkan cangkir atau semprit saaat bayi menyusu pada payudara ibu. Metode drip drop dengan menggunakan cangkir berisi suplemen atau dengan semprit yang diteteskan di payudara saat bayi menyusu merupakan salah satu metode yang sering digunakan, demikian pula dengan alat bantu laktasi lain seperti Lact-Aid Nursing Trainer System®(Lact-Id International) Suplemental Nursing System®(SNS Medela) juga dapat digunakan
  1. Bila bayi tidak mau menyusu:
  • Pastikan bayi dalam keadaan sehat
  • Tingkatkan kontak kulit dengan bayi, mumgkin dengan menggunakan metode kanguru
  • Lakukan pemijatan payudara lalu perah ASI selama 20-30 menit, 8-12 kali/hari.
  • Lebih sering memberikan payudara pada bayi walaupun bayi tidak mau menyusu dan gunakan alat bantu untuk memberikan suplemen, baik ASI donor ataupun susu formula.
  • Jangan menggunakan botol susu ataupun dot bayi
  • Monitor asupan bayi dengan memantau urin bayi, minimal 6 kali atau lebih dalam sehari.
  • Lakukan laktasi pada saat ibu dan bayi dalam keadaan tenang dan rileks. Jangan memaksa bayi untuk menyusu. Jika bayi menolak menyusu tentunya hal ini akan mengganggu proses relaktasi. Tunda hingga kondisi nyaman ibu dan bayi.
  • Tingkatkan konsumsi makanan ibu dengan diet yang sehat dan seimbang.

Penggunaan obat-obatan yang dapat membantu stimulasi produksi ASI (lactogogues/galactogogue) mungkin diperlukan bagi mereka yang tidak berhasil melakukan relaktasi ataupun induksi dengan panduan yang sudah dijelaskan di atas.

Monitor asupan bayi :

  1. Timbanglah bayi setiap minggu, minimal kenaikan berat badan berusia kurang dari 9 bulan adalah 125 gram/minggu atau 800 gram/bulan.
  2. Monitor urin dan feses bayi. Frekuensi urin 6 kali atau lebih dalam sehari. Dalam 4 minggu pertama, bayi mengeluarkan feses lembek cenderung cair warna kuning kecolkatan, beberapa kali dalam sehari. Selanjutnya frekuensi buang air besar akan berkurang sekali sehari sampai 7-10 hari sekali. Konsistensi dan warna feses akan berubah bila bayi telah mendapat makanan pendamping ASI.
  3. Bayi yang bangun setiap 2-3 jam, menyusu dengan lahap dan terlihat aktif aktif berinteraksi sosial sesuai dengan usianya, dapat menjadi panduan akan kecukupan asupan yang diterimanya.
  4. Jumlah suplemen yang dibutuhkan bayi dan pengurangan suplemen saat relaktasi atau induksi laktasi dilakukan.
  5. Timbanglah bayi dan berilah suplemen yang di rekomendasikan (ASI donor atau susu formula) 150 ml/kgBB/hari dengan alat bantu
  6. Bila produksi ASI meningkat, kurangi sebanyak 50 ml setiap beberapa hari dengan memantau berat badan bayi tiap minggu sesuai penjelasan di atas. Pengurangan dilakukan pada jumlah suplemen bukan pada kekentalannya. Pengurangan sejumlah 50 ml tersebut dapat dilakukan diantara beberapa kesempatan, misalnya kurangi pada 25 ml perkali atau kurangi 5 kal kesempatan menyusu dengan 10 ml perkali.
  7. Lanjutkan jumlah yang ada setelah pengurngan tersebut untuk beberapa hari.
  8. Bila bayi menunjukkan asupannya cukup (urin 6 kali atau lebih), tidak pekat atau bau, dan penambahan berat badan 125 gram atau lebih) kurangi lagi jumlah suplemen yang diberikan.
  9. Bila bayi menunjukan asupan kurang, pertahankan jumlah yang ada dalam 1 minggu lagi.
  10. Bila bayi tidak menunjukkan asupan yang kurang tambahkan lagi 50 ml dari jumlah suplemen terakhir yang telah diberikan.

Tips-tips untuk melakukan induksi laktasi

  1. Untuk wanita yang akan mengadopsi bayi disarankan untuk memijat payudara dan memerah setiap 3 jam dan sekali pada malam hari selama 10-15 menit setiap kali dalam 3-6 bulan sebelum bayi datang. Berbeda dengan wanita yang hamil dan melahirkan, ibu yang akan mengadopsi anak dan belum pernah hamil, tidak memiliki kesempatan mengalami 9 bulan perubahan hormonal tubuhnya dalam menyiapkan diri untuk laktasi, sehingga hisapan bayi atau pemerahan payudara sangat diperlukan dan mempertahankan laktasi.
  2. Sering kali obat-obat yang mengandung hormonal diperlukan untuk mengatasi misal domperidone. Tapi pemberian obat ini harus atas resep dan instruksi dokter laktasi.
  3. Pemerahan ASI dengan menggunakan 2 pompa listrik pada ke-2 payudara pada satu kesempatan sangat dianjurkan.
  4. Kesehatan dan kesejahteraan bayi adalah yang di utamakan. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai usia dan jenis kelamin bayi sesuai usia dan jenis kelamin harus dipantau secara teratur. Kunjungan teratur ke dokter anak harus dilakukan untuk pemantauan ini.
  5. Frekuensi dan lama menyusu bayi serta usia mulai diberikan makanan pendamping bayi adalah sama seperti bayi yang lain. Karena ibu yang mengadopsi bayi kemungkinan tidak dapat memproduksi cukup ASI, dukungan dan pendampingan ibu sangat dibutuhkan untuk keberhasilan induksi laktasi.
  6. Anjurkan ibu untuk menemui kelompok pendukung ASI yang ada di daerah tempat tinggal ibu atau bergabung di group Eping.

Rawat inap, haruskah?

Harus jika si bayi sama sekali atau berhenti menyusu atau tidak mau minum ASI. Dan dilihat dari kasus medisnya seperti ada nya tounge tie atau lip tie sehingga memerlukan pemantauan terhadap menyusuinya. Usaha relaktasi umumnya menghasilkan produksi ASI yang lebih banyak dari pada induksi laktasi. Payudara wanita yang mendapat pengaruh hormonal kehamilan, dan terutama wanita yang pernah menyusui, akan dapat memproduksi banyak ASI saat wanita tersebut melakukan relaktasi.

Percaya diri dan motivasi yang kuat adalah kunci utama keberhasilan program relaktasi maupun induksi laktasi. Percayalah bahwa ibu akan mampu memberikan yang terbaik untuk bayi.

Rutin menyusu pada ibu dan ibu rutin memerah ASI merupakan kunci keberhasilan menstimulasi produksi ASI, baik pada relaktasi maupun induksi laktasi.

Keberhasilan produksi ASI seberapapunjumlahnya, hendaknya dipandang sebagai karunia yang patut di syukuri.

(Ikatan Dokter Anak Indonesia)

Muncul Garis Dua di Testpack Disaat Berjuang Menyusui Eksklusif

Muncul Garis Dua di Testpack Disaat Berjuang Menyusui Eksklusif

Ssaat memasuki masa menyusui, para ibu sering sekali lupa akan masa subur nya. Sehingga sering kali kita temui kasus belum mendapatkan menstruasi. Di masa menyusui memang banyak sekali para ibu yang belum menstruasi bukan karena sudah menggunakan KB melainkan dari proses menyusui nya tersebut sehingga proses tersebut dinamakan KB Alami.

Mari kita bahas seputar KB selama proses menyusui berlangsung.. dan kb apakah yang aman untuk menyusui? Disini akan kami bahas mulai dari KB MAL dan KB yang aman untuk ibu menyusui. Mencegah kehamilan bisa dilakukan dengan alat kontrasepsi seperti pil KB, KB suntik, implan dan KB spiral. Namun ternyata ada metode kontrasepsi tanpa alat yang bisa mencegah kehamilan yaitu dengan KB alami.

KB alami bisa dijadikan opsi untuk mereka yang tidak mau tubuhnya dimasuki benda asing, tidak cocok menggunakan alat kontrasepsi atau takut dengan efek sampingnya.

Ada 3 cara untuk bisa mencegah kehamilan dengan KB alami :

  1. Tidak berhubungan seksual di masa ovulasi (masa subur)
  2. Memberikan ASI eksklusif
  3. Mengeluarkan penis sebelum ejakulasi

Selanjutnya kita akan membahas tentang KB MAL  atau disebut dengan metode amenore laktasi atau lactational amenorrhea method (LAM). Metode MAL adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya memberikan ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Bisa juga disebut dengan istilah metode keluarga berencana alami (KBA) atau natural planning, apabila tidak di kombinasikan dengan metode kontrasepsi lainnya.. Meskipun penelitian telah membuktikan bahwa menyusui dapat menekan kesuburan, namun banyak ibu hamil ketika menyusui. Oleh karena itu metode ini harus didampingi oleh metode kontrasepsi lainnya seperti metode barier (kondom, diafragma, spermisida), kontrasepsi hormonal (pil kb, suntik, IUD, implan).

Metode MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi, apabila :

  1. Menyusui secara penuh (full breast feeding), dengan efektifitas menyusui lebih dari 8x sehari
  2. Belum mendapat haid
  3. Umur bayi kurang dari 6 bulan

Adapun cara kerja metode MAL ini yaitu : Menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui hormon yang paling banyak berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui maka kadar prolaktin semakin meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen, sehingga terjadi ovulasi.

Efektifitas metode MAL

Efektifitas MAL ini sangat tinggi sekitar 98% apabila digunakan secara benar dan memenuhi persyaratan sebagai berikut

  1. Digunakan selama 6 bulan
  2. Belum mendapat haid pasca melahirkan
  3. Menyusui secara eksklusif

Manfaat metode MAL

  1. Efektifitas tinggi 98% apabila digunakan selama 6 bulan pertama setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui eksklusif
  2. Dapat segera dimulai setelah melahirkan
  3. Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat
  4. Tidak perlu pengawasan medis
  5. Tidak mengganggu saat berhubungan
  6. Mudah digunakan
  7. Hemat
  8. Tidak menimbulkan efek samping
  9. Tidak bertentangan dengan agama dan budaya

Manfaat dari segi bayi

  1. Mendapatkan kekebalan pasif
  2. Peningkatan gizi

  3. Mengurangi resiko penyakit
  4. Terhindar dari paparan terhadap kontaminasi air yang kurang bersih

Manfaat dari segi ibu

  1. Mengurangi perdarahan pasca melahirkan
  2. Membantu proses involusi uteri (pemulihan rahim kembali normal)
  3. Mengurangi reikso anemia
  4. Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi

Alat kontrasepsi untuk ibu menyusui tentu harus berfungsi untuk mencegah kehamilan, namun tidak boleh mempengaruhi produksi ASI. Beberapa alat kontrasepsi pada beberapa orang memang akan berpengaruh pada produksi ASI, dan akhirnya takut untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk program KB yang akan digunakannya.

Alat kontrasepsi untuk Ibu menyusui sebaiknya sudah dipikirkan sebelum ibu melahirkan, sehingga setelah akhir masa nifas Ibu menyusui sudah mempuyai pilihan metode KB yang akan digunakan. Pilihan pertama tentu adalah metode KB non hormonal, yaitu kondom, diafragma untuk wanita, IUD,, spermisida dan sterilisasi.

Semua pilihan metode kontrasepsi  yang bisa digunakan oleh ibu hamil, baik dalam bentuk suntik, implan, minum pil atau IUD, prinsipnya adalah harus yang hanya mengandung progestin. Ini karena kontrasepsi yang yang hanya mengandung progestin aman digunakan selama sedang masa menyusui. Sebaliknya, kontrasepsi dengan kombinasi progesteron-estrogen bukan;ah pilihan yang baik bagi Ibu menyusui, terutama dalam 6 bulan pertama, karena dapat menghambat produksi ASI.

Dibawah ini beberapa pilihan metode kontrasepsi untuk Ibu menyusui

  1. Pil KB Progestin

Konsekuensinya adalah jika terlambat minum, misalnya 3 jam dari jadwal minum atau satu hari terlewat, makan harus meminum pil sekaligus dengan yang terlupakan jam atau hari itu.

  1. Suntik KB progestin

Konsekuensinya adalah bila berhenti dari metode ini, mungkin tidak dapat segera melakukan program hamil karena mungkin tidak suburselama setahun atau lebih.

  1. Implan Hormonal

Konsekuensinya adalah dapat mengalami siklus haid tidak lancar atau flek, maupun perdarahan selama beberapa hari dalam sebulan.

  1. IUD (spiral)

Konsekuensinya adalah perlu mengontrol kondisi iud ke dokter 1-3 bulan setelah pemasangan untuk memastikan bahwa IUD masih ditempatnya. Selain itu, sebagian besarpengguna cenderung mengalami haid yang lebih sedikit atau berhenti sama sekali.

www.hamilbayi.com-kbterbaik

Donor ASI : Peran, Hak, dan Tanggung Jawab Ibu dan Keluarga dalam Pemenuhan Hak bayi Atas ASI Ekslusif

Donor ASI : Peran, Hak, dan Tanggung Jawab Ibu dan Keluarga dalam Pemenuhan Hak bayi Atas ASI Ekslusif

Menyusui memang bukanlah satu-satunya cara untuk menjadi ibu yang baik, tetapi dengan menuhi hak ASI pada buah hati merupakan salah satu kewajiban orang tua yang dijamin dalam berbagai peraturan dan undang-undang.

Untuk mendukung memenuhi hak bayi memperoleh ASI, melalui Peraturan Pemerintah no 33 Tahun 2012, Peraturan Menteri Kesehatan no 15 tahun 2014, dan UU no 36 Tahun 2009 pemerintah mewajibkan bagi setiap ibu yang melahirkan untuk memberikan ASI ekxklusif selama 6 bulan (kecuali atas indikasi medis yang ditetapkan dokter (atau tenaga medis yang tersedia)  dan/atau ibu meninggal atau terpisah dari Bayi)

Pada undang-undang dan peraturan yang sama pemerintah mewajibkan rumah sakit dan tenaga kesehatan untuk melakukan beberapa langkah yang diharapkan akan mempermudah upaya orangtua memenuhi hak ASI buah hatinya, antara lain:

  • Inisiasi Menyusui Dini (IMD) terhadap bayi yang baru lahir, kepada ibunya paling singkat selama 1 jam, jika tidak ada kontra indikasi medis
  • Menempatkan ibu dan bayi dalam 1 ruangan (rawat gabung/rooming in), jika tidak ada kontra indikasi medis
  • Memberikan informasi dan edukasi ASI Eksklusif kepada ibu dan/atau anggota keluarga dari bayi yang bersangkutan sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI Eksklusif selesai
  • Tidak memberikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya, kecuali atas indikasi medis, ibu tidak ada, atau ibu terpisah dari bayi;
  • Memberikan peragaan dan penjelasan tentang penggunaan dan penyajian susu formula bayi kepada ibu dan/atau keluarga, dalam hal pemberian ASI Eksklusif tidak memungkinkan sesuai indikasi medis, ibu tidak ada, atau ibu terpisah dari bayi
  • Tidak menerima dan/atau mempromosikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif
  • Menganjurkan menyusui sesuai permintaan Bayi;
  • Tidak memberi dot kepada Bayi;
  • Pemenuhan kebutuhan bayi atas air susu ibu, bagi ibu bekerja dan di sarana umum pun dijamin pemerintah melalui peraturan dan undang-undang yang sama, sebagai berikut:
  • Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus mendukung program ASI Eksklusif.
  • Ketentuan mengenai dukungan program ASI Eksklusif di tempatkerja dilaksanakan sesuai dengan peraturan perusahaan antara pengusaha dan pekerja/buruh, atau melalui perjanjian kerja bersama antara serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha.
  • Pengurus Tempat Kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan.

Untuk setiap orang yang menghalang-halangi pemberian ASI eksklusif secara sengaja pun pemerintah mengancamnya dengan hukuman kurangan dan denda. Dengan dukungan se-solid ini mari kita penuhi hak buah hati kita atas air susu ibunya.

Donor ASI

Dalam beberapa kondisi yang tidak mendukung, seperti ibu meninggal, ibu sakit parah atau mengalami infeksi herpes atau cacar dengan lesi di payudara, ibu berada dalam pengobatan kemoterapi atau obat-obatan lain yang membuat ibu tidak boleh menyusui, maupun beberapa indikasi medis bayi yang menyebabkan bayi memerlukan suplementasi air susu selain ASI ibu kandungnya, donor asi merupakan sebuah alternative yang mulai banyak dipilih.

Pemberian ASI donor bukanlah sesuatu yang tanpa resiko, sehingga resiko atas pilihan mempergunakan donor ASI harus sebaiknya diketahui dan dipelajari kedua orangtua sebelum akhirnya memilih opsi menerima donor asi.

  1. Resiko: ASI dari donor yang berpotensi menularkan penyakit

Ibu susu yang terinfeksi HIV, Hepatitis B, atau HTLV2  berpotensi menularkan penyakit tersebut kepada anak susuannya.

  1. Resiko: ASI yang terkontaminasi obat-obatan

Beberapa jenis obat-obatan yang dikonsumsi ibu susu dapat disekresikan melalui air susu ibu sehingga memberikan efek pada anak susuan.

  1. Resiko: ASI yang terkontaminasi kuman dalam proses pemerahan, maupun penyimpanan dan transportasi
  2. Resiko: Anak Susuan menikahi mahramnya

Bagi seorang muslim, persaudaraan yang timbul dari penyusuan merupakan mahram yang tidak boleh dinikahi. Konsultasikan dengan ahli agama mengenai batasan dan hubungan sepersusuan untuk mencegah masalah di kemudian hari.

يَحْرُمُ مِنَ الرَّضَاعَةِ مَا يَحْرُمُ مِنَ النَّسَبِ

Hal-hal dari hubungan persusuan diharamkan sebagaimana hal-hal tersebut diharamkan dari hubungan nasab.” (HR. Bukhari: 2645).

Selalu konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk memperoleh pemahaman yang komperhensif atas resiko dan keunggulan sebelum memilih menggunakan donor asi dibandingkan penggunaan susu formula.

Memilih Donor ASI(dikutip dari tulisan I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi, Satgas ASI IDAI)

Ibu yang ingin mendonorkan ASI harus melalui beberapa tahap penapisan, yaitu:

Penapisan I

  1. Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan
  2. Sehat dan tidak mempunyai kontra indikasi menyusui
  3. Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayinya dan memutuskan untuk

mendonasikan ASI atas dasar produksi yang berlebih

  1. Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir
  2. Tidak mengkonsumsi obat, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa mempengaruhi bayi. Obat/suplemen herbal harus dinilai kompatibilitasnya terhadap ASI
  3. Tidak ada riwayat menderita penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, atau HTLV2
  4. Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit, seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C (termasuk penderita hemofilia yang rutin menerima komponen darah), menggunakan obat ilegal, perokok, atau minum beralkohol

Penapisan II

  1. Harus menjalani skrining meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV (bila akan diberikan pada bayi prematur)
  2. Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan
  3. Setelah melalui tahapan penapisan, ASI harus diyakini bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan

Sebelum didonorkan, ASI harus melalui tahap sterilisasi dengan salah satu dari metode berikut:

Pasteurisasi Pretoria

  1. Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml kedalam wadah kaca (sisa selai) 450 ml.
  2. Tutup wadah kaca dan letakkan ke dalam panci aluminium 1 liter
  3. Tuangkan air mendidih 450ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panic
  4. Dapat diletakkan pemberat diatas wadah kaca, kemudian tunggu selama 30 menit
  5. Pindahkan susu, dinginkan, dan berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin

Flash Heating

  1. Tempatkan ASI sebanyak 50-150 ml kedalam wadah kaca 450 ml
  2. Wadah kaca ditutup sampai saat dilakukan flash heating
  3. Untuk melakukan flash heating, buka tutup wadah dan letakkan dalam 1 liter Hart Pot (pemanas susu)
  4. Tuangkan air 450 ml atau hingga permukaan air mencapai 2 cm dari bibir panic
  5. Didihkan air, bila telah timbul gelembung pindahkan wadah dengan cepat dari air dan sumber panas
  6. Dinginkan ASI, berikan kepada bayi atau simpan di lemari pendingin
Menyusui Anak Kembar (Gemelly)

Menyusui Anak Kembar (Gemelly)

Bayi kembar biasanya kembar dua, tetapi kadang-kadang mungkin lebih (multipel), yaitu kembar tiga (triplet) atau bahkan kembar empat (quadriplet). Bayi kembar mungkin berasal dari satu pembuahan (monozygote ) atau memang ada dua pembuahan (dizygote). Insidensi kelahiran bayi kembar terus meningkat hampir sebesar 65% sejak tahun 1980, dimana setiap tahunnya diperkirakan lahir 31,5 bayi kembar ganda dan 1,9 triplet per 1000 kelahiran hidup. Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan kelahiran bayi multipel. Penyebab utama adalah meningkatnya usia ibu hamil dan berkembangnya terapi untuk infertilitas dengan hormon pada ibu. Semakin tua seorang wanita maka kesempatan untuk mendapatkan kehamilan kembar menjadi dua kali lipat, sedangkan pada wanita yang menjalani terapi kesuburan risiko untuk mendapatkan kehamilan kembar menjadi sepuluh kali lipat. Pada praktek sehari-hari yang sering dijumpai adalah bayi kembar ganda (gemelli), oleh karena itu pembahasan akan lebih menitik beratkan pada penanganan bayi kembar ganda.

Banyak kalangan menyangka bahwa menyusui bayi kembar adalah sulit,  dan air susu ibu tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan dua, tiga atau lebih bayi. Dengan pengetahuan yang cukup, bantuan dari petugas medis, kesabaran ibu dan dukungan keluarga, semua bayi multipel dapat disusui dengan baik, secara eksklusif enam bulan dan berlangsung hingga dua tahun.

Persiapan menyusui bayi kembar harus dimulai sejak dini. Pengetahuan mengenai anatomi-fisiologi menyusui, konseling yang mantap, teknik menyusui yang benar, serta asupan nutrisi ibu yang baik dan cukup, sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui bayi kembar.

Melahirkan bayi kembar adalah anugerah yang luar biasa. Setiap pasangan yang begitu tahu bahwa mereka akan dianugerahi bayi kembar tentu bersuka cita luar biasa. Namun di balik euforia ini ada hal yang cukup mengusik hati saya yaitu beberapa pandangan bahwa bayi kembar tidak bisa ASI ekslusif 6 bulan dilanjut sampai 2 tahun. Benarkah itu? Perlu diketahui bersama bahwa ASI sifatnya supply ON demand di mana semakin banyak ASI yang dikeluarkan maka semakin banyak ASI yang akan di produksi kembali. Jadi mau kembar 2, triplet (kembar 3), atau multipel pasti akan selalu cukup.

Sebelum  membahas bagaimana manajemen ASI untuk bayi kembar, beberapa hal yang perlu diketahui dan diperhatikan saat tahu hamil kembar sehingga ibu dan keluarga mempersiapkan diri menghadapi kelahiran si kembar adalah dengan mengikuti konseling laktasi minimal 2 kali pertemuan. Di mana konseling ini bertujuan untuk menyampaikan hal-hal yang perlu diketahui keluarga, seperti :

  1. Kehamilan kembar beresiko melahirkan bayi prematur dan atau bblr
  2. Kelahiran bayi kembar sekarang ini lebih banyak melahirkan dengan operasi caesar untuk mengurangi resiko kelahiran pervaginam,
  3. Inisiasi menyusu dini (IMD) tetap dapat dikerjakan pada kedua bayi, meskipun mungkin akan lebih membutuhkan kesabaran
  4. Bayi mungkin akan lahir kecil
  5. Pada hari-hari pertama diperlukan usaha yang maksimal untuk menyusui kedua bayi
  6. Manfaat ASI dalam mencegah risiko infeksi, alergi dan penyakit kronis.
  7. Posisi dan pelekatan menyusui yang baik dan benar
  8. Berbagai posisi menyusui kedua bayi pada saat yang bersamaan
  9. Dukungan dari suami dan keluarga agar ibu tidak kelelahan
  10. Tumbuh kembang yang akan dihadapi oleh bayi kembar
  11. Asupan nutrisi yang cukup dan baik untuk ibu

Bagaimana cara menyusui anak kembar?

Menyusui adalah kegiatan alami mamalia, namun menyusui juga bukanlah hal yang mudah. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan menyusui baik faktor internal berupa kesiapan ibu baik ilmu dan mental maupun eksternal berupa lingkungan sekitar. Hal ini berlaku pula untuk bayi tunggal namun untuk bayi kembar kecemasan-kecemasan serta mitos yang berkembang sangat banyak seperti bayi kembar laki-laki akan selalu kelaparan, minumnya kuat atau seperti halnya nata dan sasa kembar laki-laki perempuan di mana lingkungan hanya boleh menyusui bayi laki-laki saja karena dianggap menyusui bayi perempuan akan meracuni bayi yang laki-laki.

Secara garis besar menyusui bayi kembar sama dengan bayi tunggal. Walau mungkin untuk masalah pelekatan (lacth on) menjadi double problem tapi tenang ini tidak sesulit yang dipikirkan kok. Susui bayi yang sudah pintar menyusu terlebih dahulu baru ajak saudaranya bergabung, ini akan memudahkan dalam pembelajaran pelekatan bayi.

Bayi kembar dapat disusui dengan salah satu dari ketiga model berikut yaitu secara simultan, atau terpisah sesuai kebutuhan masing-masing bayi, atau bergantian. Menyusui secara simultan lebih menghemat waktu dan memiliki keuntungan lain yaitu bayi yang lebih kuat hisapannya akan merangsang refleks aliran untuk kembarannya yang daya hisapnya lebih lemah. Masing-masing bayi tidak boleh memiliki payudara favorit, dalam artian harus saling bertukar payudara saat menyusu. Jadi bayi A saat menyusu sekarang dari payudara kiri , berikut dari payudara kanan dan sebaliknya. Hal ini untuk menjaga agar ke-2 payudara ibu mendapat stimulasi hisapan yang seimbang, sehingga asupan bayi dapat terpenuhi dan terhindar dari besar payudara yang asimetris. Dan juga akan mencegah mata bayi menjadi juling karena sering melihat ke satu sisi saja.

Tiga posisi menyusui yang biasa dipraktekkan saat bayi menyusu secara simultan yaitu:

  1. Double Football

Bayi dipegang seperti cara memegang bola disisi kanan dan kiri tubuh ibu. Tangan ibu menopang kepala bayi dengan badan bayi berbaring di bawah tangan ibu. Banyak ibu menggunakan cara ini sampai mereka benar-benar berpengalaman. Cara ini juga lebih mudah untuk mereka yang melahirkan caesar, karena menghindarikaki bayi mengenai luka jahitan ibu.

  1. Double Cradle

Bayi dipegang seperti menyusui bayi tunggal, dimana ke-2 badan bayi menyilang di atas perut ibu. Posisi ini biasa digunakan pada ibu yang sudah berpengalaman dan bayi dapat mengontrol kepalanya dengan baik.

  1. Kombinasi football dan cradle (Posisi sejajar)

Bayi pertama dipegang dengan cara football, sedangkan bayi yang lain dipegang dengan posisi cradle. Posisi ini biasa digunakan oleh ibu dengan bayi triplet atau lebih, sehingga bayi terbiasa dan mendapat asupan ASI yang cukup.

Ketiga posisi di atas dapat dengan mudah dipraktekkan, namun untuk pertama kali tetap membutuhkan pendampingan dari tenaga kesehatan. Lalu jika kelahiran bayi < 32minggu (very premature dan extremly premature) yang harus di rawat di NICU bagaimana menyusuinya?

Sebentar, tarik nafas dulu tenangkan diri dahulu. Mengapa? Ibu yang melahirkan premature bohong tidak stres. Siapa sih yang tidak stres ketika anak lahir harus dipasang selang dan kabel banyak sekali dan tiap hari ada saja diagnosa yang diberikan. Sementara pada masa ini keluarga terutama suami harus berperan, tanyakan ke dokter alat apa yang dipasang pada tubuh bayi, perkembangan bayi, dan yang utama kapan bayi bisa KMC dan diajarkan menyusu langsung.

Pada masa ini exclusive pumping (E-Ping) adalah solusi untuk tetap memberi ASI pada bayi. Bayi rata-rata menyusu 8-14 kali sehari. Oleh karena itu, tugas kita mengimitasinya, perahlah rutin per 2-3 jam atau 8x-12x sehari selama 10-20 menit pada masing-masing payudara. Jangan memerah dengan interval lebih dari 4 jam karena hal ini akan menurunkan produksi ASI. Perahlah dengan ikhlas dan jangan memikirkan hasilnya. Namun perlu diketahui pula minggu pertama kelahiran adalah masa krusial untuk membangun produksi ASI mama. Jadi saran saya mulailah menstimulasi payudara mulai 6 jam setelah proses kelahiran.

Bagaimana untuk manajemen ASI untuk ibu bekerja?

Tenang, ibu bekerja dan memiliki anak kembar tetap bisa ASI kok. Caranya

Mulai memerah dari awal kelahiran

Seperti yang saya sampaikan di atas bahwa minggu pertama sangat krusial untuk membangun produksi ASI. Tapi bayi saya seperti lintah menempel tidak maulepas-lepas bagaimana ini? Ya setiap bayi tunggal ataupun kembar pasti akan mengalami fase growth spurt dimana bayi akan membutuhkan ASI 2kali lipat dari kebutuhan biasanya dan biasanya akan lebih sering fasenya. Solusinya, tetap memerah cukup 5 menit masing-masing payudara  sebelum bayi menyusu fungsinya, agar produksi ASI tetap terjaga. Tenang mom, bayi tidak selamanya tandem kok, pasti ada masa jedanya walau hanya 5 menit.

Jangan malas untuk memerah pada dini hari

Saat dini hari, saat terngantuk adalah saat dimana prolaktin diproduksi besar-besaran. Dan yakinlah saat ini masa di mana produksi ASI sedang banyak-banyaknya.

Relax

Kunci utama menyusui adalah tenang, tidak ditarget. Karena jika ditarget justru produksi ASI semakin menyusut, percayalah.

Jika memungkinkan carilah ART atau bantuan keluarga

Fungsinya untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah agar ibu bisa fokus pada bayi selama masa cuti, bisa membantu menggendong ketika bayi mulai rewel, sehingga meminimalisir kelelahan dan tingkat stres ibu.

Minimal seminggu sebelum bekerja, bayi dan pengasuh sudah mulai simultan pemberian ASIP.

Beberapa bayi tidak langsung mau dan pintar meminum ASI menggunakan media. Karena itu semingu ini bisa digunakan untuk belajar bayi dan pengasuh. Ibu bisa tidur terpisah dengan bayi selama simulasi berlangsung. Setelah simulasi berakhir, kembali susui bayi melalui payudara ibu. Makanlah dengan gizi seimbang. Menyusui bayi kembar memanglah tidak mudah namun bukan hal mustahil. Baik IRT maupun WM semua dapat memberikan ASI kepada bayi kembarnya asal ada kemauan. Happy breastfeeding

 

Sumber :

https://www.facebook.com/notes/fatimah-berliana-monika-purba/menyusui-memberikan-asi-eksklusif-bayi-kembar-2-twin-kembar-3-triplet-bisa-by-fb/10203564980350983/

http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/menyusui-bayi-kembar

ASI Adalah Penawar Sakitku

ASI Adalah Penawar Sakitku

Rafa lahir tanggal 12 bulan Desember tahun 2014 lalu artinya selama 20 bulan aku sudah menjadi seorang ibu, merawatnya, mendidiknya dan selalu berusaha memberikannya yang terbaik termasuk dalam pemberian ASI yang merupakan hak bagi seluruh anak. Selama 20 bulan ini bukanlah hal yang mudah untuk kami lalui, apalagi Rafa adalah anak pertama.

Sebenarnya aku malu menceritakan sebuah kegagalan ini, namun aku pikir justru cerita ini mungkin bisa menjadi pelajaran terbaik untuk kedepannya dan bisa menjadi cambuk semangat bagi para pejuangASI. Rafa terlahir di Bidan yang kebetulan kurang Pro ASI, sehari setelah lahir Rafa langsung diresepi Susu Formula dan Asisten Bidan sendiri yang menyajikan 30 ml setiap 2 jam sekali. Aku dan suami yang waktu itu masih buta tentang ASI sama sekali tidak menolak, yang kami tahu bayi harus segera dikasih susu sebelum dia menangis kelaparan.

Setelah 3 hari ASIku keluar dan aku pikir bisa dengan mudah langsung menyusui Rafa sehingga dapat meninggalkan botol susu formula itu tapi ternyata dia sudah terlanjur tidak mau (yang sekarang aku tau itu namanya Bingung Puting). RAFA TIDAK MAU MENYUSU !!!! Huaaaaaaaaaaaa…. aku nangis kejer

Banyak wejangan yang aku dapat dari orang tua, sanak saudara yang terus memecut semangatku. Didampingi ibuku, aku terus berjuang untuk belajar menyusui, ternyata itu sangat sulit, begitu sakit, tertekan dan serba salah. Payudara yang sudah penuh sampai keras dan  bengkak itu mungkin ukurannya telah berubah menjadi 40B tetapi si bayi tidak mau menyusu, setiap disodori payudara dia langsung nangis kejer. Rasanya aku hampir putus asa dan yang aku lakukan kala itu adalah menangis bersimpuh dipangkuan ibu  memohon agar setiap sholat didoakan aku bisa menyusui Rafa.
Makin kesini sedikit banyak aku mulai membekali diri dengan membaca dari hasil browsing-browsing artikel di internet.  Aku mulai belajar memerah ASI hingga akhirnya Rafa bisa full ASIP tanpa susu formula. Hingga usianya 2 minggu dia belum juga bisa menyusu hanya mengandalkan ASI Perah, setiap kali belajar menyusu selalu pelekatannya salah alhasil putingku robek dan berdarah rasanya ngilu sekali tiap disusukan tapi aku bersikeras untuk tetap bisa menyusui Rafa langsung dari payudara. Perjuangan pasti akan membuahkan hasil, begitu juga dengan perjuanganku untuk menyusui Rafa. Dia berhasil menyusu dengan lancar, lihai dengan pelekatan yang bagus setelah berusia satu bulan. AKU BERHASIL 🙂

Semua terasa begitu indah.

Aku mulai kembali masuk kerja pertengahan bulan Februari 2015. Rasanya tidak sia-sia setiap kali melihat tumbuh kembangnya yang sangat luar biasa. Didampingi suami yang sangat peduli dan mengerti istrinya adalah pemberi semangat terbesarku untuk terus memerikan ASI sebagai nutrisi terbaik untuk Rafa. Enam bulan terlampaui dengan banyak lika-liku yang artinya Rafa telah lulus ASI Eksklusif (dengan catatan ditambah sufor diawal kelahirannya).

Kebahagian itu kemudian terasa direnggut saat Rafa berusia 6,5 bulan, tiba-tiba dia sakit muntah dan diare sampai akhirnya dehidrasi karena tak ada makanan apapun yang mampu masuk dan bertahan di lambungnya. Dokter memberikan surat jalan untuk opname karena Rafa sudah semakin dehidrasi dan lemas sehingga butuh cairan pengganti yang hanya bisa diberikan melalui selang infus. Melihat bayi sekecil itu ditusuk-tusuk jarum rasanya miris sekali, tidak tega melihat kesakitannya. Dokter mendiagnosa Rafa Disentri karena bakteri.

Di Rumah Sakit aku tetap memerah ASI dan memberikannya dalam keadaan segar tanpa didinginkan atau dibekukan sebelumnya. Saat Rafa malas menyusu aku memberikan ASI Perah itu. Pokoknya ASI harus masuk kelambungnya semakin banyak semakin baik menurutku karena dengan ASI itu akan membersihkan virus di usus dan lambungnya. Hari ke enam kondisi Rafa semakin baik, BABnya juga sudah mulai padat. Dia mulai ceria lagi dan akhirnya hari berikutnya diperbolehkan pulang.

Aku dan suami kemudian berpikir mengira-ira bagaimana rotavirus atau mungkin bakteri bisa masuk ke tubuh kecil Rafa. Mungkinkah karena dia sering memasukkan jari/mainan kemulut ? Mungkinkah gara-gara ASIP yang dia konsumsi kurang steril? Mengingat aku terpaksa pumping di toilet saat kerja. Dengan sangat terpaksa aku akhirnya membuang beberapa botol stok ASIP di freezer karena beranggapan jika ASI yang aku perah di toilet kantor tidak heigenis sehingga membuat Rafa diare. Membuang semua stok ASIP dan  kembali lagi dari nol untuk mengumpulkannya.

Seminggu setelah pulang dari RS tiba-tiba Rafa mendadak panas tinggi, temperature suhunya lebih dari 38o C dan itu berlangsung hingga 3 hari. Rafa terkena demam berdarag dan menjalani rawat inap sejak malam itu juga. Kami baru tahu ternyata untuk khasus DBD tidak memerlukan pemberian obat apapun, yang perlu dilakukan adalah menjaga cairan tubuh agar tidak sampai dehidrasi dan memberikan asupan makanan bergizi atau jika perlu diberikan vitamin/suplemen makanan.Seluruh makanan yang dipercaya dapat mempercepat meningkatkan kadar trombosit darah aku makan dengan harapan bisa diserap menjadi ASI dan Rafa bisa mendapatkan kasiatnya memalui ASI. Lagi-lagi aku yakin melalui ASI akan dapat menawarkan sakitnya enak. Semua itu demi kesembuhan Rafa.

Di hari ke 5 semenjak panas, Rafa jadi begitu kuat menyusu bahkan semalaman dia sama sekali tidak mau ditaruh dikasur maunya hanya dipangkuan ibunya sambil terus disusui. Pasti semua bisa mengerti bagaimana rasa capenya aku yang semalaman tidak bisa tidur sedikitpun karena si anak yang nempel terus. Pegal semua rasanya badan ini tapi aku tak pernah mengeluh, mendekapnya dan merasakan degup jantung dan irama nafas Rafa dipangkuanku bisa memberikan ketenangan sendiri padaku. Itu adalah pertanda dia masih bertahan melawan sakitnya dan yakin akan segera sembuh seperti sedia kala.

Paginya petugas lab kembali datang untuk mengambil sampel darah. Kira-kira pukul 11.00 siang  hasil lab sudah jadi dan hasilnya sangat mengejutkan karena trombositnya melejit naik menjadi diatas 100.000/mm3 dari 40.000/mm3. Aku langsung berpikir pasti ini karena Rafa minta ASI semalaman. Rasa syukur kembali terucap tak henti-hentinya. Setelah kembali ke keadaan normal akhirnya kami diperbolehkan membawa Rafa pulang. Total lama menginap di RS adalah 5 hari.

Semenjak itu aku selalu mensugesti diri bahwa ASIku akan memberikan imunitas yang kuat kepada Rafa. Aku berjanji akan menuntaskan kewajibanku untuk memberikan ASI sampai 2 tahun dan akan menyapihnya dengan cinta saat waktunya tiba.

Kisah inspiratif oleh :
Bunda Yenny Susanti

Dan Penolong itu Bernama Nashira

Dan Penolong itu Bernama Nashira

Kisah yang kutorehkan ini adalah kisahku sendiri. Kisah kegagalanku memberi ASI pada anak pertamaku dan di saat yang bersamaan efeknya terhadap psikologisku sendiri yang berawal dari Baby Blues Syndrome dan kemudian menjadi Post Partum Depression. Hingga akhirnya aku berjuang sendiri, mencari info sendiri mengenai bagaimana cara mengatasinya hingga akhirnya perlahan dapat menjadi ‘waras’ kembali hingga akhirnya Allah membantu pemulihan psikologisku dengan hadirnya anak keduaku. Saat usia kehamilan 3 bulan, aku konsulkan kehamilanku ke dr. Yudianto Budi Saroyo, Sp.OG. Saat itu, aku malah menangis karena merasa tidak diperhatikan abi. Oleh beliau aku dinasihati bahwa bayi dalam kandungan itu bisa mendengar dan merasakan apa yang ada di luar. Aku diminta berhenti mengeluh karena nanti bayinya yang akan stress.

Akhirnya abangpun lahir melalui caesar karena detak jantungnya kian melemah. Saat pertama kali abang lahir aku sudah kesulitan untuk menyusui abang. Selalu gagal dalam masa pelekatan. Sementara abang terus menangis. Belakangan barulah kutahu bahwa abang itu high palate. Langit langit mulutnya terlalu tinggi. Semua saran datang padaku sampai aku berpikir aku tidak sebodoh itu. Semua saran yang masuk malah membuatku jadi kurang percaya diri dan akhirnya sarkastis. Saat pulang ke rumah tantangan lain dimulai. Abang terus menerus menangis siang dan malam mungkin karena memang tidak bisa menyusu kala itu. Aku sudah ke konselor laktasi dan hasilnya tetap nihil. Abang masih tetap tidak bisa menyusu. Aku semakin stress. Mau curhat ke abi? Abinya lebih banyak tidak di rumahnya. Sementara di kanan kiriku banyak yang memberi mitos dan petuah petuah mengenai ASI. Kepala rasanya mau pecah dan akhirnya pelampiasannya aku kasar kepada orang, aku terlalu sinis dan nyinyir. Aku terus seperti itu sampai di puncaknya kala abang usia 1 bulan.

Dengan kondisi abang masih tidak bisa menyusu, terlalu sering menangis dan aku kurang tidur. Abi bangkrut kena tipu. Usahanya bangkrut. Luar biasa kala itu tidak terbayangkan stressnya bercampur aduk jadi satu. Aku marah pada abi, aku pukul abi, aku minta cerai sama abi dan kulakukan semua itu di depan abang yang menangis di usianya yang masih satu bulan. Kala itu mamaku langsung masuk dan bilang biar halim sama mama aja, GILA KAMU Kala itu semakin hari aku bukannya semakin sayang ke abang malah benci. Aku tidak  mau lagi urus abang sama sekali. Aku telantarkan abang. Bodo amat, kataku kala itu sampai mamaku pun bilang, kalau kamu nggak mau urus halim biar mama saja jadi ibunya.

Kala itupun abi tidak kerja sama sekali. Aku ambil alih menjadi tulang punggung dan abang dirawat abi di rumah. Lalu aku kembali ke agamaku, perlahan ke Tuhanku. Apa ada yang bimbing? Entahlah tapi aku desperate dan sajadah menjadi tempat terdamai untukku. Akhirnya perlahan aku waras lagi. Kujalani semuanya dengan perlahan tanpa mengeluh. Perlahan semua pun tampak bahwa tak ada yang perlu disesali dan diamarahkan. Singkat cerita abi pun dapat kerja lagi, semua perlahan kembali stabil lagi. Kecuali emosi abang.

Abang perlahan tumbuh dengan memiliki asma akibat kegagalanku memberi ASI. Setiap 2 minggu sekali, kami pasti ke dokter untuk mengatasi asma abang yang kambuh. Selain itu, Abang tumbuh dengan emosi yang kadang tidak terkendali. Dari kecil abang mudah sekali menangis dan marah. Semakin dewasa semakin terlihat tabiatnya. Ngeyel. Keras. Selain itu, abangpun tidak sedekat itu denganku jika dibandingkan dengan adiknya. Belakangan aku sudah bawa abang ke psikolog anak dan beliau pun tanya apa dulu aku depresi? Ya. Apa abang tidak ASI? Ya. Maka itulah alasannya kenapa abang memiliki tabiat seperti ini

Bicara dengan abi, aku mau mencoba memperbaiki. Dan aku terus memohon pada Allah bagaimana cara memperbaikinya. Allah menjawab dengan kehamilan Echa. Saat kehamilan echa, abi mencoba memperbaiki kesalahan masa lalu. Abi selalu ada untukku kapan pun dan dimana pun. Abi pindah kerja yang mudah meraihku di tempat kerja agar tidak terlalu lelah. Abi kabulkan semua yang kuidamkan. Singkat cerita kehamilan keduaku begitu damai. Hingga akhirnya Echa lahir. Saat Echa lahir, aku begitu ingin memberi ASI kepadanya agar pengalaman asma abang tidak terulang.

Saat awal aku memberi ASI kepada Echa yang kupikirkan hanya agar Echa tidak perlu menderita asma, karena berdasarkan artikel yang kubaca, ASI memiliki Immunoglobulin E yang juga sebagai anti alergi. Saat Echa masih di rumah sakit, aku meminta tolong kepada pihak rumah sakit untuk mendampingiku dengan konselor laktasi. Dan Alhamdulillah, aku berhasil menyusui. Saat berhasil menyusui Echa, entah kenapa aku merasa tenang sekali. Rilek, tidak ada ketakutan sama sekali. Aku merasa damai. Belakangan barulah kuketahui bahwa ASI keluar dipengaruhi hormon Oksitosin di dalam tubuh si ibu.

Menyusui Echa selain membawa kedamaian juga ternyata baik untuknya, baik untuk kesehatannya maupun untuk psikologisnya. Echa tumbuh dengan karakter yang beda jauh dengan kakaknya. Lebih tangguh. Tidak mudah menangis walaupun agak galak dan iseng ;P. Lebih tenang dan kalem. Lebih mudah mengalah dengan kakaknya. Di saat bersamaan, memiliki echa sebagai adik perlahan lahan membuat karakter abang berubah. Dari terlalu egosentris perlahan menjadi i must protect my sister. Emosi abangpun jauh lebih terkendali walau kadang satu sama lain masih suka bersaing dan bertengkar.

Kisah inspiratif oleh :
Bunda Yasmine H